Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Saudaraku , tahun yang lalu telah kita tinggalkan. Kini kini sudah berada di tahun yang baru dan bahkan sudah separuh tahun. Tidakkah kita merasa takut, andaikata di tahun yang lalu kita lumuri dengan kubangan dosa dan nista?
Sungguh mengherankan, tahun yang telah kita lewati tidak menggenapkan amal-amal kebaikan kita, justru keganjilan-keganjilan yang kita lakukan. Maksiat-maksiat yang tak pernah henti kita perbuat. Karena itu, genapkan amal kebaikan, jangan buat keganjilan-keganjilan, nyeleneh tidak karuan.
Saudaraku, lebih mengherankan lagi, ketika kita meninggalkan Raport tahun yang lalu yang barangkali banyak angka merahnya, banyak maksiatnya, banyak nodanya, banyak dosanya, justru kita rayakan dengan pesta pora, tertawa terbahak-bahak….!!! Padahal, seharusnya kita menangis, bersimpuh sujud di atas hamparan sajadah taubat dan cinta pada-Nya. Demi Allah, air mata yang keluar dari kedua mata karena takut kepada siksa Allah SWT dan rindu akan surga-Nya, akan menjadi hijab (penghalang) dari api neraka Jahannam. Tidakkah Anda takut kepada neraka dan merindukan surga?
Kalau pun di tahun baru ini kita bakar ban-ban yang berserakan di halaman rumah kita, hendaklah kita maknai sebagai ‟Pembakaran Dosa-dosa‟ kita. Maka, ketika membakar ban bukan tawa yang keluar, justru air mata. Ya, air mata penyesalan atas dosa-dosa di tahun yang lalu.
Saudaraku, hitunglah mulai sekarang, apakah persentase dosa lebih banyak dari amal saleh, atau sebaliknya…..!!! Jangan malu, karena kita-lah yang paling tahu dosa kita. kitalah yang paling tahu kebohongan kita, dan kita-lah yang paling tahu kebusukan dan keburukan kita. Orang hanya menilai dari luar, sedangkan yang tahu kedalaman kita, dendam kita, iri kita, adalah kita sendiri. Benar, bukan?
Saudaraku, demi Allah, Anda akan mati dan saya akan mati, kita semua pasti mati. Apa yang telah kita persiapkan untuk perbekalan nanti? Sudahkah kain kafan putih menjadi bayangan setiap malam kita, ataukah hanya keindahan fatamorgana dunia belaka yang kadang menghancurkan dan mencelakakan kita?
Wahai para pejabat, mana kekuasaan Anda? Mana kursikursi goyang Anda? Mana pengawal-pengawal Anda? Akankah semuanya bisa menahan malaikat maut yang mencabut nyawa Anda?
Wahai saudaraku yang diberi kelebihan harta, mana uangmu yang bertas-tas atau uangmu yang banyak yang disimpan di bank? Mana megahnya rumah yang selama ini kita usahakan. Demi Allah, andaikata malaikat maut menghampirimu dan mengutarakan padamu untuk mencabut nyawamu, tidak berguna lagi uang banyakmu, rumah megahmu. Maka, pergunakanlah hartamu dan rumahmu pada jalan-Nya, dan Keluarkanlah 2,5 % dari penghasilanmu!
Demi Allah, tidak akan rugi. Dan demi Allah, Allah akan menggantinya. Siapa yang berkorban, Allah akan ganti pengorbanannya.
Wahai para bussinesman, janganlah keuntungan yang Anda peroleh melupakan Anda dari nikmat-Nya. Zakatkanlah harta-harta Anda sebagai wujud syukur nikmat padaNya. Demi Allah, bisnis Anda akan mendapat keuntungan dari Allah. Siapa yang berbisnis dengan Allah dan karena Allah tidak akan pernah rugi. Bacalah kitab Shafaqatun
Rabihah: Kaifa Tahjizu Maq‟adan fi al-Jannah (Transaksi yang menguntungkan/tak pernah rugi: Bagaimana Meraih Tempat di Surga).
Wahai para ulama, sampaikan yang haq, katakan walau pahit. Jangan takut dicela dan dihina, karena para Nabi dan Rasul pun pernah dan sering dicela dan dihina. Tapi, saya sarankan, berbicaralah dengan hikmah, hingga yang pahit terasa manis oleh mereka. Akhirnya, hinaan dan celaan berbuah kebahagiaan.
Saudaraku, tiket-tiket ke surga masih tersedia. Jangan ketinggalan dan sampai habis. Tahun baru menyongsong Anda menuju gerbang kemenangan dan pintu-pintu surga dibuka. Hapuslah kenangan buruk tahun lalu dan jadikan pelajaran berharga, dan isilah tahun baru ini dengan nilai-nilai kebaikan.
Hayya alas shalah. Dengarlah suara muazzin bersahutsahutan. Mereka memanggil Anda untuk meraih ketenangan. Tidakkah Anda percaya? Baiklah, akan kusitir sebuah perkataan Rasulullah SAW kepada Bilal, ”Ya Bilal, arihna bis shalah” ‟Wahai Bilal, tenangkan (jiwa) kita dengan shalat!”
Hayya ‟alal falah. Seruan menuju kemenangan dikumandangkan dari berbagai penjuru menara. Maukah Anda menang ‟al-falah‟ atau al-kalah?
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Heart_Laundry
#Bakarlah_Dosa_Dosa