Jakarta, 28 Juni 2025 – Wakil Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Benny Ario, mengapresiasi program penanaman 12 juta bibit mangrove di wilayah pesisir Jawa Tengah yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Ahmad Luthfi. Program tersebut dinilai sebagai langkah konkret dalam menjawab ancaman abrasi, banjir rob, dan kerusakan lingkungan di wilayah pesisir utara Jawa.
“Penanaman mangrove secara masif seperti ini mencerminkan arah kebijakan yang strategis dan berorientasi pada keberlanjutan. Ini bukan hanya menyelamatkan ekosistem, tetapi juga memberikan perlindungan langsung bagi masyarakat pesisir,” ujar Benny dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/6).
Program bertajuk Mageri Segoro tersebut menargetkan rehabilitasi garis pantai sepanjang hampir 1.000 kilometer, dengan total 12 juta bibit mangrove yang akan ditanam hingga tahun 2029. Program ini dilaksanakan secara kolaboratif oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama unsur TNI/Polri, BUMN, perusahaan swasta, kelompok masyarakat, serta para relawan lingkungan.
Benny menilai pendekatan partisipatif yang dijalankan dalam program tersebut merupakan bentuk keterlibatan kolektif yang penting dalam pelestarian lingkungan. Ia juga menyoroti keterlibatan komunitas lokal dalam proses penanaman dan perawatan sebagai kunci keberhasilan jangka panjang.
“Pemberdayaan masyarakat pesisir untuk ikut terlibat aktif menjadi bagian penting dari transformasi kesadaran lingkungan. Program ini akan menjadi sia-sia jika hanya berhenti di seremoni tanam tanpa perawatan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penanaman mangrove harus disertai pemantauan pertumbuhan dan pengawasan dari berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi, aktivis lingkungan, dan lembaga independen. Transparansi pelaksanaan dan evaluasi progres juga perlu dijaga agar manfaat program benar-benar bisa dirasakan.
“Keberhasilan program bukan diukur dari jumlah bibit yang ditanam, melainkan dari keberhasilan membentuk kawasan mangrove yang hidup dan fungsional. Itu yang harus dijaga bersama,” katanya.
Benny juga menyoroti bahwa perubahan iklim dan kerusakan pesisir adalah persoalan global yang dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat kelas bawah, khususnya nelayan dan petani tambak. Karena itu, penanganannya tidak boleh bersifat parsial.
“Menjaga lingkungan adalah menjaga masa depan. Pesisir yang sehat bukan hanya soal keindahan alam, tapi soal keberlangsungan ekonomi dan keselamatan warga. Penanaman mangrove adalah investasi ekologis jangka panjang,” tegasnya.
Sebagai bagian dari generasi muda, Benny mendorong agar mahasiswa dan pemuda turut mengambil peran aktif dalam mengawal isu lingkungan, baik melalui advokasi, pendidikan masyarakat, maupun aksi nyata di lapangan.