KERUGIAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Ekonomi

Oleh : Syaiful Anwar

 

Di samping manfaat pembangunan ekonomi, terdapat pula kerugian-kerugian dari pembangunan ekonomi. Permasalahan dalam pembangunan ekonomi sangatlah kompleks dan multidimensional, oleh karena itu pembangunan ekonomi selalu berkaitan dengan aspek lain. Setiap negara dalam menjalankan pembangunan ekonomi pasti akan mengalami berbagai hambatan- hambatan atau rintangan-rintangan dimana antara negara satu dengan negara lain sudah barang tentu sangat berbeda. Kerugian- kerugian yang harus ditangung negara dan masyarakat akibat pembangunan tidaklah sedikit.

Kerugian ini dapat secara materi atau nonmateri. Secara materi kerugian akibat pembangunan ekonomi dapat diperhitungkan sebagai biaya, namun kerugian nonmateri ini sangat sulit untuk diperhitungkan sebagai biaya. Kedua kerugian tersebut dapat digolongkan sebagai biaya sosial atau social cost yang harus ditangggung oleh Pemerintah maupun masyarakat. Ada beberapa kerugian yang ditimbulkan akibat pembangunan ekonomi ini seperti :

  1. Pencemaran lingkungan

Pembangunan sektor industri dan pembangunan ekonomi seringkali disamakan di negara-negara berkembang. Gagasan ini masuk akal karena negara-negara berkembang perlu mengembangkan sektor industrinya untuk menjadi negara maju. Kesan ini didorong oleh kondisi negara-negara Eropa yang sebenarnya merupakan negara industri dengan sektor industri yang berkembang pesat. Lingkungan hidup terkena dampak langsung dari pertumbuhan industri. Sebenarnya, kekayaan sumber daya alam melimpah di negara-negara berkembang memanfaatkan keadaan ini dengan memikat investasi asing. Industri merupakan sumber masukan yang penting bagi negara-negara berkembang, sehingga selama tujuan ini tercapai, faktor-faktor lain—seperti kerugian akibat polusi dari limbah industri—tidak terlalu diperhatikan. perusakan hutan, dll.

  1. Memburuknya sistem nilai sosial budaya

Pembangunan memerlukan kebebasan dan keterbukaan untuk mengasimilasi nilai-nilai yang berbeda dalam suatu komunitas. Nilai-nilai budaya lokal dan nilai-nilai sosial budaya semakin saling berinteraksi seiring dengan semakin terbukanya hubungan dengan dunia luar. Karena nilai-nilai sosial budaya yang berasal dari luar negeri tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat, maka pergeseran ini sering terjadi dan menimbulkan tantangan tersendiri di masyarakat. Oleh karena itu, konflik muncul dalam keadaan seperti itu. Misalnya, cara hidup masyarakat kapitalis bercirikan materialisme dan individualitas. Orang-orang ini merasa cara hidup mereka normal, namun orang-orang di negara-negara berkembang pasti akan menganggapnya tidak normal dan tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya mereka.

  1. Meningkatnya ketimpangan di sejumlah bidang

Model pembangunan optimal adalah model yang mendistribusikan hasil pembangunan secara merata di seluruh domain dan wilayah geografis. Namun pada kenyataannya, segala jenis kesenjangan seringkali disebabkan oleh pertumbuhan. Meskipun kelangkaan sumber daya dan pengelolaan yang buruk tidak dapat dihindari terkait dengan meningkatnya berbagai bentuk kesenjangan, permasalahan-permasalahan tersebut bukanlah penyebab utama kesenjangan. Karena sumber daya yang tersedia terbatas, maka skala prioritas pembangunan harus ditentukan secara adil dan merata.

 Prioritas sering kali ditetapkan berdasarkan kepentingan politik atau pribadi seseorang. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika permasalahan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan pembangunan antar wilayah yang semakin besar terjadi di negara-negara berkembang.

  1. Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan

Gejolak sosial yang berbeda-beda di masyarakat dapat disebabkan oleh model pembangunan yang tidak merata. Tentu saja paradigma pembangunan yang mengutamakan perkotaan akan membuat iri masyarakat pedesaan. Penduduk pedesaan akan didorong untuk bermigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan karena kehidupan di sana dianggap jauh lebih baik dalam hal pendapatan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika terdapat lebih banyak penduduk imigran dibandingkan penduduk asli di lokasi dengan konsentrasi industri yang tinggi.

  1. Meningkatnya pengangguran

Jumlah penduduk yang terus bertambah, secara langsung berkontribusi terhadap meningkatnya tingkat pengangguran. Selain itu, ketidakseimbangan pasokan dan permintaan tenaga kerja dapat menyebabkan masalah pengangguran. Secara umum, model pembangunan yang digunakan di negara-negara berkembang terutama berfokus pada pekerja terampil, khususnya di sektor industri. Padahal negara-negara berkembang seringkali mempunyai gaya hidup agraris. Paradoksnya, industri pertanian sering diabaikan dan tidak sejalan dengan kemajuan.

 

  1. Sifat mata pencaharian telah berubah.

Jelas terlihat bahwa sektor pertanian akan kalah dengan sektor industri dalam hal pendapatan nasional jika strategi pembangunan mengutamakan sektor industri. Sebenarnya perubahan ini  memiliki kekuatan otomatis untuk mengubah penghidupan masyarakat. Misalnya, pekerjaan awal petani mungkin telah beralih ke pekerjaan industri, menjadi buruh di proyek pembangunan kota, atau posisi serupa lainnya. Perubahan ini bisa terjadi secara sukarela atau tidak. perubahan yang dilakukan, seperti pembangunan rumah baru atau perluasan jalan raya yang melintasi sawah. Di sisi lain, perubahan sukarela ini terutama dimotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan tingkat pendapatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *