WANITA BERLISAN CINTA

Khazanah

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

Berikut ini akan kita simak kisah seorang wanita yang berlisan cinta. Cintanya kepada Al -Quran membuatnya rela menukar kata-katanya hanya dengan kalam Allah yang mulia. Dia takut, kalaulah ia berbicara selain dengan bahasa Al-Quran, ia tidak dapat mengontrol kata-kata yang terlontar dari mulutnya. Baiklah, kita simak saja kisahnya! 

 

Abdullah bin Al-Mubarak berkata, “Pada waktu saya menunaikan ibadah haji ke Baitullah dan berziarah ke makam Rasulullah s.a.w., di tengah perjalanan saya bertemu dengan seorang Badui hitam. Ia tampak berbeda dengan kawan-kawan yang lainnya. Setelah saya dekati, ternyata ia seorang nenek (wanita tua), memakai selendang yang terbuat dari bulu dan mengenakan kerudung dari bahan yang sama. Saya berikan salam kepadanya, 

Assalamu‟alaikum warahmatullah wabarakatuh” “Salamun qawlan min rabbirrahim” jawabnya. “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya untukmu. Sedang apa Anda di sini?” tanyaku. 

Wa man yudhlillah fa la hadiya lahu.”4 Jawabnya. 

Aku paham, kalau begitu dia tersesat. 

“Hendak kemanakah Anda?”  

Subhanalladzi asra bi „abdihi lailan minal masjidil haram ilal masjidil aqsa.”5 

Aku mengerti bahwa ia telah melakukan ibadah haji dan hendak menuju ke Baitul Maqdis. 

“Sudah berapa hari Anda menempuh perjalanan ini?” tanyaku. 

“Sudah tiga hari tiga malam.” 

“Saya tidak melihat kamu membawa makanan atau minuman?” 

Huwa yuth’imuni wa yasqin”6  

“Dengan apa kamu mengambil wudhu?” 

Fa lam tajidu maan fa tayammamu sha‟idan thayyiban.”7 

“Aku bawa sedikit makanan, maukah Anda?” 

Fa athimush shiyam ilal lail.”8 

Artinya: “Siapa yang disesatkan Allah, maka tidak seorang pun yang bisa memberi petunjuk.” (QS.Al-A’raaf: 186) 

Artinya: “Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS.Al-Isra: 1)  6

 

Artinya : “Dia memberi makan dan minum kepadaku.” (QS.Asy-Syu’ara: 79). 

 

Artinya: “Maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci).” (QS.Al-Maidah: 6).  

 

“Sekarang kan bukan bulan Ramadhan?” 

Wa man tathawwa‟a khairan fa innallaha syakirun „alim.”  

Di perjalanan kan kita boleh berbuka?” 

Wa an tashumu khairul lakum in kuntum ta‟lamun.” 

Mengapa kamu selalu berkata dengan Al-Quran?” 

Ma yalfidzu min qawlin illa ladaihi raqibun atid.” 

“Manusia atau bukankah kamu?” 

Wa la taqfu ma laisa laka bihi ilmun innas sam‟a wal bashara wal fu‟ada kullun ulaika kana „anhu mas‟ula” 

“Maaf saya sudah keterlaluan. Berikanlah pesan buatku.” 

Wa ma taf‟alu min khairin ya‟lamhullahu.” 

Kemudian saya mendekatkan unta ke samping wanita itu. Dia berkata, 

Qul lil mu‟minin yaghuddu min absharihim.”  

Maka aku pejamkan mataku, dan kukatakan padanya, 

“Silakan naik.” 

Namun ketika ia hendak naik, tiba-tiba untaku menjingkrak mau lari sehingga ia hampir terpelanting, bahkan pakaiannya sobek terseret unta. 

Wa ma ashabakum min mushibah fa bima kasabat aidikum.” 

Kata wanita itu  

“Sabarlah, aku akan berusaha menjinakkan unta itu.” “Fa fahhamnaha Sulaiman.” Katanya. 

Setelah aku dapat menjinakkan untaku, aku katakan padanya, 

“Sekarang, silakan kamu naik lagi!” 

Subhanalladzi sakhkhara lana hadza wa ma kunna lahu muqrinin wa inna ila Rabbina lamunqalibun.” Ucapnya ketika ia mau naik kendaraan. 

 

Setelah semuanya beres, aku duduk di depan sambil memegang kendali, aku buat unta itu lari sekencang-kencangnya. 

Waqshid fi masyika waghdud min shautika.”katanya menegur. 

 

Kemudian aku buat untaku berjalan pelan-pelan. Di tengah perjalanan aku mengalunkan syair. Tiba-tiba wanita itu menegurku. “Faqrau ma tayasaara minal quran!” 

“Terimakasih. Kamu telah menunjukkan kepadaku suatu kebaikan.” 

Wa ma yadzdzkkaru illa ulul albab.” 

Ketika di suatu tempat, aku berjalan dengannya, dan aku bertanya, 

“Apakah Anda punya suami?” 

Ya ayyuhal ladzina amanu la tas-alu „an asya in tubda lakum tasu‟kum.” 

 

Mendengar ucapannya, aku terdiam, sampai kami menemukan bungkusan berisi makanan kering. 

“Apakah bungkusan itu milikmu?” 

Al malu wal banun zinatul hayatid dunya.” 

Aku paham bahwa ia ia punya anak, dan aku bertanya,  

“Bagaimana keadaan anakmu ketika kamu menunaikan ibadah 

haji?” 

Wa alamatin wa binnajmi hum yahtadun”23 

Aku paham kalau anak-anaknya sebagai pedagang. Kemudian aku ajak dia mendekat ke arah gubuk, dan aku bertanya, 

“Bersama siapa kamu di gubuk ini?” 

Wattakhazallahu Ibrahima khalila wa kallamahu Musa taklima. Ya Yahya, khudzil kitaba biquwwah.” 

 

Kemudian aku berseru, „Ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya!‟ Maka dengan seketika aku berada di tengah anak-anak, wajah mereka bagaikan bulan, dan tampaknya mereka ingin duduk bersamaku. Wanita tadi berkata, 

Fab‟atsu ahadakum biwariqikum hadzihi ilal Madinati fal yanzhur ayyuha azka tha‟aman fal ya‟tikum bi rizqin minhu.” 

 

Kemudian salah seorang di antara anak-anak itu pergi untuk membeli makanan itu padaku. Wanita itu pun berkata, 

Kulu wasyrabu hani-am bima aslaftum fil ayyyami khaliyah.” 

Makananmu itu haram bagiku sebelum kalian katakan siapa sebenarnya wanita itu.” Kataku pada mereka. 

“Dia adalah ibu kami, sejak 40 tahun ini ia tidak berbicara kecuali dengan bahasa Al-Quran. Menurunya ia takut omongannya banyak salah, yang dapat mengundang kutukan Allah.” Kata mereka dengan mantap. 

 

“Itulah anugerah Allah. Dia berikan anugerah-Nya itu pada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah itu adalah pemilik anugerah yang agung. Dan wanita itu pun merealisasikan anugerah-Nya dengan memelihara Al-Quran, karena kecintaannya sengat mendalam terhadap kalam Ilahi.” Kataku pada mereka. 

Semoga Allah melimpahkan kepada kita kecintaan kepada AlQuran, sehingga kita bisa memelihara, menghafalnya, dan berkatakata dengan Al-Quran. 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#Energi_Cinta

#Wanita_Berlisan_Cinta

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *