Ketua Terpilih GPA Jakarta Sesalkan Tuduhan Hoaks yang Dikaitkan pada Kapolda Metro Jaya soal Kasus BBM

Matarakyat24.com, Jakarta – Ketua terpilih Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah DKI Jakarta, Dedi Siregar, mengecam keras akun media sosial (medsos) TikTok @saridona4273, Berangkas Indo yang memuat konten tentang korupsi oplosan BBM Pertamina yang mengkaitkan narasi negatif terhadap Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto.

Diketahui, Oplosan BBM Ron90 pertalite dijual menjadi Ron92 Pertamax itu telah merugikan keuangan negara hingga Rp.193,7 triliun tahun 2023. Kapolda Metro Jaya dituding menerima uang pengamanan sebesar Rp.25 miliar setiap bulan.

“Kami sangat menyesalkan atas narasi tuduhan yang tak autentik dan opini negatif di arahkan kepada Kapolda Metro Jaya, Karyoto dalam kasus oplosan BBM Pertamina,” ujar Ketum PW GPA DKI Jakarta, Dedi Siregar dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (4/3/2025).

Kasus oplosan BBM Pertamina itu bersifat global seluruh Indonesia. Secara logika dan akal sehat ruang lingkup kinerja Kapolda Metro Jaya memberi rasa aman kepada masyarakat kepada warga jakarta dan wilayah hukum bagian Polda Metro Jaya.

“Dedi menjelaskan, kewenangan dan tugas Kapolda Metro Jaya terbatas, sementara kasus BBM oplosan itu gelobal dan mencakup seluruh wilayah Indonesia,” jelas Dedi.

Oleh sebab itu, Dedi menilai, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto tidak tahu menahu soal kasus oplosan BBM tersebut.

“Jangan ada pihak-pihak yang tak bertangung jawab mengait-kaitkan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto soal kasus oplosan BBM Pertamina. Sangat tidak mungkin beliau ikut andil persoalan BBM, karna ranah hukumnya dan tugasnya,” tegas Dedi.

Oleh karena itu, Kami menilai ini adalah penyebaran berita bohong (hoaks), dan ujaran kebencian.

Maka untuk itu, Ia meminta kepada masyarakat bijak menggunakan media sosial, cek terlebih dahulu info dan kebenaran faktanya sebelum di post di medsos,” terangnya.

“Dan kami juga meminta kepada akun-akun tersebut untuk mentakedwon postinganya,” tambah Dedi.

“Dedi melihat, isi konten itu diduga hanya ingin mengejar pamor rating fyp di tiktok agar viral dan jumlah pengikutnya tambah banyak,” pungkasnya. (ki/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *