Matarakyat24.com, Jakarta – Christina Aryani, S.E Anggota Komisi I DPR RI hadir webinar Literasi Digital yang digelar Kominfo RI via zoom meeting pada Sabtu, 23 Maret 2024.
Data Kominfo dalam kurun waktu 2018 sampai 2023 ada 1730 konten penipuan online yang berhasil dideteksi, berhasil ditake down dan kerugian akibat penipuan online selama 2017 sampai 2021 mencapai 18 ,7 triliun.
“Indonesia berada di peringkat ke 6 di dunia paling banyak penipuan dilakukan melalui telepon, selama tahun 2021 ada 15.000 lebih kasus kejahatan cyber yang diadukan ke polisi, di mana terbanyaknya adalah penipuan digital, ada 4.000 kasus”, ujar Aryani.
Christina Aryani juga melanjutkan ada 5 jenis penipuan diruang digital yaitu phishing, farming, sniffing, moneymule, dan social engineering.
“Sudah bisa terdeteksi jenis penipuan di ruang digital yang sering sekali terjadi adalah 5 ini. Ada phishing, ada farming, ada sniffing, moneymule, social engineering”, lanjut Aryani.
Hanafi Kurniawan (CFO at Stealth Start Up) juga sejalan dengan Aryani bahwa ada beberapa penipuan, jenis penipuan pertama sih yang teknis atau sintetik disebutnya biasanya ini si penipu akan mengakomodasi kelemahan teknis dari gadget biasanya lewat data pribadinya lewat virus.
Sekarang yang lebih banyak terjadi itu adalah social engineering, penipuan lewat sosial media biasanya digunakan untuk mendapatkan informasi pribadi. Informasi pribadi akan bisa digunakan oleh penipu untuk mengambil sejumlah uang, masuk ke dalam email-email atau social media bisa menyebarkan nama baik menyebarkan fitnah melakukan hal yang sebenarnya tidak patut dilakukan.
“Harus hati-hati ketika teman-teman mendapatkan sebuah tautan link mungkin di whatsapp, di email atau di sms dan sebagainya jangan langsung di klik harus dipastikan dulu pengirimnya siapa kemudian juga kalau formatnya apk hindari saja, sekarang sedang ramai penipuan lewat pengiriman file apk yang tidak jelas tersebut”, saran Hanafi.
