Matarakyat24.com, Jakarta – Dunia pendidikan terus mengalami perubahan dari tahun ke tahun berawal dari belajar menggunakan metode-metode pembelajaran di sekolah, berlanjut ke beradaptasi menggunakan komputer, kebiasaan literasi, hingga hidup berdampingan dengan teknologi.
Cloud based education salah satu contohnya game based learning, learning simulation misalnya dunia pendidikan kedokteran, calon dokter membutuhkan kemampuan untuk langsung dapat menangani pasien namun jika tidak ada simulasinya maka akan berakibat fatal.
Selanjutnya belajar di kelas dibuat sangat menarik karena interaktif dan kreatif. Selanjutnya aumented reality merupakan teknologi yang memperoleh penggabungan secara real time terhadap digital konten yang dibuat oleh komputer dengan dunia nyata. Virtual reality muali diperkenalkan untuk membantu para guru dalam mengajar. Selanjutnya kondisi rumah dapat dimonitor, diatur, dan dikendalikan melalui handphone dan bealanja dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja dan lain sebagainya.
Menurit Q3 man power talent and employment outlook survey 69 persen perusahaan secara global melaporkan kekurangan bakat pada tahun 2021 naik 35 persen dari survei tahun 2013. pada tahun 2030 korn ferry memperkirakan krisis bakat global dapat mencapai 85,2 juta orang yang mengakibatkan hilangnya triliunan dolar peluang ekonomi bagi perusahaan. Di Inggris dan AS mereka menyumbang sekitar sepertiga dari ekonomi nasional.
Studi korn ferry institut memperkirakan bahwa untuk sektor ini, kekurangan tenaga kerja akan menjadi yang paling parah dan benar-benar dapat merusak pertumbuhan industri. Di bidang teknologi Amerika Serikat bisa kehilangan pendapatan senilai $162 miliyar setiap tahun kecuali jika menemukan lebih banyak pekerja teknologi tinggi.
Farhan Anggota Komisi I DPR RI menambahkan dari permasalahan tersebut menunjukkan tren kebutuhan masyarakat terhadap internet akan terus bertambah apalagi pasca pandemi membuat hampir semua masyarakat menjadi terbiasa menggunakan fitur – fitur aplikasi berbasis online dalam kegiatan sehari – hari.
Tantangan milenial di masa depan diantaranya meningkatkan daya saing dan kemajuan teknologi, lingkungan hidup (pemanasan global, rusaknya ekosistem, limbah industri dan lain lain), perkembangan internet dan degradasi moral dan kejahatan siber.
Peningkatan akses terhadap internet di berbagai daerah harus diikuti dengan pemahaman dan pemafaatan internet secara maksimal (digital talent). teknologi diharapkan tidak hanya digunakan sebagai media hiburan dan konsumsi.
Terdapat enam aplikasi paling banyak digunakan oleh orang Indonesia diantaranya whatsAap, geogle Crome, facebook, youtube, shoope dan tik Tok (menurut laporan businnes of App & dan berdasarkan demografi, mayoritas pegguna tik tok di dominasi oleh kalangan generasi muda di bawah usia 30 tahun.
“Kelompok usia 20-29 tahun / millenial penyumbang presentase jumlah pengguna tik tok terbesar yakni mencapai 35 persen pada tahun 2021”, Ujar Farhan.
Yanto, Ph.D Akademisi Unika Atmajaya juga menerangkan Berdasarkan BPS (2020) persentase jumlah penduduk pergenerasi maka gen z memperoleh proporsi terbesar. Terdapat sembilan komponen penting dalam literasi digital dalam literasi digital yaitu social networking (keterampilan memanfaatkan fitur aplikasi media sosial), transliteracy, maintaining privacy (menjaga privasi), managing digital indenty (representasi identitas seseorang), creatif content (menciptkan konten dengan kreatif), organizing and sharing content (menyaring konten), reusing, filter and selecting content and self broadcasting.
Di era erupsi atau era perubahan besar besaran akan terjadi disrupsi digital atau perubahan besar-besaran memanfaatkan teknologi digital.
Sektor-sektor yang akan turut berubah seperti bentuk perusahaan, proses bisnis, model bisnis, kepemimpinan, politik, kebudayaan, pengetahuan dan lain sebagainya. Namun dilain sisi pemanfaatan digital marketing menjadi solusi seperti gojek, neflik, amzan dan lain-lain.