Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Saudaraku, ketahuilah bahwa berpikir adalah dimaksudkan untuk perbaikan masa lalu, dan perbaikan kemaslahatan masa depan. Jadi, apabila banyak berpikir tentang sesuatu yang tidak membuahkan kemaslahatan, maka itu merupakan kerugian dan dapat mencelakakan badan. Seorang dokter kenamaan Yunani Kuno, Hippokrates berkata, “Sewaktuwaktu para ilmuwan harus meninggalkan kegiatan berpikir agar badan mereka tetap sehat.”
Saudaraku, saya ingin mengatakan, bahwa orang yang berakal tidak boleh berhenti dari kegiatan berpikir, akan tetapi harus berpikir realistis. Apabila seorang awam berpikir ingin menjadi Presiden/pemimpin, meraih ilmu Imam Syafi‟I serta Abu Hanifah, kemudian menghimpunkan kezuhudan Bisyr serta Ma‟ruf Al-Karkhi, dan kaya seperti Abdurrahman bin „Auf, maka itu merupakan pikiran-pikiran yang tidak sehat dan rusak, terutama apabila ia hanya puas dengan berpikir tanpa berbuat. Sesungguhnya orang yang berakal hanya perlu berpikir mengenai kebaikan yang dapat dijangkau oleh langkahnya serta dirasakan oleh sesamanya, dan berpikir mengenai perjuangannya secara wajar dalam menolak kejahatan. Telah banyak orang yang durhaka yang berpikir tentang akibat mereka lalu mereka bertaubat. Telah banyak pula para raja yang merenungkan tipuan-tipuan dunia kemudian menjadi zuhud.
Ibnu Abbas pernah berkata, “Dua rakaat yang sederhana seraya bertafakkur lebih baik daripada shalat sepanjang malam dengan hati yang lalai.” Ummi Darda‟ pernah ditanya, “Amal perbuatan apa yang paling utama dari Abi Darda?” dia menjawab, “Tafakkur dan I‟tibar.”
Pada suatu malam Malik bin Dinar menghentikan langkahnya menuju shalat fajar, lalu ia berkata, “Penghuni neraka senantiasa memperlihatkan kepadaku rantai-rantai dan belenggu-belenggu mereka sampai pagi.” Sebagian orang bijak berkata, “Dengan senantiasa berpikir, yang buta akan terbuka.”
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Heart_Laundry
#Hindarilah_Berpikir_Berlebihan