Matarakyat24.com, Padang Panjang — Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Padang Panjang melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan pemeriksaan kesehatan hewan kurban secara menyeluruh. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban yang terdiri dari dokter hewan, paramedis veteriner, dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Tim ini bekerja secara resmi selama musim kurban, bertugas memastikan bahwa setiap hewan yang akan disembelih memenuhi syarat kesehatan dan syariat Islam.
Pemeriksaan kesehatan hewan kurban dibagi ke dalam dua tahap, yaitu pemeriksaan ante mortem (sebelum disembelih) dan post mortem (setelah penyembelihan). Pemeriksaan yang dilakukan pada Selasa (3/6) merupakan tahap ante mortem, yang dilakukan langsung di kandang-kandang atau tempat penjualan sapi.
Standar Pemeriksaan dan Kelayakan Syariat
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan pedoman dari Peraturan Menteri Pertanian, Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta standar kesehatan hewan dan kelayakan syariat. Hewan kurban dinyatakan layak jika memenuhi beberapa kriteria seperti:
-
Usia minimal dua tahun, dibuktikan melalui pemeriksaan gigi (pergantian atau kegoyahan gigi susu).
-
Kondisi sehat, tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit menular.
-
Fisik tidak cacat, dengan pengecekan pada bagian hidung, mulut, mata, telinga, kaki, bulu, testis, dan kelenjar limfa.
-
Tidak memiliki kutu atau luka, serta memiliki postur tubuh yang simetris dan aktif.

“Hewan kurban harus memenuhi syarat usia dan sehat secara fisik, serta tidak menunjukkan gejala penyakit menular. Yang paling utama adalah umur dan kesehatan,” ujar drh. Wahidin (3/6).
Pemeriksaan akan terus dilakukan hingga hari raya untuk memastikan semua hewan yang disembelih memenuhi standar kesehatan dan ketentuan agama.
Teladan Perawatan Hewan Kurban: Praktik Baik di Kandang Sapi Thawalib
Salah satu lokasi pemeriksaan hewan kurban yang dikunjungi berada di wilayah Kelurahan Ganting dan Sigando, yang merupakan wilayah kerja drh. Wahidin Beruh selaku Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, bersama petugas paramedis veteriner, Oki Rahman Alios. Tim pemeriksa melakukan pemeriksaan salah satunya di kandang milik Yayasan Thawalib Padang Panjang yang dikelola langsung oleh Refna Yunaldi, atau yang akrab disapa Pak Nal (3/6).

Menurut drh. Wahidin, kandang sapi tersebut bersih, tertata rapi, dan memenuhi standar pemeliharaan hewan kurban yang baik sesuai pedoman kesehatan dan syariat. Jenis sapi yang dipelihara meliputi sapi kampung, seperti sapi pesisir dan brahmana, serta sapi simmental. Berat daging sapi kampung rata-rata mencapai 110 kg, yang diperkirakan berasal dari berat hidup sekitar 200 kg. Sedangkan sapi simmental memiliki berat daging sekitar 180 kg, dengan estimasi berat hidup sekitar 320–330 kg.
Pakan yang diberikan terdiri dari rumput segar serta makanan tambahan berupa campuran konsentrat dan ampas tahu dalam jumlah seimbang. Konsentrat tersebut terdiri dari dedak, jagung giling, bungkil sawit, dan beberapa bahan lainnya. Setiap sapi menerima sekitar 2 kg pakan tambahan yang diberikan dua kali sehari.
Menariknya, setiap sapi diberi nama yang dituliskan di kandang masing-masing. Pak Nal menekankan pentingnya kasih sayang dalam pemeliharaan hewan. “Jika diberikan kasih sayang dengan tulus, sapi akan sehat dan tumbuh dengan baik,” ujarnya. Pernyataan ini didukung oleh drh. Wahidin, yang menambahkan bahwa perhatian dan perawatan yang baik dapat meningkatkan pertumbuhan berat badan sapi hingga 1–1,5 kg per hari.

Selain itu, seluruh sapi di kandang tersebut telah menjalani vaksinasi sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit menular, sesuai standar kesehatan hewan.
Praktik pemeliharaan yang baik di kandang Thawalib ini menjadi contoh nyata bahwa kombinasi perawatan teknis dan kasih sayang dapat menghasilkan hewan kurban yang sehat dan layak disembelih sesuai syariat. Hal ini sekaligus mengingatkan pentingnya peran peternak dalam menjaga kualitas hewan kurban demi kenyamanan dan keamanan masyarakat.