Oleh: Efriza | Pengamat Politik Citra Institute dan Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) Serang
Matarakyat24.com –Ini adalah bukti PDIP bekerja dengan keras, bekerja optimal mesin partainya. Sisi lain, memang faktor penerimaan masyarakat terhadap Rano sebagai orang Jakarta lewat si Doel.
PDIP bisa optimal. Sedangkan sisi lain, RK-SUSWONO tidak dapat menyentuh hati masyarakat dan juga adanya kasus blunder narasi janda yang menghina Rasulullah.
Warga Jakarta menunjukkan tingkat intelektual tinggi dan rasionalitas lebih dikedepankan dalam memilih, mereka lebih memilih pemimpin yang benar-benar bisa bekerja untuk masyarakat.
Dan, juga inilah gelombang protes masyarakat yang kecewa akan banyak hal Anies tak bisa lolos dalam pencalonan Pilkada Jakarta, juga karena penguasa berperan menggagalkan Anies di pencalonannya, sehingga endorse Anies ke pasangan Pramono-Rano dan kekecewaan masyarakat atas permainan kotor penguasa yang menyebabkan arus balik gelombang pemilih yang awalnya masyarakat simpatik memilih RK-Suswono berbalik menyeberang ke pasangan Pramono-Rano. Jadi endorse Prabowo dan Jokowi malah menebalkan kebencian masyarakat terhadap RK-Suswono.
Endorse pak Jokowi dan Prabowo memang tidak manjur malah menebalkan arus balik masyarakat enggan bersimpatik dan memilih RK-Suswono. Sebab, masyarakat juga turut menilai RK-Suswono tak bisa merebut simpatik masyarakat ditambah lagi dengan blunder Suswono.
Sehingga endorse Jokowi-Prabowo malah memungkinkan masyarakat ingin mewujudkan kemenangan satu putaran bagi Pramono-Rano, satu putaran masih menunggu hasil putusan dan pengumuman KPU. Jadi inilah buktinya nyata jika pemilih rasional dengan tingkat melek media sosial dan pendidikan tinggi dari Jakarta.(Red)
