Bambang Sebut Literasi Digital Mampu Memecahkan Masalah Dalam Berkomunikasi

Matarakyat24.com, Jakarta – Hoax merupakan berita bohong yang tidak bersumber pada kebenaran. Hoax pada dasarnya adalah informasi yang tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hoax bukan sekedar menyesatkan, namun informasi dalam hoax juga tidak memiliki landasan faktual tetapi disajikan seolah-olah merupakan fakta dan kebenaran.
Hoax dalam kamus Oxford (2017) diartikan sebagai suatu bentuk penipuan yang bermaksud untuk membuat kekacauan. Hoax disebarkan tujuannya untuk bahan lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan pesaing, promosi dengan penipuan, dll.
“Tujuan orang membuat hoax adalah untuk membuat, membentuk dan menggiring opini publik. Terkadang juga, hoax digunakan untuk bersenang-senang sebagai lelucon.” Ujar Pangeran A. Nurdin Direktur Komunikasi Algoritma.
Hoax dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya perkembangan internet yang sangat pesat, ruang dan waktu internet tidak terbatas, media sosial menjadi ruang publik, kemudahan mengakses informasi.
Untuk menanggulangi hoax peran literasi digital sangatlah penting, karena dengan adanya literasi digital dapat membuat kita berpikir kritis, kreatif dan inovatif dalam menghadapi masalah yang sedang terjadi.
“Literasi digital juga mampu membantu dalam memecahkan masalah berkomunikasi”, Ujar Bambang.
Bambang Pamungkas Komisioner KPI DKI Jakarta juga menyatakan dampak berita hoax menyita waktu, tenaga, dan kuota; memicu perpecahan dan pertikaian; menurunkan reputasi pihak yang dirugikan; memberikan informasi yang salah kepada pembuat kebijaksanaan; dan menjadikan fakta tidaklagi bisa dipercaya.
Saluran penyebaran berita hoax antara lain sosial media (92,40%), aplikasi chatting(62%), situs web(34,,90%), televisi (8,70%), media cetak (5,0%), email (3,10%), dan radio (0%).
“Bukan regulasi tapi literasi adalah satu-satunya cara menghindari dan menghilangkan hoax”, tutup pangeran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *