Matarakyat.com, Padang – Sumbar mengalami peningkatan inflasi pada bulan Mei 2023 mencapi 0,85 persen. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, makanan, minuman dan tembakau (rokok) menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi yang terjadi pada periode ini.
Data yang dirilis menunjukkan bahwa inflasi pada bulan Mei menigkat 0,38 persen jika dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya. Penyumbang terbesar inflasi adalah makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat kenaikan sebesar 0,38 persen.
Kota Padang dan Bukittinggi masuk ke dalam jajaran 90 wilayah di Indonesia yang mengalami inflasi yang cukup signifikan. Kota Padang pada tahun 2023 berada di peringkat 34 dengan inflasi mencapai 4,26 dan Bukittinggi menempati peringkat ke 67 dengan inflasi 3,56 persen.
BPS Sumbar membeberkan sejumlah komoditas yang memiliki andil cukup besar dalam peningkatan inflasi yang terjadi di dua kota tersebut. Angkutan udara menjadi penyumbang terbesar dengan andil 0,20 persen, diikuti daging ayam ras sebesar 0,15 persen, bawang merah 0,03 persen, jengkol 0,03 persen, kelapa 0,02 persen.
Selain itu, rokok kretek filter juga menjadi penyumbang signfikan dalam pertumbuhan inflasi di Padang dan Bukittinggi dengan andil sebesar 0,02 persen, lalu bawang putih, ikan sisik (cikalang), ikan aso-aso (gembolo), dan ikan tongkol menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen.
Di sisi lain, terdapat sejumlah komoditas yang menjadi penghambat terjadinya inflasi di Sumbar, khususnya di Kota Padang dan Bukittinggi pada bulan Mei 2023. Di antaranya; cabai merah dengan tingkat deflasi sebesar -0,25 persen, angkutan antar kota -0,03 persen, kendaraan carter/rental -0,03 persen serta cabai hijau, tarif travel, kentang, petai, terong menyumbang deflasi masing-masing -0,01 persen.