ISTIDRAJ

banner 120x600

Khazanah

oleh : Syaiful Anwar

 

“Jika kamu melihat Allah sedang memberikan karunia kesenangan dunia kepada seseorang, sedang orang tersebut masih saja berbuat kemaksiatan, maka ketahuilah, itulah yang dinamakan istidrâj.” (HR. Ahmad)

Cinta Allah SWT. Cinta itu ada dua macam, yaitu cinta yang diberikan Allah SWT kepada seluruh makhluk-Nya di muka bumi, dan cinta yang hanya diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman di akhirat.

Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat. Seungguhnya Kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman, ‘Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami’”. (QS. Al-A’raf [7]: 156)

Ayat ini menunjukkan bahwa ada dua jenis rahmat yang berbeda: rahmat yang diberikan Allah SWT kepada segala sesuatu, yaitu kepada seluruh ciptaan-Nya di seluruh dunia. Dan itu ada pada rahmat Allah SWT yang hanya dilimpahkan kepada orang-orang yang bertakwa, yaitu rahmat Allah SWT yang akan dilimpahkan kelak di akhirat.

“Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat, di antaranya satu rahmat yang dengannya setiap makhluk saling menyayangi, dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anaknya, dan ada rahmat yang lainnya yaitu 99 yang diberikan nanti di hari kiamat.” (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan betapa kemurahan hati Allah SWT memberikan segala sesuatu yang ada di dunia ini kepada segala yang diciptakannya, tidak peduli apakah mereka itu umat Islam yang tunduk kepada-Nya ataukah orang-orang kafir yang membangkang kepada-Nya. Setiap orang menerima rahmat-Nya tanpa pengecualian atau bias.

Sedangkan rahmat Allah Swt. yang 99, hanya untuk orang-orang beriman saja kelak di hari akhir. Berarti, demikian banyaknya nikmat dan rahmat Allah Swt. yang akan dianugerahkan kepada orang yang beriman.

Oleh karena itu, jika ada satu rahmat yang dicari dan dibutuhkan oleh semua makhluk, sebarkan ilmunya kepada makhluk lain dan berjuanglah tiada henti untuk mendapatkannya kapan pun dan di mana pun dibutuhkan. Jika Anda mencoba sesuatu dan tidak menyerah, coba lagi dan lagi. Mengapa 99 orang lalai memperhatikan, tidak mempersiapkan diri, bahkan terkadang menyerah dalam meraih anugerah demi mengejar satu saja? Orang yang mengejar keuntungan 1% dan menyerah pada keuntungan 99% sungguh bodoh.

Nabi Saw. bersabda:

“Sejelek-jelek kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat, ialah orang yang mengorbankan akhiratnya untuk memburu dunia yang lainnya.”

Oleh karenanya, jangan terkecoh dengan orang yang kemewahannya melimpah, namun ia berlaku maksiat. Anda barangkali kerap kali menyaksikan orang yang tidak shalat, tapi usahanya tampak lancar, bisnisnya tampak tumbuh dan berkembang. Sebalik-nya, orang yang tampak taat, rajin ibadah, namun rezekinya tampak “biasa-biasa” saja, bahkan tampak miskin.

Sekali lagi, jangan terkecoh! Pelaku pertama, bukanlah sedang diberi nikmat, namun sedang d-istidrâj-kan Allah . Adapun pelaku kedua, ia sedang diuji oleh Allah karena ketaatannya.

Lalu apa istidrâj itu? Istidrâj adalah penundaan hukuman. Atau bisa juga kebinasaan yang Allah Swt. kenakan secara berangsur-angsur sedang orang yang bersangkutan tidak menyadarinya. Sadar-sadar, ia sudah dalam kondisi bangkrut dan tidak punya apa-apa lagi.

Rasulullah saw. memberi pandangan tentang istidrâj ini “Kalau kamu melihat Allah sedang memberikan karunia kesenangan dunia kepada seseorang, sedang orang tersebut masih saja berbuat kemaksiatan, maka ketahuilah, itulah yang dinamakan istidrâj.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *