Legislator Ingatkan Hati – Hati Dalam Menggunakan Jejak Digital

Matarakyat24.com, Jakarta – Jumlah pengguna internet di Indonesia 212,9 Juta berapa komunikasi yang lalu lalang dan terecord di internet sebagai big data.

“Saat semakin intens orang menggunakan internet maka semakin banyak data pribadi diserahkan kepada platform digital”. Ungkap Prof.Dr. Henri Subiakto.

Di era digital yang paling banyak mengendalikan dan memproses data pribadi warga negara adalah perusahaan platform. Data pribadi terancam disalahgunakan oleh: pertama perusahaan pengendali data, dua platfomr global, ketiga pelaku kejahatan dan pemerintah.

Serangan siber ke Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, pusat operasi keamanan siber nasional BSSN mencatat kasus percobaan pencurian data meningkat signifikan dari 2019 hingga 2023.

Kapersky (perusahaan keamanan siber) mengungkap 40% konsumen Asia Pasifik 2021, 2022 menghadapi insiden kebocoran data pribadi yang diakses orang lain tanpa persetujuan pemiliknya.

Kemkominfo mengawasi kebijakan kewajiban validasi data NIK untuk kartu prabayar sebagai hulu cybercrime.

Akibat peretasan data pribadi pada lembaga yang terkena, korban peretasan reputasinya dan kepercayaan jatuh pada pengguna investor dan pemerintah. Kehilangan produktifitas, ide dan inovasi diambil alih kompetitor.

Biaya meneliti kasusnya menerapkan sistem keamanan baru, kompensasi pelanggan dan lain-lain. Penipu terus cari muslihat mengambil data pribadi yaitu dengan menggunakan undangan online yang berisi phising, mengirim voice note yang minta dibuka, mengirim inbox dengan foto atau video menarik dan terus membuat cara-cara baru untuk menipu.

Menjaga jejak digital sebagai data pribadi, rekam jejak digital menjadi penting untuk menilai cocok tidaknya seseorang memperoleh amanah atau kepercayaan. Rekam jejak digital segala sesuatu yang dibagikan ataupun yang dilakukan dan ditinggalkan di dunia maya (intenet) menggunakan perangkat digital.

Jejak digital harus berhati – hati menggunakannya karena berbahaya atau merugikan jika ditinggalkan banyak yang memalukan atau bertentangan dengan nilai- niali sosial dan reputasinya. Jejak digital penting untuk menilai cocok tidaknya seseorang memperoleh amanah, atau kepercayaan jabatan dan profesi tertentu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *