Matarakyat24.com, Jakarta – Informasi mengalir begitu cepat hari ini—lebih cepat daripada kemampuan publik memahami dan memfilternya. Fenomena itu menjadi sorotan utama dalam Forum Diskusi Publik bertema “Komunikasi Publik Efektif untuk Edukasi Sekolah Rakyat di Era Digital” yang digelar Selasa, 04 November 2025.
Anggota Komisi I DPR RI, Elnino M. Husein Mohi, menyampaikan bahwa akses internet Indonesia telah mencapai 79% populasi, namun literasi digital masyarakat baru sekitar 37%. Artinya, ruang digital sudah luas, tetapi kemampuan masyarakat memanfaatkan informasi secara benar masih rendah. Karena itu, komunikasi publik yang efektif menjadi kebutuhan mendesak, khususnya bagi Sekolah Rakyat yang selama ini dekat dengan masyarakat akar rumput.
“Sekolah Rakyat punya potensi besar, tetapi pendekatan komunikasinya harus adaptif dan relevan dengan bahasa publik digital,” tegas Elnino.
Rektor Universitas Sains Indonesia, Dr. Ir. Endah Murtiana Sari, menambahkan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar alternatif—tetapi gerakan pendidikan berbasis masyarakat yang mampu memperkuat pemerataan SDM nasional. Data BPS menunjukkan IPM Indonesia mencapai 75,02 poin pada 2024. Angka ini meningkat, tetapi tidak merata, terutama di daerah 3T yang masih terkendala akses internet.
“Komunikasi publik tidak boleh hanya digital, tetapi juga harus inklusif dan sesuai konteks lokal agar pesan pendidikan benar-benar sampai,” ujarnya.
Pegiat literasi digital Ronald S Bidjuni menilai bahwa di tengah banjir informasi dan maraknya hoaks—lebih dari 11.000 kasus tercatat oleh Kominfo—Sekolah Rakyat dapat menjadi ruang edukasi yang menanamkan literasi kritis. Menurutnya, penyampaian pesan edukatif melalui media digital harus singkat, visual, dan berbasis empati sosial agar mampu bersaing dengan konten hiburan yang mendominasi platform daring.
Forum ini sepakat bahwa komunikasi publik yang efektif bukan sekadar menyebarkan informasi, tetapi mendorong perubahan perilaku. Sekolah Rakyat perlu membangun dialog dua arah, melibatkan komunitas, dan mengemas edukasi dengan pendekatan kreatif—mulai dari short video, radio komunitas, hingga forum digital partisipatif.
Melalui komunikasi yang jujur, transparan, dan relevan dengan kehidupan masyarakat, Sekolah Rakyat dipercaya mampu menjadi katalis pembentukan karakter generasi Indonesia menjelang target Indonesia Emas 2045.












