Oleh :
Muhamad Ilham Ruchiyat(Mahasiswa Pasca Sarjana UNISBA)
Masa muda merupakan fase dimana para generasi muda memiliki fisik yang kuat, pengetahuan yang baru, inovatif dan juga memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi. Oleh karena itu, memang wajar jika banyak dari para generasi muda yang ikut organisasi, apapun itu. Namun, pernahkah kalian terpikir alasan masuk organisasi karena apa? Atau cuman gaya-gayaan saja?
Kebanyakan dari kita berpikir bahwa masuk organisasi itu ingin menambah ilmu dan pengalaman saja, dan alasan tersebut merupakan alasan yang lumrah dijumpai di kalangan anggota atau kader baru. Perlu diketahui juga, setiap organisasi itu memiliki corak perbedaan tersendiri, dan karena perbedaan itulah yang menjadikan organisasi tersebut unik atau khas.
Mengikuti organisasi, perkumpulan, atau himpunan sekalipun, tentunya perlu dilandaskan pada tujuan mengapa kita harus masuk atau mengikuti organisasi tersebut. Karena, dalam berproses untuk menjadi pribadi yang lebih baik atau menjadi insan yang paripurna, tentu harus memiliki tujuan sebagai landasan dalam berproses.
Terkadang kerap juga kita menjumpai anggota atau kader yang memang bagaikan air laut yang ketika berorganisasi itu mengalami pasang surut. Memang hal tersebut merupakan hal yang wajar, karena rasa semangat merupakan bagian integral dari perasaan, yang bahkan bisa mencapai titik nadir (terendah).
Oleh karena itu, guna mengatasi problematika tersebut, maka jawabannya satu, yaitu kembali kepada kesadaran anggota atau kader itu sendiri. Mengapa? Karena tentu agar bisa berubah ke arah yang lebih baik, tentu harus memiliki kesadaran yang baik pula. Sebab, jika tidak memiliki kesadaran yang baik, maka dalam berdinamika ataupun berproses ketika berorganisasi itu akan tidak maksimal.
Memang hal tersebut bukanlah hal yang mudah, akan tetapi yang bisa merubah diri kita yaitu diri kita sendiri, bukan karena sering menonton video motivasi, atau disemangati oleh orang terdekat. Sebab, hal yang paling menghambat dalam berproses yaitu pola pikir yang keliru dalam diri.
Ketika diri sendiri memiliki pola pikir “ah, sepertinya bakal susah”, atau bisa seperti “sepertinya aku tidak akan bisa”, maka akan sudah jelas akan susah atau bahkan tidak akan bisa mendapatkan hasil terbaik seperti yang kita inginkan. Terlebih lagi, agar kesadaran dalam diri anggota atau kader itu terpacu atau terbangun kembali, maka jadikanlah tujuan sebagai acuan dalam berproses di organisasi atau himpunan alias kembali menuju khittah (garis besar perjuangan).
*Mahasiswa Pasca Sarjana UNISBA*