Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
الٍَِّّي ََ آٌ َ ُِ ا وَتَػْ َئِ ََّ كُئُبُٓ ُ ًْ ةذِِ كْرِ اللٍّهِ ألَا ةذِِكْرِ اللٍّهِ تَػْ َئِ ََّ اىلُْيُ بُ 28
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28)
Di dalam kehidupan berpasangan, susah dan senang silih berganti. Senangnya terkadang merupakan kesenangan yang menipu, sedihnya merupakan kesengsaraan sementara. Begitulah dinamika kehidupan di alam fana ini. Hal itu sungguh berbeda dengan kehidupan sejati dan abadi di akhirat kelak. Barangsiapa senang, maka ia akan selamanya senang. Barangsiapa menderita, maka ia akan menderita selamanya.
Orang yang beriman yang benar-benar memahami hakikat kehidupan di dunia tidak akan pernah membiarkan dirinya tenggelam dalam kesenangan sehingga membuat lupa diri. Demikian pula saat mengalami kesedihan, maka ia tidak akan membiarkan dirinya tenggelam dalam keputus-asaan.
Orang beriman yang dirundung malang selalu kembali kepada Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah. Ia segera mengingat-Nya dan memanggil-Nya. Sebab ia tahu bahwa hanya dengan mengingat dan memanggil Allah sajalah hati akan memeroleh keten-teraman. Tidak ada tempat lain yang patut dijadikan muara pengaduan selain kepada Rabb, Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa kehidupan ini.
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28)
Setiap orang pasti pernah mengalami kondisi hidup yang mendatangkan kesedihan. Bahkan kadangkala bila ujian tersebut terasa begitu berat ia menjadi penderitaan yang menimbulkan kesedihan sangat mendalam.
Barangkala Anda kehilangan kekasih hati yang baru saja berpulang ke Rahmatullah. Atau, barangkali Anda baru saja bercerai dengan pasangan hidupmu. Atau, barangkali Anda divonis dokter mengidap penyakit berat. Atau, barangkali bisnis yang Anda jalankan tidak berjalan dengan baik. Apa pun keadaannya, yang jelas semua itu merupakan ujian Allah bagi beriman. Bila Anda lulus menghadapinya, maka derajat imanmu akan naik di sisi Allah. Ada doa yang diajarkan Rasulullah saat kita menderita kesedihan yang mendalam. Doa tersebut adalah,
اََوَلألَّ ٍُصْ ذملِ حْر حََْْلِِخَ شَمَأ أنِِْر
جُْكُُذَُ ،، فَلاَ لاَإ حلََُِ إ ِكَذلِا لأِىنَِْ جَْإِ لََ نَفْ ِسِ ظَرْفَثَ عَ ٍيْ ،
“Ya Allah, rahmat-Mu aku harapkan, janganlah Engkau serahkan segala urusanku kepada diriku sendiri walau sekejap mata. Dan perbaikilah segala urusankku. Tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau.” (HR. Abu Daud)
Dari doa tersebut sekurangnya ada beberapa pelajaran yang bisa Anda petik. Pertama, Nabi mengajarkan jika Anda menderita kesedihan yang mendalam agar hanya dan hanya mengharapkan rahmat (kasih sayang) Allah. Nabi mengajarkan agar Anda senantiasa kembali kepada Allah sebelum segala sesuatunya. Sebab betapapun keadaan yang Anda hadapi, tapi jika Anda masih dirahmati Allah berarti Anda masih dikategorikan sebagai orang yang beruntung.
Alangkah ruginya jika Anda berhasil meraih berbagai kesuksesan duniawi namun Anda jauh dari rahmat (kasih sayang) Allah. Alangkah tertipunya jika Anda berhasil mendapat simpati bahkan pujian orang banyak, tapi Allah tidak mencurahkan rahmat-Nya kepadamu.
Kedua, Nabi mengajarkan kepada kita untuk selalu bertawakal hanya kepada Allah semata dalam semua urusan dan situasi kehidupan. Jangan hendaknya Anda menyerahkan urusan dan persoalan kehidupan kepada dirimu sendiri atau kepada manusia lain. Sebab tidak ada manusia yang menguasai takdir hidup dirinya sendiri apalagi orang lain.
Hanya Allah, Zat Yang Maha Kuasa untuk mengubah hidup kita dari suatu keadaan kepada keadaan lainnya. Allah sajalah Yang Maha Kuasa untuk mengubah takdir seseorang. Oleh karenanya kita disuruh berdoa kepada Allah. Jika doa kita diperkenankan oleh Allah, maka sangat mungkin takdir kita berubah. Mohonlah kepada Allah agar segala urusanmu diperbaiki-Nya.
Ketiga, kita disuruh mengulang kembali ikrar Tauhid “Lâ Ilâha illallâh”. Sebab dengan kita mengulang kembali komitmen fundamental ini, maka Allah akan meman-dang kita sebagai seorang Mukmin yang memahami sepenuhnya ucapan dalam shalat kita yang berbunyi:
5 إيِاٍّكَ جَػْتُدُ وَإِياٍّكَ نصَْخَػِينُ
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah [1]: 5)
Hiburlah dirimu di kala sedih dengan jalan terbaik, yaitu mengikuti sunah Rasulullah. Biasakanlah Anda membaca doa yang Nabi ajarkan. Semoga dengan demikian Allah benarbenar akan mendatangkan ketenteraman bagimu. Mudahmudahan Allah akan memberi solusi terbaik saat Anda menghadapi berbagai ujian kehidupan dunia yang fana ini.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#21_Pesan_Alqur’an
#Ingatlah_Allah_Niscaya_Hatimu_Tentram