Tumbangnya Dinasti Atut di Banten

Pista Nur Suhartati | Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, UNPAM PSDKU Serang/Ist
Pista Nur Suhartati | Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, UNPAM PSDKU Serang/Ist

Oleh : Pista Nur Suhartati | Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, UNPAM PSDKU Serang

Matarakyat24.com –Tertangkapnya Ratu Atut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berimbas pada tumbangnya dinasti politik keluarga Atut di Banten. Keluarga Atut pernah mengalami masa kejayaan dan  meraih kemenangan  dalam pemilihan kepala daerah tahun 2015 di Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kota Tangerang Selatan dan pemilihan gubernur Banten tahun 2017.

Rendahnya partisipasi politik masyarakat di Banten pada pilkada tahun 2015 dan 2017 di yang berada di bawah 65 persen.

Artikel ini menganalisis penyebab bertahannya dinasti politik keluarga Atut di Banten dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Dinasti politik keluarga Atut berbentuk Octopussy Dynasty dengan pemanfaatan jaringan kuasa yang telah dibangun oleh Tubagus Chasan Sochib, ayah Atut.

Mereka diantaranya adalah Airin Rachmi Diany (adik ipar) dilevel Provinsi, Ratu Ria Maryana (adik tiri) dilevel Kota Serang, Andika Hazrumy (anak) dilevel Kabupaten Serang dan Pilar Saga Ichsan (keponakan) dilevel Tanggerang Selatan. Merujuk pada hasil rekapitulasi KPU Provinsi Banten banyak pasangan yang bersanding dengan Dinasti Atut justru menelan kekalahan.

Data yang diperlukan dikumpulkan melalui penelitian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan keluarga Atut dalam mempertahankan dinasti politik di Banten tidak hanya karena bentuk dan akar dinasti politik yang kuat, tetapi juga karena strategi politik yang dijalankan oleh keluarga Atut.

 

Kolase Foto Dinasti Politik Keluarga Atut/Ist
Kolase Foto Dinasti Politik Keluarga Atut/Ist

Pasangan Airin-Ade
Merujuk pada hasil Rekapitulasi KPU tingkat Provinsi Banten, pasangan nomor urut 01 Airin-Ade mendapatkan jumlah total suara 2.449.183 sedangkan pasangan nomor urut 02 Andra-Dimyati mendapatkan jumlah total suara 3.102.501.

Dengan hasil tersebut pasangan Andra-Dimyati dinyatakan sebagai pemenang pada pemilihan Gubernur Provinsi Banten.

Kekalahan Airin-Ade pada pilkada 2024 ini menjadi pukulan telak bagi keluarga Atut karena sebelum hari pencoblosan tingkat elektabilitas Airin mencapai 77,3%, dimana menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI) tingkat elektabilitas Airin mencapai 77,3% dan sangat unggul jauh dibandingkan dengan Andra Soni namun pada kenyataannya angka survei tersebut menjadi anomali pada hari pencoblosan dimana masyarakat Banten justru lebih banyak yang memilih pasangan Andra Soni-Dimyati dibandingkan pasangan Airin-Ade.

Kekalahan ini harus menjadi evaluasi Tim Pemenangan Airin karena mungkin ada beberapa mesin partai yang tidak bekerja secara maksimal, tentu kekalahan Airin pada Pilkada 2024 ini membawa angin segar khususnya masyarakat banten karena Banten tidak lagi dikuasi oleh Dinasti Atut.

Pasangan Ratu Ria-Badri
Kekalahan Dinasti Atut juga tidak cuman terjadi pada level Provinsi, namun pada tingkat Pemilihan Walikota Serang pun pasangan Ratu Ria-Badri harus menelan pil pahit kekalahan melawan pasangan Budi-Agis dimana menurut hasil Rekapitulasi Suara KPU pasangan Budi-Agis menjadi calon pemenang dengan perolehan suara terbanyak sebesar 212.262 disusul urutan ke dua pasangan Ratu Ria-Badri yang memperoleh suara sebanyak 78.607 dan urutan ketiga ditempati pasangan Syafrudin-Heriyanto yang memperoleh suara sebanyak 61.446.

Dengan hasil tersebut pasangan Budi-Agis dinyatakan sebagai pemenang pada Pemilihan Walikota Serang 2024-2029, kekalahan Ratu Ria-Badri tentu menjadi pukulan telak bagi Dinasti Atut karena pengaruh Keluarga Atut sudah tidak lagi diperhitungkan oleh masyarakat Kota Serang karena masyarakat Kota Serang mungkin ingin terlepas dari pengaruh Keluarga Atut

Pasangan Andika-Nanang
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara KPU Kabupaten Serang, pasangan Andika Hazrumy-Nanang Supriatna harus mengakui keunggulan pasangan Ratu Zakiyah-Najib Hamas pada Pemilihan Bupati Serang 2024, kekalahan Andika-Nanang memang cukup membuat banyak masyarakat terkejut termasuk penulis, dikarenakan Andika mempunyai tingkat elektabilitas yang cukup tinggi dimana menurut Pandawa Research tingkat elektabilitas Andika mencapai 82,1 persen, selain angka elektabilitas yang sangat tinggi Andika juga mantan Wakil Gubernur Banten periode 2017-2022 sehingga masyarakat sudah sangat mengenal sosok Andika.

Namun pada hari pencoblosan nampaknya angka elektabilitas yang sangat tinggi tidak cukup membawa pasangan Andika-Nanang memenangkan Pemilihan Bupati Serang, nampaknya masyarakat lebih tertarik untuk memilih pasangan Ratu Zakiyah-Najib Hamas yang notabennya tidak terkait dengan Dinasti Atut.

Kekalahan Andika-Nanang juga membuka mata kita semua bahwa kekuatan Politik Dinasti Atut sudah mulai pudar dan ini menjadi titik balik dimana pada akhirnya Banten bisa lepas dari pengaruh Keluarga Atut.

Kesadaran Masyarakat Banten
Selain karena mesin partai yang tidak bekerja secara maksimal nampaknya masyarakat Banten sudah mulai sadar akan dampak buruk jika kekuatan Politik Dinasti Atut terus berlanjut, dimana selama ini Dinasti Atut sudah cukup lama menguasi peta politik di Banten. Masyarakat nampaknya menginginkan sebuah perubahan besar dimana Banten tidak harus selalu dikuasi oleh satu keluarga saja.

Besar harapan Penulis agar masyarakat Banten terus mengawal kepala-kepala daerah yang sudah terpilih pada Pilkada 2024 ini, agar seluruh janji-janji kampanye yang telah disampaikan bisa terlaksana dengan baik.(***)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *