GEN Z & MILENIAL INDONESIA : REKONSILIASI DEMOKRASI INDONESIA

Oleh : Sabri Hidayatullah

Matarakyat24.com, Padang – Eskalasi pemilih muda semakin meningkat di Indonesia, menjadi emporium para elit politik sebagai pekerjaan intensif menjelang pilpres 2024. Pemilih muda termasuk pemilih pemula menunggu adanya ide korektif agar menuntun mereka menentukan pilihan politiknya pada pilpres 2024. Itu tersebut diharapkan berorientasi pada terciptanya masyarakat madani 5 tahun ke depan. Anak muda Indonesia mengingkari adanya pemerintahan yang totaliter demi terwujudnya amanah konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memelihara fakir miskin. Anak muda Indonesia menginginkan di Indonesia 5 tahun ke depan bersih dari pemerintah yang narsis agar demokrasi bisa berjalan dengan baik.

 

Restrukturisasi Sistem

 

Sebanyak 203.056.748 dan sebanyak 56% pemilih di Indonesia pada pilpres 2024 berasal dari kelompok Gen Z dan Milenial, memiliki keinginan kolektif adanya ide rekonsiliasi dari masing-masing kandidat agar problem substansial Indonesia dapat diatasi 5 tahun ke depan. Tendensi partisipasi kelompok Gen Z dan Milenial di Indonesia mengarah pada adanya ide restrukturisasi sistem demokrasi di Indonesia. Praktik demokrasi yang lebih mengedepankan kesejahteraan dan ketertiban umum merupakan gambaran dari proposisi yang ditawarkan kelompok gen z dan milenial di Indonesia hari ini. Seperti data yang dirilis oleh _The Economist Intelligence Unit_ yang menunjukkan aspek demokrasi pada kebebasan sipil di Indonesia tahun 2019-2020 mendapat skor 5,59 jauh dari sekolah rata-rata 6, 48. Meski di tahun 2021-2002 skor kebebasan sipil di Indonesia mengalami sedikit peningkatan menjadi 6,18 namun itu belum cukup dan masih di bawah sekolah rata-rata 6,71.

 

Animo Gen Z & Milenial 2024

 

Menjelang pilpres 2024 Indonesia, tentunya kelompok gen z dan milenial Indonesia memiliki animo yang kuat berupa perbaikan demokrasi sebagai bentuk afirmasi mereka terhadap rangkaian peristiwa non-demokratis yang terjadi belakangan ini di Indonesia. Kelompok gen z dan milenial secara partisipatif tidak menginginkan terjadinya defisit terhadap demokrasi Indonesia 5 tahun ke depan. Probabilitas memilih gen z dan milenial Indonesia ditentukan oleh kecemerlangan ide tentang perbaikan demokrasi. Ide tersebut akan mereka saksikan, lihat dan dengarkan dari ucapan setiap kandidat yang akan berkontestasi pada pilpres 2024.

 

Keberadaan Demokrasi

 

Eksistensi demokrasi Indonesia yang diinginkan oleh kelompok gen z dan milenial harus tumbuh dan hidup secara merata hingga ke masyarakat adat (tiadanya perampasan tanah adat secara paksa) adalah satu dari sekian problem di Indonesia yang harus diselesaikan menggunakan indikator demokrasi dan merupakan orientasi progresif yang diharapkan oleh kelompok gen z dan milenial Indonesia 5 tahun yang akan datang. Kelompok gen z dan milenial Indonesia menginginkan adanya roda demokrasi yang bersih dari tangan-tangan rezim totaliter gaya baru.

Demokrasi merupakan fragmen dari rangkaian persoalan di Indonesia belakangan ini, kelompok gen z dan milenial Indonesia berhak menawarkan ide perubahan yang berisikan tentang perbaikan demokrasi sebagai bentuk implementasi dari hak prerogratif sebagai warga negara. Pemulihan terhadap demokrasi Indonesia 5 tahun yang akan datang harus di follow up oleh setiap kandidat yang berkontestasi di pilpres 2024 agar tidak menciptakan iklim yang menakutkan bagi warga negara dalam memberikan kritik maupun saran terhadap kebijakan-kebijakan yang akan datang.

 

Bhineka Tunggal unggal Ika

 

Ide perbaikan pada sistem demokrasi menjadi keinginan kuat kelompok genset dan milenial di Indonesia hari ini adalah langkah preventif awal yang ditawarkan melalui ide menyongsong pilpres 2024 dan keberlangsungan hidup 5 tahun ke depan agar tidak merasakan kembali suasana rezim totaliter gaya baru. Demokrasi Indonesia harus diperbaiki secara radikal dan presisi agar dapat menekan adanya deviasi terhadap demokrasi yang dilakukan oleh rezim pemerintah belakangan ini selama 10 tahun ini, yang merupakan kejahatan paling berbahaya dalam keberlangsungan hidup warga negara. Kebebasan berpendapat yang dibungkam melalui varian kebijakan yang dituangkan dalam setiap konstitusi yang diatur merupakan peristiwa paling berbahaya belakangan ini di Indonesia. Padahal demokrasi adalah ekspresi kolektif masyarakat Indonesia, maka sudah barang tentu kelompok gen z dan milenial Indonesia hari ini menginginkan adanya figur yang bisa memperbaiki demokrasi Indonesia 5 tahun ke depan secara atributif telah diucapkan oleh seluruh rakyat Indonesia “BHINEKA TUNGGAL IKA.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *