Bekasi – Suasana penuh semangat tampak dalam kegiatan Sosialisasi Program BKKBN yang digelar pada Jumat, 5 September. Acara yang dipandu oleh Hj. Uun Marpuah ini dihadiri oleh H. Obon Tabroni, Anggota Komisi IX DPR RI, Juniardiana Rosatijawan, S.T., M.M, Sekretaris Dinas PPKB Kabupaten Bekasi, serta Elma Triyulianti Djadjuri, S.Psi., M.M, Penata KKB Ahli Madya. Tak kurang dari 200 peserta hadir, mulai dari tokoh masyarakat, pengurus RT, pengasuh ODGJ, hingga yayasan anak yatim.
Dalam sambutannya, Hj. Uun Marpuah menegaskan bahwa program Bangga Kencana bukan hanya soal pengendalian jumlah penduduk, melainkan juga tentang membangun keluarga yang sehat, sejahtera, dan berkualitas. “Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat semakin memahami pentingnya pencegahan stunting dan kesiapan menghadapi bonus demografi,” ujarnya.
Sementara itu, H. Obon Tabroni menyoroti kehadiran banyak anak muda dalam acara ini. Ia menilai generasi muda adalah kunci masa depan bangsa. “Kualitas generasi kita ditentukan sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Masalah stunting bukan hanya soal tinggi badan, tetapi juga berdampak pada kecerdasan dan rasa percaya diri anak,” ungkapnya. Ia juga mengingatkan tentang pola makan anak-anak masa kini yang lebih banyak bergantung pada makanan instan ketimbang sayuran, sehingga berisiko memunculkan berbagai penyakit kronis di usia muda.
Senada dengan hal tersebut, Elma Triyulianti Djadjuri menekankan pentingnya menjaga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurutnya, gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, MP-ASI bergizi, serta layanan kesehatan dasar merupakan investasi penting mencegah stunting. Ia juga mengingatkan tentang usia ideal menikah dan jarak kelahiran minimal dua tahun demi kesehatan ibu dan anak. “BKKBN kini hadir sebagai sahabat keluarga dengan slogan Berencana Itu Keren. Dengan perencanaan yang matang, kita bisa melahirkan generasi emas,” jelasnya.
Dari sisi daerah, Juniardiana Rosatijawan menyampaikan bahwa angka stunting di Kabupaten Bekasi mengalami penurunan, dari 21 persen menjadi 18 persen. Meski begitu, target nasional sebesar 11 persen masih harus diperjuangkan. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk segera melaporkan kasus dugaan stunting agar bisa mendapat intervensi gizi dan pendampingan. Selain itu, ia menyoroti pentingnya peran ayah dalam tumbuh kembang anak. “Banyak ayah hadir secara fisik, tapi waktunya lebih banyak tersita pada handphone. Padahal, kehadiran dan perhatian ayah sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan diri anak,” tegasnya.
Kegiatan sosialisasi ini menegaskan komitmen bersama antara DPR RI, BKKBN, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mencetak generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing. Dengan sinergi semua pihak, diharapkan target penurunan stunting dapat tercapai, sekaligus mewujudkan keluarga yang berkualitas di Kabupaten Bekasi.