Program Makan Bergizi Gratis Dipandang Sebagai Investasi Negara Menuju Generasi Emas 2045

Matarakyat24.com, Jakarta – Forum Diskusi Publik bertema “Program Makan Bergizi Gratis: Investasi Negara untuk Generasi Emas 2045” pada hari Selasa (10/11/25) menegaskan bahwa pemenuhan gizi anak sekolah bukan sekadar kegiatan sosial, tetapi merupakan strategi pembangunan SDM jangka panjang yang menentukan kualitas bangsa pada 20 tahun ke depan.

Dalam pemaparannya, Sabam Rajagukguk (Anggota Komisi I DPR RI) menyatakan bahwa program makan bergizi ini merupakan investasi negara untuk memastikan bonus demografi tidak berubah menjadi beban. Ia menekankan bahwa intervensi gizi harian di sekolah dapat memperbaiki konsentrasi belajar, menurunkan potensi defisit kognitif, dan secara ekonomi dapat mencegah kehilangan potensi pendapatan masa depan anak hingga 10–15 persen. Sabam juga menyoroti pentingnya transparansi dalam pengadaan, distribusi, dan pengawasan sehingga publik bisa mengawal kualitas pangan dan penggunaan anggaran agar tepat sasaran.

Dari sudut pandang akademik, Dr. Ir. Endah Murtiana Sari (Rektor Universitas Sains Indonesia) menilai bahwa program ini memiliki korelasi kuat dengan perbaikan kualitas pembelajaran di kelas. Menurutnya, kemampuan kognitif, tingkat kehadiran, hingga stabilitas emosi siswa sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi. Endah mendorong agar pelaksanaan program melibatkan perguruan tinggi untuk riset berbasis bukti, inovasi menu lokal, serta teknologi monitoring. Ia juga menekankan bahwa program ini bukan hanya solidaritas sosial, tetapi bentuk nyata komitmen negara bahwa setiap anak — tanpa memandang wilayah maupun status ekonomi — berhak mendapatkan kesempatan tumbuh yang sama.

Sementara itu Charles M.T. Sitohang, pelaku usaha dapur penyedia MBG, berbagi perspektif lapangan. Ia mengatakan bahwa di balik satu porsi makanan terdapat rantai ekonomi yang menggerakkan petani lokal, UMKM pangan, serta pelaku logistik. Menurutnya, efek ekonomi langsung terlihat dari meningkatnya pendapatan petani di daerah yang menjadi pemasok tetap. Charles juga mengakui bahwa tantangan geografis dan fluktuasi pasokan bahan membuat setiap wilayah membutuhkan adaptasi menu dan sistem kerja berbeda. Namun dengan kolaborasi sekolah, masyarakat, dan pemerintah daerah, penyediaan porsi bergizi setiap hari tetap dapat dijaga.

Secara umum forum ini sepakat bahwa Program Makan Bergizi Gratis memiliki dimensi lebih luas daripada pemenuhan kebutuhan harian. Program ini memperbaiki kualitas SDM sejak usia sekolah, memperkuat ekonomi lokal, meningkatkan pemerataan pelayanan negara, dan turut membangun ketahanan nasional melalui fondasi kesehatan generasi muda.

Program dinilai bukan sekadar “makan gratis”, tetapi investasi masa depan bangsa yang dimulai dari satu piring kecil — piring yang akan menentukan arah Indonesia menuju Generasi Emas 2045.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *