Irwan DPR RI Ajak Masyarakat Waspada di Ruang Digital

banner 120x600

Matarakyat24.com, Jakarta – Ir. Irwan Ardi Hasman Anggota Komisi I DPR RI kembali hadir webinar Literasi Digital via zoom meeting pada Senin, 25 Maret 2024.

Dalam kata sambutannya Aryani memyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bermedia sosial. Pertama yaitu, pahami dulu tujuan kita. Sebelum memposting sesuatu di media sosial, pertimbangkan tujuannya. Apakah tujuannya ingin memberikan informasi, atau ingin menghibur, atau terlibat dalam percakapan. Memahami tujuan ini membantu kita memilih konten yang sesuai dengan apa yang  ingin dicapai.

Kemudian yang kedua, jangan menyebar hoax. Sebelum membagikan berita atau informasi, pastikan telah memverifikasi kebenarannya. hoax bisa merusak reputasi kalian dan menyebarkan informasi palsu yang merugikan orang lain jadi alih -alih bagi informasi yang harusnya mendapatkan banyak kejian malah kita jadi rusak dengan segelitir konten yang penuh kepalsuan perlu diingat informasi yang kita bagikan harus bisa dibuktikan secara benar dan jangan sampai orang lain mendapatkan informasi palsu atau hoax.
Yang ketiga yang tidak kalah penting adalah target dari audiensnya. Hal ini merupakan konsep penting yang berkaitan dengan siapa yang kita ingin jangkau atau ajak berinteraksi di media sosial. dalam konteks bijak bersosial media, memahami audiens. Misalnya, jika memiliki audiens yang terdiri dari profesional muda, konten yang berkaitan dengan perkembangan karier dan tren industri, mungkin akan lebih sesuai daripada konten yang ditujukan untuk remaja. dengan memahami siapa yang kalian ingin jangkau kita dapat menyusun pesan dan konten yang menarik bagi mereka meningkatkan interaksi dan memastikan bahwa pesan kita memiliki dampak yang lebih besar dari platform media sosial kemudian.

Yang keempat yaitu pahami etika online mencakup berbagai prinsip yang harus dipegang mulai dari menghindari penggunaan bahasa kasar, menghormati pendapatan privasi individu, hingga menjauhi tindakan yang merugikan atau meresahkan orang lain di platform media sosial. bertindak secara etis, secara online juga berarti menjauhi perilaku yang merugikan seperti cyberbullying, penyebaran hoax, atau penyebaran nama baik.

Salah satu narasumber dalam webinar, Megel Jekson (CBDO Aktual.com) memaparkn cara melawan berita hoax, pertama tentu adalah bersikap waspada dan hati -hati saat menerima dan menyebarkan artikel berita. Jika jadi sender, ya jangan sampai sender, jangan sampai jadi pengirim pesan yang kita sudah tahu nih berita yang hoax begitu. Kalau jadi komunikan, jadi receiver, ya kalau sudah terima jangan sebar lagi, cukup berhenti di anda gitu. Jangan sebar lagi berita itu di tempat lain.

Yang ketiga adalah mengidentifikasi informasi pemberitaan yang didapat, jadi kalau misalnya nanti dapat berita dari tadi saya mengutip modongodong .com atau apa gitu, ya kalau sudah lihat, ini berita nggak jelas, nggak usah disebar gitu. Kalau anda ikut menyebar berarti anda menjadi bagian dari orang yang menyebarkan berita bohong tadi. Yang ketiga tentu saya mau sampaikan KOMINFO sebagai otoritas negara juga sudah bekerja. Mereka punya aduan konten ya, yang bisa diadukan oleh siapapun gitu. Nah ternyata di luar KOMINFO juga ada pegiat masyarakat sipil yang juga bekerja sama biasa dengan pemerintah itu bikin turnbackhost .id dan cekfata .com.

“Jadi yang bisa saya sampaikan adalah salah satu hal yang paling besar yang harus kita lawan di dalam penggunaan media sosial itu adalah hoax. Karena biasanya hoax ini yang kita secara tidak sadar, ataupun dengan sadar itu memahami bahwa itu hoax, tapi kita bukannya malah menghentikan hoax ini, tapi malah justru ikut menyebarkan”, ujarnya.

Yanto, Ph.D. (Pegiat Literasi Digital) membagikan tips bijak bermedia sosial satu sebagai sumber, kita sebagai sumber komunikator, kita harus menyampaikan informasi yang valid, terverifikasi, dan jangan menjadi sumber talk. Jadi tidak semua hal mesti di -sharing, tidak semua hal mesti di -comment. Jadi kadang kalau kita lihat, Kalau ada berita yang barangkali diragukan sebenarnya, sudah stop dari kita. Kita tidak perlu ikut -ikutan untuk share.

Kemudian yang kedua, sebagai orang yang menerima informasi, kita harus cerdas dan kritis juga. Begitu ada info, kita cek dulu, verifikasi, validasi. Jadi selilahnya sekarang kan sharing sebelum sharing. Jadi betul -betul kita tahu dulu bahwa ini verified, ini valid, ini benar. Kalaupun ingin di -sharing, silahkan sharing. Kemudian pendapat atau gagasannya. Jadi postingan kita haruslah satu, informatif. Kemudian mengandung kebenaran. Kemudian hindari yang berbau sarah. Jadi jangan mencina suku orang, gama orang, ras orang, profesi orang, gender orang, dan seterusnya. Mungkin juga organisasi masa terbentuk, dan seterusnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *