Bangun Keluarga Berkualitas, BKKBN Jawa Barat Dorong Kesadaran Warga Bekasi

Bekasi – Program Bangga Kencana kembali disosialisasikan di Kabupaten Bekasi melalui kegiatan yang menghadirkan Anggota Komisi IX DPR RI, H. Obon Tabroni, bersama jajaran BKKBN Jawa Barat dan Dinas PPKB Kabupaten Bekasi. Bertempat di salah satu wilayah RW, acara ini dihadiri oleh ratusan warga, kader, dan tokoh masyarakat yang antusias mengikuti pemaparan tentang pentingnya keluarga berkualitas, pencegahan stunting, serta layanan KB gratis bagi masyarakat.

 

Ketua RW selaku tuan rumah dalam sambutannya menekankan bahwa tantangan pembangunan keluarga saat ini tidak hanya terkait jumlah penduduk, tetapi juga kualitasnya. Mulai dari kesehatan ibu dan anak, perencanaan usia perkawinan, hingga pola asuh anak. “Melalui kegiatan sosialisasi ini, harapannya masyarakat bisa menjadi motor penggerak di lingkungannya masing-masing dalam membangun keluarga sehat dan berkualitas,” ujarnya.

 

Anggota Komisi IX DPR RI, H. Obon Tabroni, menegaskan bahwa penurunan angka stunting harus menjadi perhatian bersama. Menurutnya, prevalensi stunting di Jawa Barat masih berada di angka 18 persen. “Stunting bukan sekadar tubuh pendek, tapi berdampak pada perkembangan otak, daya saing, dan masa depan generasi kita. Bekasi yang dikenal sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, harus mampu melahirkan generasi sehat dan cerdas,” kata Obon. Ia juga menyoroti masalah lain seperti penyalahgunaan obat tramadol di kalangan anak muda, serta pentingnya perlindungan bagi para pekerja.

 

Senada dengan itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si., meluruskan pemahaman soal stunting. Menurutnya, stunting bukan hanya sekadar anak pendek, tetapi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan. “Jika anak stunting, kecerdasan dan daya tahan tubuhnya ikut terhambat. Maka keluarga perlu memberi perhatian serius pada perencanaan kehamilan, gizi ibu hamil, ASI eksklusif, hingga MPASI yang bergizi,” jelasnya. Ia menekankan bahwa jumlah ideal anak dalam keluarga adalah dua hingga tiga orang agar orang tua bisa maksimal memberi perhatian.

 

Sementara itu, Sekretaris Dinas PPKB Kabupaten Bekasi, Juniardiana Rosatijawan, S.T., M.M., menegaskan bahwa layanan KB di Kabupaten Bekasi sudah bisa diakses secara gratis, baik pemasangan maupun pencabutan. Bahkan, bagi pengguna metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) diberikan kompensasi Rp450 ribu, dan Rp150 ribu bagi pendamping. “Kami juga mendorong pemanfaatan program MBG atau Makanan Bergizi yang menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan anak baduta sebagai upaya pencegahan stunting,” katanya. Ia menambahkan bahwa angka stunting di Bekasi sudah berhasil turun dari 21% menjadi 18%, meski tantangan masih besar karena jumlah penduduk mencapai 3,2 juta jiwa.

 

Acara sosialisasi ini ditutup dengan ajakan bersama untuk menjadikan keluarga sebagai kunci utama dalam menciptakan generasi berkualitas. Dengan sinergi pemerintah, masyarakat, dan semua elemen bangsa, Kabupaten Bekasi diharapkan mampu menekan angka stunting sekaligus membentuk generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *