Matarakyat24.com,Jakarta-Jum’at (10/02/2023) Kementrian Komunikasi dan Informasi mengadakan webinar untuk kaum Millenial, dihadiri oleh H. Muhammad Farhan selaku Anggota Komisi I DPR RI , Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc dari Ditjen Aptika Kominfo, Gia Rahardja Guardian SalingJaga.id, dan Ira Nadya Oktavia Mahasiswa S3 Adpend UPI. Kegiatan ini di moderatori oleh Ikhe Mutiara via zoom meeting online.
Pembangunan jaringan internet di Indonesia sudah semakin meluas di berbagai pelosok setiap tahunnya, dimana hal ini turut meningkatkan jumlah masyarakat yang dapat mengakses internet.
Berdasarkan laporan We are Society (per januari 2023) jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212 juta atau 77% dari total Populasi Indonesia. Pertumbuhan ini dipengaruhi dengan adanya pembangunan jaringan internet di Indonesia yang artinya tren kebutuhan masayarakat terhadap internet aan terus bertamabah terlebih lagi pasca pandemi yang membuat hampir semua masyarakat menjadi terbiasa dengan internet.
Meski demikian Indonesia menjadi salah satu negara yang penduduknya masih belum terkoneksi internet, yaitu sebanyak 63,5 juta penduduk.
Dalam laporannya APJII mengungkapkan ada sembilan alasan utama seseorang menggunakan internet :
1.Mengakses media sosial
2.Mengakses informasi
3.Bekerja atau bersekolah dari rumah
4.Mengakses layanan publik
5.Menggunakan layanan email
6.Melakukan transaksi onlline
7.Mengakses konten hiburan
8.Mengakses transportasi online
9.Mengakses layanan keuangan
Dari alasan-alasan tersebut menunjukkan tren kebutuhan masyarakat terhadap internet akan terus bertambah apalagi pasca pandemi membuat hampir semua masyarakat menjadi terbiasa menggunakan fitur-itur aplikasi berbasis online dalam kegiatan sehari-hari.
Era digital merupakan suatu kondisi zaman atau kehidupan yangmana seluruh kegiatan yang mendukung kehidupan sudah bisa dipermudah dengan adanya teknologi seperti komunikasi, aplikasi yang berbasis bisnis dan finansial teknologi.
Peningkatan akses terhadap internet di berbagai daerah harus diikuti dengan pemahaman dan pemafaatan internet secara maksimal (digital talent). teknologi diharapkan tidak hanya digunakan sebagai media hiburan dan konsumsi. Digitalisasi merupakan jembatan bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah, maka diperlukan SDM yang adaptif, kolaboratif dan solutif (Society 5.0) dalam menjawat tantangan-tantangan tersebut dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
“Kaum bonus demografi akan lebih menghargai perbedaan”. Berdasarkan BPS Juni 2022 190,83 juta jiwa (69%) masyarakat Indonesia berada pada usia produktif yaitu rentang 15-64 tahun dan mengalami transformasi perekonomian digital. Namun pembangunan tanpa pengembangan SDM bukan saja melanggar etika kemanusian, dan memupus keberlanjutan pembangunan. “Pada tahun 2030 milenial memimpin lebih nasionalistik, asertif dan agresif ”. Ujar Gia Dalam pemaparannya.