Matarakyat24.com, Jakarta – Hoax bermula dari netizen yang tidak dapat mencerna informasi dengan baik dan menyebarkannya melalui media sosial.
Permasalahan hoax ini perlu untuk ditanggapi serius oleh pemerintah untuk meminimalisir tersebarnya hoax dimana-mana.
Saluran penyebaran hoax melalui media sosial, aplikasi chatting, situs web, televisi media cetak dan media yang lainnya dengan alat penyebaran hoax terbesar melalui media sosial dan aplikasi chatting.
Salah satu cara mengenali hoax dapat dilihat pada judulnya yang provokatif, menimbulkan kecemasan, sumber tidak jelas, minta diviralkan, dan isi beritanya tidak berimbang dan cenderung menyudutkan.
Khairil Anwar Simatupang (Wakil Ketua KIPD Sumatera Selatan) sebagai narasumber pada webinar legislator menyampaikan “Menjadi netizen cerdas itu susah gampang”.
Salah satu caranya adalah dengan mengikuti pembelajaran seperti webinar ini. Dalam Al Quran disampaikan yang artinya “Wahai orang-orang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakankan suatu kaum karena kebodohan yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”.
Jadi dari Allah SWT kita sudah diperintahkan untuk tidak percaya dengan berita yang belum teruji kebenarannya dan kita diajak untuk menelitinya terlebih dahulu dan hal ini sama halnya pada saat ini yang sering kita kenal dengan “Berita hoax”. Ujar Khairil.
“Secara garis besar pada era pandemi, salah satu ekonomi yang mampu bertahan adalah sektor digital” ujar Bobby dalam webinar ngobrol bereng legislator.
Kini kita berada pada tahun politik dan akan sangat rentang untuk adanya berita palsu atau hoax dan jangan sampai kita yang menjadi menyampaikan informasi yang tidak betul kepada keluarga kita. Tutup Bobby