Matarakyat24.com, Jakarta – Salah satu masalah dari era digital di Indonesia salah satunya adalah hoax. Dimana masyarakat Indonesia rata rata menggunakan internets elama 8 jam dalam satu hari masyarakat menggunakan internet dalam mencari informasi.Banyak sekali berita tentang politik dan pemerintahan, dan tidak semuanya belum tentu benar. Sebanyak 80,1% masyarakat menggunakan internet untuk mencari informasi. Ujar Farah (Anggota Komisi I DPR RI) dala webinar Forum Diskusi Publik dengan tajuk “Pendidikan Karakter Pancasila dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan” pada Senin (11/9/2023).
Menurut data dari APJI kondisi literasi digital Indonesia saat ini berada pada angka 3,47 dari skala 5 dan artinya ini belum cukup baik. Dampak literasi digital yang belum baik akan sangat memicu hoax atau informasi yang tidak benar.
“Dalam sejarahnya wawasan kebangsaan Indonesia merupakan produk hasil perjuangan para pejuang pejuang kemerdekaan kita sebelum kemerdekaan”, lanjut Farah.
Terdapat 4 pilar kebangsaan, pertama Pancasila, UUD 1945, Bhineka tunggal Ika dan NKRI. 4 pilar kemerdekaan merupakan kendaraan yang menjadi tolak ukur prilaku dan sudut pandang bangsa Indonesia dan menjadi panduan hidup bernegara dengan memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah Saring sebelum sharing.
Dr. Nursodik Gunarjo, S.Sos., M.Si (Plt. Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) narasumber kedua pada webinar ini menyampaikan bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang sudah diberkahi dengan berbagai keberagaman. Bagi negara atau dasar negara namun Pancasila juga menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia.
“Kita berada pada era revolusi industri 4.0. bahan pada saat ini kita dituntut untuk bisa menginternalisasikan perubahan-perubahan yang terjadi. Perkembangan teknologi saat ini memudahkan kita dalam mengakses informasi dan juga mengakses budaya melalui internet. Hal ini juga memberikan pengaruh yang sangat signifikan cara pandang generasi muda khususnya dalam melihat kebangsaan dan jati diri nasional”, ucap Nursodik.
Senada dengannya, Bimo Nugroho (Deputi I Asian African Youth Government) juga memaparkan wawasan kebangsaan merupakan pemahaman mendalam terkait hakikat dan nilai-nilai negara serta cinta tanah air yang menjadi landasan bagi sikap dan tindakan warga negara dalam mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara.
Wawasan kebangsaan dipandang sebagai way of life atau merupakan kerangka pengetahuan yang mendorong terwujudnya tingkah laku dan digunakan sebagai acuan bagi seseorang untuk menghadapi dan Wawasan kebangsaan dipandang sebagai way of life atau merupakan kerangka pengetahuan yang mendorong terwujudnya tingkah laku dan digunakan sebagai acuan bagi seseorang untuk menghadapi dan mengnterpretasi lingkungannya.
Pada Juli 2018 lalu survei dilakukan oleh Tirto. ID terhadap 990 responden yang berusia 17 hingga 20 tahun untuk mengetahui pemahaman dan preferensi generasi z di Indonesia mengenai Pancasila riset menemukan bahwa hanya ada 33,74% dari total generasi z mampu menyebutkan teks dan menunjukkan lambang Pancasila dengan baik.
Lingkaran Survei Indonesia juga telah melakukan survei analisis Pancasila yang menunjukkan publik yang pro Pancasila menurun survei dilaksanakan di 34 provinsi dan menemukan bahwa dalam waktu 13 tahun publik yang pro Pancasila menurun 10%. Di sisi lain publik yang pro NKRI bersyariah mengalami kenaikan sebesar 9% selama 13 tahun. Pada 2005 angkanya mencapai 4,6% pada tahun 2010 mencapai 7,3% dan 2015 mencapai 9,8%.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter di antaranya melalui pendidikan karakter dalam aktivitas sehari-hari kemudian peran guru sebagai teladan serta menjadi contoh yang baik dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan dan perilaku mereka, pengembangan sikap kritis dengan mengajarkan siswa untuk berpikir kritis tentang nilai-nilai Pancasila dan keterlibat
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.