Matarakyat24.com –Tak bisa dipungkiri Kehadiran Harvick Hasnul Qolbi intelektual muslim dan Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) telah menorehkan catatan emas untuk Kementerian Pertanian yang pernah diembannya.
Nama Harvick Hasnul Qolbi tidak cukup populer dan tidak banyak informasi tentang dirinya sebelum didaulat bergabung di kabinet Indonesia Maju era Presiden Joko Widodo menjadi Wakil Menteri Pertanian.
Pria berdarah Minang dari Batusangkar ini adalah kader NU yang memiliki posisi penting di PBNU, yakni sebagai salah satu bendahara PBNU.
“Saya berharap, pembangunan nasional yang telah dilakukan di era Presiden Jokowi ini dapat dilanjutkan dengan baik oleh pemerintahan selanjutnya di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” tukasnya saat berbincang santai dengan matarakyat24.com, Rabu (11/12/2024).
Jabatan terakhirnya sebelum ditunjuk Presiden RI menjadi Wakil Menteri Pertanian adalah Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU). Alumni Teknik Industri Universitas Persada Indonesia Jakarta ini pernah pula menjabat sebagai Ketua Presidium MPP Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Muda.
Birokrat dan intelektual ini telah memberikan catatan sejarah dalam mempercepat akselerasi pembangunan sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Kerja Cerdas Tak Khianati Hasil Akhir
Harvick Hasnul Qolbi adalah Wakil Menteri Pertanian yang dilantik oleh Presiden Jokowi pada 23 Desember 2020. Ia ditunjuk untuk mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kementerian Pertanian di sisa masa jabatan Presiden Joko Widodo periode 2019-2024.
Mantan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi pun menerima Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan berupa Bintang Jasa Pratama dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/9/2024).
Sebagai informasi, Harvick pernah menjabat Wakil Menteri Pertanian Indonesia sejak 23 Desember 2020 hingga 18 Juli 2024.
Kader NU
Harvick Hasnul Qolbi adalah kader dan salah satu pengurus aktif di PBNU. Lahir di Jakarta pada 17 November 1974, Harvick menyelesaikan pendidikan tingkat lanjutan atas di SMA Negeri 3 Teladan Jakarta. Kemudian mengambil kuliah Teknik Industri di Universitas Persada Indonesia YAI di Jakarta.
Harvick aktif berkiprah di Nahdlatul Ulama. Di organisasi keagamaan ini tugas Harvick sebagai pelaksana pengembangan ekonomi warga NU. Ia juga aktif dan menjadi Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) yang mengurusi perekonomian masyarakat NU. Dirinya dipercaya pula sebagai Bendahara PBNU.
Selain aktif di NU, Harvick pernah pula mencoba maju dalam pemilihan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Jakarta (Persija) periode 2015-2019. Kala itu ia bersaing dengan Effendi GHozali dalam pemilihan Ketua Umum Persija tahun 2015. Namun, ia memilih mundur dari pencalonan karena ingin fokus mengurus LPNU agar business center serta Badan Energi dan Pangan yang digagas NU dapat berjalan.
Karier
Kader NU yang aktif di PBNU ini memiliki peran penting di organisasi keagamaan tersebut yakni sebagai Bendahara PBNU. Di organisasi keagamaan tersebut Harvick lebih banyak berkiprah di bidang ekonomi, tugasnya antara lain sebagai pelaksana pengembangan ekonomi warga NU.
Perannya yang tidak kalah penting adalah ia mendirikan Koperasi Amanah Sejahtera Bangsa. Harvick pernah pula menduduki jabatan puncak di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ketika ia dipercaya menjadi Ketua Presidium MPP ICMI Muda.
Di luar jabatannya di PBNU, Harvick dikenal pula sebagai salah satu intelektual muslim yang kerap memberikan dukungannya pada pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Sebelum ditunjuk sebagai Wakil Menteri Pertanian, jabatan terakhirnya adalah Bendahara PBNU. Kini ia berada di pemerintahan setelah Presiden RI Joko Widodo melantiknya menjadi Wakil Menteri Pertanian pada 23 Desember 2020.
Harvick berharap serta tetap berkomitmen mendukung kebijakan program Kementerian Pertanian di bawah koordinasi Menteri Pertanian saat ini, agar kebutuhan pangan masyarakat Indonesia bisa terpenuhi.
“Ketahanan pangan menjadi fokus utama dan harus mendapat dukungan penuh demi perkembangan pertanian Indonesia dan merupakan pondasi menuju Indonesia emas 2045,” pungkasnya.(BJP)