DAGANG ALA NABI, MEROKETLAH REZEKI

KHAZANAH

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

Ketika Nabi Mencium Tangan yang Melepuh 

Pada suatu ketika, Sa’ad bin Musa Al-Anshari menuturkan sebuah kisah bahwa pada waktu Rasulullah Saw. baru kembali dari perang Tabuk. Beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh. Kulitnya gosong, kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. 

“Kenapa tanganmu?” tanya Rasulullah. 

“Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tang-gunganku,” jawab Sa’ad. 

Rasulullah lalu memegang tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang tidak pernah disentuh api neraka.” Dalam riwayat lain, setelah mencium tangan pekerja, beliau bersaba, “Hadzihi yadun yuhibullahu wa Rasululuhu” inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasul-

Nya.” (HR. Ath-Thabari) 

Pertama kali mendapati hadis ini saya tertegun. Kisah ini sangat menyentuh sekali. Betapa tidak, Rasulullah pemimpin teragung di muka bumi ini mencium tangan legam seorang sahabatnya yang miskin. Bahkan, beliau memuji dan mendoakan tangan kasar itu agar tidak tersentuh api neraka. 

Subhânallâh! 

Dari kisah menakjubkan ini, ada sebuah pertanyaan yang terbersit di benak kita, “Apa hubungannya tangan seorang pekerja dengan surga?” dan “Mengapa Rasulullah begitu memuliakan tangan para pekerja, meskipun tangan mereka kasar, dekil dan hitam?” 

Perlakuan istimewa Rasulullah terhadap Sa’ad AlAnshari bukanlah tanpa tujuan dan makna. Menurut saya ada filosofi yang dalam dan sangat bermakna. Bukan main-main, Rasulullah mengatakan bahwa tangan Sa’ad yang melepuh karena bekerja keras sebagai tangan yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Luar biasa! 

Jika kita merenungi hadis ini secara jujur dan objektif cukup menyadarkan kaum Muslimin saat ini bahwa surga tidak melulu hanya diraih dari ibadah ritual semata. Apalagi ada stigma bahwa untuk mencapai surga kita harus memisahkan antara dunia dan akhirat. Lebih ekstrem lagi, kita harus meninggalkan dunia untuk meraih surga. Lah, kalau kita meninggalkan dunia, mau tinggal di mana?? Hehehe… 

Ada sebagian pemahaman salah kaprah dalam pemikiran sebagian umat Islam saat ini bahwa dunia menjauhkan dari akhirat. “Dunia merupakan akar kejahatan. Maka tinggalkanlah dunia!” demikianah slogan yang mereka kampanyekan dalam khotbah dan ceramah-ceramah mereka. 

Jamak diketahui, sampai detik ini, peradaban kaum Muslimin benar-benar terpuruk di mata dunia. Kita orangorang Muslim jauh ketinggalan dengan mereka orang-orang nonmuslim dari segala aspek kehidupan, baik itu persoalan ekonomi, sosial, budaya, bahkan ilmu pengetahuan, dan teknologi. 

Atas ketertinggalan ini ada sebagian orang yang resah dan bingung hendak berbuat apa. Melihat fenomena ini, ada sebagian orang yang mengambil keputusan bahwa secara akar ajaran Islam memang tidak menghendaki kemajuan, mereka merasa terhambat  kreativitasnya oleh ajaran-ajaran Islam. Ia pun lantas memutuskan untuk mengubah standar filosofis. Baginya apa-apa yang bersumber dari luar Islam itulah yang bagus, dan apa-apa yang berasal dari Islam itulah yang jelek. 

Ada lagi kelompok yang menganggap bahwa apa yang terjadi saat ini memang sudah berjalan sebagaimana mestinya, “Dunia memang diperuntuk-kan untuk orang kafir,” demikian jawaban mereka saat ditanya tentang ketertinggalan umat Islam. 

Kelompok yang terakhir ini menganggap dunia sebagai akar persoalan yang menjauhkan mereka dari kenikmatan ukhrawi yang mereka nanti-nantikan. Artinya, “Bagi yang menguasai dunia, maka  jangan harap akan memeroleh akhirat dan bagi yang menginginkan akhirat, maka lupakanlah dunia!” 

Dua pemikiran inilah yang mendominasi sudut MINDSET atau sudut pandang kaum Muslimin saat ini. Konsekuensi dari pemikiran ini tumbuh suburlah generasi Muslim yang lemah dari segala sisi, baik itu politik, sosial budaya, lebihlebih lagi segi ekonomi-nya. Sungguh memprihatinkan! 

Alih-alih malu dengan ketertinggalannya, mereka justru berbangga diri atas kekalahan yang mereka rasakan. Mereka seolah membatin dalam hati, “Sabar. Sabar. Sabar! Semua ini sementara. Tunggulah kelak pada saatnya nanti akan tiba waktunya di mana kita yang berbangga dengan seluruh kebahagiaan yang dihamparkan Allah di surga.” 

Mereka berpandangan bahwa posisinya yang ringkih secara ekonomi itu, sesungguhnya mereka akan semakin dekat dan semakin mudah dengan pintu-pintu surga. “Miskin. Miskin. Miskinlah engkau, maka akan sedikit sekali yang akan engkau pertang-gungjawabkan di hadapan Tuhan kelak di hari perhitungan. Sabar. Sabar. Sabar. Sabarlah engkau karena penderitaanmu di dunia ini sifatnya hanya sementara.” 

Ungkapan-ungkapan seperti inilah yang mereka ajarkan kepada anak-anak dan kerabat mereka. Jadilah generasi sesudahnya menjadi generasi yang lemah, pasrah, tidak memiliki daya saing, tidak kreatif, ketinggalan teknologi, miskin karya, miskin ilmu, tentunya diperburuk dengan miskin secara finansial dan ekonomi. Naûzu billâh… “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan anak cucu di belakangnya dalam keadaan lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan 

mereka…” (QS. An-Nisa [4]: 9) 

Ada banyak orang yang berkeyakinan bahwa dunia itu tidaklah penting. Yang paling penting itu akhirat! Nah, lantas pertanyaannya bagaimana cara meng-gapai akhirat tanpa melalui dunia terlebih dahulu. Padahal dunia dan akhirat itu sama pentingnya. Tidak dapat dipisah-pisahkan begitu saja. Dunia jalan menuju akhirat dan akhirat hasil dari usaha di dunia. 

Sekiranya Rasulullah tidak pernah memedulikan dunia, apa mau Rasululullah mau mencium tangan Sa’ad bin Musa Al-Anshari? Tentunya pujian dan sikap hormat beliau bukan subjektif, akan tetapi terkait pada penghargaan atas kerja kerasnya menafkahi keluarganya. Bahkan, kerja keras seseorang menafkahi anak dan istrinya termasuk sedekah paling utama dan bila mati ia termasuk pejuang sabilillah. Luar biasa! 

Rasulullah adalah teladan dalam segala bidang dan aspek kehidupan ini. Beliau adalah seorang pekerja yang rajin, tidak suka bermalas-malasan, kreatif. Pada usia belia 

beliau sudah bekerja mengembalakan kambing penduduk Mekah meskipun hanya dibayar beberapa biji kurma. 

Pada usia 12 tahun beliau sudah ikut berdagang bersama pamannya ke Syam. Sebuah ekspedisi perdagangan lintas negara yang membutuhkan fisik dan semangat yang kuat. Hampir 20 tahun lebih beliau menggeluti dunia bisnis bersama istrinya Khadijah. Demikian catatan sejarah seorang Nabi teragung yang tidak mengenyampingkan dunia. Justru dunia dipersiapkan untuk menopang dakwah di kemudian hari. 

Dalam kehidupan Rasulullah tidak ada istilah waktu kosong. Beliau orang yang paling sibuk bekerja. Sekalipun beliau seorang pemimpin yang memili kedudukan yang tinggi, beliau tetap melakukan pekerjaan sehari-hari. Beliau menambal sendiri jubahnya yang robek atau menjahit terompahnya yang putus talinya. 

Rasulullah Saw. adalah The Great Motivator bagi umatnya. Ada banyak hadis Nabi Saw. yang men-dorong umatnya untuk kreatif dan tidak bergantung kepada orang lain. Simaklah beberapa hadis beliau yang sangat populer: 

  • “Sesungguhnya Allah sangat senang jika salah seorang di antara kamu mengerjakan suatu pekerjaan yang dilakukannya dengan tekun dan bersungguh-sungguh.”  
  • “Barangsiapa yang di waktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya dengan tangannya sendiri, maka di waktu sore itulah ia terampuni dosanya.” (HR. Thabrani dan Baihaqi) 
  • “Sekiranya salah seorang di antara kamu meng-ambil tali, lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya lalu menjualnya, hal itu lebih baik baginya daripada memintaminta kepada orang lain, baik ia diberi atau ditolak.” (HR. Bukhari);
  • Nabi Saw. seringkali memuji Nabi Daud yang bekerja dengan jerih payahnya sendiri. 
  • Intinya, Rasulullah tidak pernah membeda-bedakan antara dunia dan akhirat. Beliau tidak pernah menyuruh kita untuk meninggalkan dunia. Justru beliau mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. “Bekerjalah engkau untuk duniamu, seolah-olah engkau akan hidup selamanya. Bekerjalah engkau untuk akhiratmu seolah-olah engkau mati esok harinya.” 

Ada hubungan yang tidak bisa dipisah-pisahkan antara dunia dan akhirat. Bahkan justru dunia merupakan jembatan menuju akhirat. Keindahan surga bukan dibangun di akhirat, namun dihias ketika kita masih berada di dunia ini. 

Orang yang melakukan shalat Duha misalnya, akan dibangunkan baginya istana megah di surga. Semakin banyak kebaikan di dunia ini, maka akan mem-perindah keindahan surga kelak. Kita tidak akan pernah bisa benarbenar tenang beribadah bila perut lapar atau ada anak-anak menangis karena kelaparan. 

Tentunya keindahan surga dihiasi dari pahala zakat, pahala sedekah, pahala ibadah haji dan umrah dan pahala lainnya. Sekiranya kita melupakan dunia dan kemakmuran finansial, maka sama artinya kita tidak mau memperindah surga yang akan kita tempati. Mencintai dunia bukan berarti melupakan akhirat. Justru mencintai dunia, karena dunialah yang akan membawanya meraih kenikmatan surga. 

Jika dengan kekayaan bisa banyak membantu orang lain yang kesusahan, maka itulah cara menghias surga. Jika dengan harta kita bisa memberangkatkan orang melakukan ibadah haji, maka itulah cara memperindah surga. Jika dengan bekerja kita bisa memeroleh kebahagiaan di dunia dan akhirat itulah yang tujuan dari doa yang diajarkan oleh Al-Qur`an: 

“Rabbanâ âtinâ fiddunyâ hasanah wa fil âkhirati hasanah waqinâ adzâbannâr. Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari azab api neraka.” 

 

9 dari 10 Pintu Rezeki Itu dari  Perdagangan 

Bukanlah sebuah kebetulan kalau Nabi Muhammad Saw. sebelum diangkat menjadi seorang rasul, Allah menentukan profesinya sebagai seorang pedagang. 

Pedagang merupakan ujung tombak  roda perekonomian. Tanpa ingin banyak berbasa-basi, mari kita telusuri betapa pentingnya peran perdagangan dalam Islam:  Al-Qur`an turun pada masyarakat yang maju tingkat perekonomian dan perdagangannya. 

  • Istilah yang paling banyak digunakan di dalam Al-Qur`an adalah istilah perdagangan dan ada pem-bahasan khusus tentang bagaimana transaksinya. 
  • Profesi yang dipuji Nabi Saw. adalah pedagang. 
  • Para sahabat yang paling besar jasanya pada masa awal dakwah terdiri atas para pedagang. 
  • Islam menyebar ke seluruh dunia lewat jalur perdagangan. 
  • Islam masuk ke Indonesia dibawa melalui pedagang dari Yaman dan Guzarat. 
  • Tema-tema perdagangan (babul-buyu’) menjadi pembahasan penting dalam kitab-kitab Fiqih klasik dan kontemporer. 
  • Cina menjadi negara maju juga karena perdagangan. 

Lengkaplah sudah bahwa perdagangan menempati peranan yang sangat penting dan menentukan. Intinya, jika Anda menginginkan pembuka password rezeki, maka mulailah berbisnis. Tidak salah sekitar 14 abad yang lalu Rasulullah Saw. sudah mewanti-wanti kita: “Hendaklah kamu berdagang, karena padanya 9/10 rezeki (90%).” (Ibrahim Al-Harwi) 

Hadis ini dapat dipahami bahwa Nabi Saw. seakan-akan mengatakan kepada kita, “Jika ingin kelimpahan rezeki, maka berdaganglah kalian, karena sembilan dari sepuluh rezeki ada pada perdagangan.” 

Barangkali ada yang protes, lah kalau semua berdagang siapa yang beli? Kalau semua orang kaya, siapa yang mau jadi orang orang miskinnya? Kalau semua pebisnis lantas siapa yang jadi pekerja dan karyawannya? Kalau semua profesinya sama, nggak adil dong dunia ini!” 

Kalau ada yang protes seperti ini, sudahlah! Nggak usah berdebat! Biar adil, biar yang nyeletuk saja kebagian miskinnya, hehehe… 

Inilah Peluang Terbesar Anda! 

Sebuah temuan yang mencengangkan sekaligus membuat kita patut berbangga sebagai orang Indonesia, pada tahun  2011 yang lalu untuk pertama kalinya GDP per kapita (nominal) Indonesia menem-bus angka $3,000. Dengan jumlah penduduk 240 juta,  Indonesia tidak bisa lagi dikatakan sebagai negara berkembang. 

Lebih dari itu, pencapaian Indonesia sudah sejajar seperti negara-negara maju lain di dunia seperti Cina, India, Brasil, Rusia. Apa istimemawanya angka GDP per kapita $3,000? 

Menilik pengalaman negara lain, $3,000 adalah angka batas suatu negara yang akan masuk jajaran negara-negara berpendapatan menengah. Ambil saja contoh, Korea Selatan. Begitu Korea Selatan mencapai level angka GDP per kapita $3,000, negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat secara terus-menerus selama 11 tahun. 

Saking “keramat”-nya angka $3,000 ini, Pemerintah Komunis Cina pada tahun 2002 mencanangkan target GDP per kapita 3,000 ini dicapai pada tahun 2020. Namun, apa yang terjadi? Cina mampu menembus angka psikologis itu pada tahun 2008-2009, dan setelah itu menikmati akselerasi pertumbuhan yang sangat fenomenal. 

Kembali ke Pemerintah Indonesia yang berhasil mencapai angka kemajuan yang fantastis ini, maka semenjak saat ini dan beberapa tahun berikut ke depan bisa dipastikan pertumbuhan ekonomi masya-rakat akan terus mengalami peningkatan yang sangat luar biasa. Masyarakat menengah ke atas akan memiliki daya beli yang sangat tinggi. 

Melihat fenomena ini kesempatan bagi Anda untuk memulai berbisnis, karena pasar yang semakin meluas, maka semakin terbuka kesempatan untuk meningkatkan omset Anda. 

Jika meningkatnya daya beli masyarakat ini tidak dibarengi oleh Peningkatan Sumber Daya Manusia-nya, maka tumpuan dan sasarannya hanya pada ekploitasi Sumber Daya Alam secara besar-besaran. Batu bara, minyak mentah, nikel, emas, tembaga, hasil hutan serta sumber daya alam lainnya akan habis tak tersisa bila terus-menerus digali dan diambil hasilnya. Konsekuensi sesudahnya akan terjadi bencana dan kerusakan alam yang tak bisa dihindarkan. 

Sekarang lihat saja maraknya perkembangan dunia teknologi saat ini! Jika dahulu orang masih meng-anggap handphone, smartphone, atau gadget sebagai alat komunikasi mahal yang hanya boleh dimiliki oleh orangorang tertentu, maka sekarang handphone bisa dimiliki oleh siapa pun, bahkan seorang pengemis atau pemulung sekalipun. 

Hal ini bukan sekadar didasari oleh faktor kebutuhan, akan tetapi life style. Orang cenderung berganti tipe atau merek handphone  terbaru didasarkan pada gaya hidup. 

Jika dulu mobil dianggap sebagai simbol kemewahan atau standardisasi untuk mengukur tingkat kesuk-sesan seseorang, maka saat ini mobil tidak lebih dari kebutuhan biasa yang bisa dimiliki oleh kalangan masyarakat menengah. Terlebih saat ini sudah ada program mobil murah untuk menyesuaikan daya beli masyarakat. Inilah fakta bahwa Indonesia sudah bergerak ke level negara maju. 

Apa yang membuat Cina semakin gencar men-ciptakan inovasi hingga imitasi produk-produk elektronik saat ini? Karena Cina paham betul bahwa perkembangan negaranegara berkembang yang bergerak ke arah peningkatan ekonomi negara maju pasti akan membutuhkan barangbarang elektronik terbaru. 

Lihat saja! Handphone, smartphone, gadget serta barang elektronik bermerek Cina lainnya menjamur dengan harga yang murah meriah. Cina tidak bersaing di level kualitas. Berbeda dengan produk Jepang atau Korea yang lebih mengandalkan kualitas ketimbang harga. Meskipun dengan kualitas barang yang sangat memprihatinkan, Cina tetap memasar-kan produknya. 

Dia bersaing di level harga sebagai solusinya bagi masyarakat kelas menengah ke bawah yang terpengaruh arus modern life style. Pada prinsipnya apa yang dilakukan Cina adalah menangkap peluang dan memenuhi gaya hidup. 

Tanpa pernah kita sadari, secara ekonomi, pikiran dan MINDSET dijajah dan diarahkan menjadi pola konsumtif. Kita disuruh untuk bekerja sekuat tenaga sedangkan hasilnya mereka tukarkan dengan ide-ide kreatif mereka.  

Kita tidak akan pernah bisa mengerti tentang teknologi selama kita hanya sibuk dan asyik menikmati hasil teknologi itu sendiri. Kita dimanjakan dengan kecanggihan teknologi yang membuat kita tidak pernah sadar untuk menguasainya. 

Nah, jika Anda mampu melihat fenomena ini sebagai sebuah peluang bisnis, maka Anda akan memuncul-kan ideide kreatif yang tentunya menghasilkan nilai finansial. Anda tidak akan lagi menjadi korban konsumsi atau korban iklan, akan tetapi justru menjadi penyuplai dari kebutuhan itu.  

Jika Anda sudah menyadari bahwa peningkatan ekonomi dan daya beli masyarakat yang semakin tinggi, maka Anda harus memanfaatkan hal itu. Lantas apa yang harus Anda lakukan melihat peluang besar ini?  

  • Anda harus menjadi penyuplai, bukan pemakai 
  • Anda harus menjadi produsen, bukan konsumen. 
  • Anda bukan sekadar menjadi pembeli, tapi menjadi penjual. 
  • Anda bukan sekadar menjadi pelanggan, tapi Anda harus menjadi pedagang.  

Jika siklus ekonomi ini terjadi, maka Anda akan tetap mempertahankan arus kebutuhan finansial Anda. Tapi jika yang sebaliknya? Anda hanya terfokus dan terpusat menjadi pekerja, maka sedikit demi sedikit Anda akan menjadi korban inflasi ekonomi. 

Sadarilah bahwa uang yang Anda tabung akan terus mengalami inflasi alias penurunan nilai. Taruhlah Anda mampu mengumpulkan Rp100 juta dalam 5 tahun bekerja. Maka dalam jangka 5 tahun berikutnya nilai 100 juta hanya akan bernilai 50 juta saja. 

Ini jika Anda memilih sebagai pekerja yang menggantungkan hidup Anda pada gaji semata. Sehingga hasilnya tidak pernah bisa cukup dalam memenuhi standarisasi hidup makmur. Maka cukup-lah, benarlah wasiat Nabi bahwa perdagangan adalah 9 pintu dari 10 pintu rezeki. 

Beginilah Nabi Mengajarkan Kita Berbisnis! 

Suatu ketika ada salah seorang sahabat yang mengeluh kepada Nabi tentang keuntungan per-dagangan mereka di Madinah.  

“Ya Rasulullah, keuntungan yang kami dapat kalah dari keuntungan yang didapat pedagang  Yahudi. Mereka mengurangi  takaran pada barang dagangan mereka. Dan mereka untung.  

“Lalu, bagaimana cara kalian berdagang?” 

“Kami tidak membohongi pembeli. Kami menjual dengan takaran yang pas, tidak dikurangi sedikitpun.” 

“Kalau begitu, cara berdagang kamu kurang bagus. Lebihkan takarannya.”  

Dan, tak sampai 2 (dua) tahun kemudian, pedagangpedagang muslim sudah menguasai pasar Madinah. 

Luar biasa bukan?  Metode atau strategi bisnis yang dianjurkan Nabi pada saat itu ribuan tahun lalu sebenarnya merupakan cara marketing yang kini sedang digemborgemborkan oleh para marketer modern, yaitu cara memberikan pelayanan melebihi ekspektasi pasar. 

Dengan cara ini, ada 2 efek positif, yaitu: 

  1. Timbul kepercayaan yang tinggi pada konsumen. 
  2. Konsumen yang merasa puas, memberikan publikasi dari mulut ke mulut.  Tak perlu diragu-kan lagi, iklan dari mulut ke mulut merupakan iklan yang paling efektif, 

karena yang menyam-paikannya adalah orang yang dikenalnya, dan orang orang tersebut memiliki pengalaman ter-hadap produk pilihanya,  dan yang lebih penting lagi masyarakat kita lebih percaya kepada review teman yang dikenalnya dari pada iklan produknya secara langsung, bagaimana?? Sangat efektif bukan?? 

Nah, lalu kira-kira strategi apa lagi  yang diterapkan Rasulullah agar menjadi businessman atau pedagang yang sukses dan berkah? 

Visi Misi Rasulullah dalam berdagang, yaitu: 

Bahwa transaksi bisnis sama sekali tidak ditujukan untuk memupuk kekayaan pribadi, namun justru untuk membangun kehormatan dan kemuliaan bisnis dengan etika yg tinggi. Adapun hasil yang didapat harus didistribusikan ke sebanyak mungkin umat.” 

Pada intinya kita berbisnis itu harusnya lebih mementingkan manfaat untuk orang banyak dulu,, setelah konsumen merasa atau mendapatkan manfaat yang di harapkan maka secara otomatis kita akan mendapatkan imbal baliknya yaitu keuntungan 

4 Tips marketing ala Rasulullah: 

  • Jujur adalah Brand 

Saat berdagang Nabi Muhammad SAW muda dikenal dengan julukan Al Amin yaitu yang terpercaya. Sikap ini tecermin saat dia berhubungan dengan customer maupun pemasoknya. 

Nabi Muhammad SAW mengambil stok barang dari Khadijah, konglomerat kaya yang akhirnya menjadi istrinya. Dia sangat jujur terhadap Khadijah. Dia pun jujur kepada pelanggan. Saat memasarkan barangnya dia menjelaskan semua keunggulan maupun kele-mahan barang yang dijualnya. Sehingga membuat konsumen puas kala itu, Bagi Rasulullah KEJUJURAN ADALAH BRAND-NYA. 

  • Mencintai Customer 

Dalam berdagang Rasulullah sangat mencintai customer seperti dia mencintai dirinya sendiri. Itu sebabnya dia melayani pelanggan dengan sepenuh hati. Bahkan, uniknya  beliau sangat tidak rela pelang-gan tertipu saat membeli.  

Sikap ini mengingatkan pada hadits yang beliau sampaikan, “Belum beriman seseorang sehingga dia mencintai saudaramu seperti mencintai dirimu sendiri.” Betapa penyayangnya Rasulullah ini. 

  • Penuhi Janji 

Nabi sejak dulu selalu berusaha memenuhi janji-janjinya.  Dalam dunia pemasaran, ini berarti Rasulullah selalu memberikan value  produknya seperti yang diiklankan atau dijanjikan. Dan untuk itu butuh upaya yang tidak kecil. Pernah suatu ketika Rasulullah marah saat ada pedagang mengurangi timbangan. Inilah kiat Nabi menjamin customer satisfaction (kepuasan pelanggan). 

  • Segmentasi ala Nabi 

Rasulullah Saw. pernah marah, saat melihat pedagang ingin berbuat curang, ia menyembunyikan jagung basah di sela-sela jagung kering. 

Pelajaran dari kisah itu adalah bahwa Nabi selalu mengajarkan agar kita memberikan good value atau kualitas dan mutu terbaik untuk barang yang akan kita jual. Sekaligus Rasulullah Saw. mengajarkan segmentasi: barang bagus dijual dengan harga bagus dan barang dengan kualitas lebih rendah dijual dengan harga yang lebih rendah. Sebagai pilihan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pembeli. 

Prinsip di atas menjiwai strategi berdagang dan berbisnis beliau. Berikut adalah teladan beliau sebagai seorang pedagang/penjual: 

  1. Tidak boleh berbohong dan menipu pembeli. 
  2. Carilah keuntungan yang wajar. Jika pembeli ber-tanya, sebutkan harga modalnya secara jujur.
  3. Kepada para pelanggan yang tidak mampu membayar kontan (tunai), berikanlah waktu untuk melunasinya. Bila dia betul-betul tidak mampu membayar setelah masa tenggat pengunduran itu, padahal dia telah berusaha, maka ikhlaskanlah walaupun berat yang penting berkah 
  4. Hindari sumpah yang berlebihan, apalagi sumpah palsu untuk mengelabui konsumen. 
  5. Lakukan transaksi jika telah ada kata sepakat antara penjual dan pembeli. 
  6. Lakukan penimbangan dan penakaran dengan benar dan boleh dilebihkan untuk bonus dan strategi promosi. 
  7. Camkan pada pembeli bahwa yang membayar di muka bahwa ia tidak boleh menjualnya sebelum barang tersebut benar-benar menjadi miliknya (terbayar lunas terlebih dahulu) 
  8. Jangan melakukan transaksi monopoli dalam perdagangan, berikan kesempatan yang lain untuk berdagang juga.  

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#7_Hukum_Kekayaan

#Dagang_Ala_Nabi_Meroketlah_Rezeki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *