Matarakyat24.com, Jakarta — 7 Desember 2025, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunikasi dan Digital bersama Drs. H. Taufiq R Abdullah, M.A.P, Anggota Komisi I DPR RI, menyelenggarakan webinar Ngobras Literasi Digital bertema “Aman Digital: Melindungi Data Pribadi di Era Serba Online” di Intel Studio, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (7/12).
Dalam paparannya, Taufiq R Abdullah menekankan bahwa digitalisasi membawa manfaat sekaligus perangkap yang harus diantisipasi masyarakat. “Teknologi digital adalah kemajuan peradaban, tetapi di sisi lain menuntut kemampuan adaptasi yang adil dan penuh kehati-hatian,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa berbagai penipuan digital seperti phishing, scamming, dan ekonomi gelap berbasis daring kini berjalan masif dan menyasar warga Indonesia karena jumlah penduduk yang besar. Bahkan, beberapa negara seperti Kamboja disebut menjadi pusat operasi penipuan yang menargetkan masyarakat Indonesia.
Taufiq menyoroti maraknya pembobolan data, termasuk serangan terhadap pusat data nasional. Ia mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap keamanan digital. “Masyarakat harus mampu memanfaatkan teknologi secara positif, tetapi tetap waspada terhadap risiko. Kehati-hatian adalah benteng utama,” tegasnya.
Pemateri kedua, Didi, SE, Ak., M.Ak., memaparkan bahwa ruang digital kini diakses miliaran pengguna setiap menit. Berdasarkan survei 2024, Facebook memiliki 3,068 miliar pengguna aktif, WhatsApp 2,95 miliar, Instagram 2,35 miliar, dan TikTok mencapai 1,85 miliar pengguna aktif.
Menurutnya, Indonesia terus memperluas akses internet terutama di wilayah 3T melalui proyek percepatan konektivitas digital. Namun, tingginya penggunaan internet oleh Generasi Z dan Generasi Alpha membuat risiko keamanannya semakin besar.
Didi juga menjelaskan kebijakan pemerintah terkait transformasi digital nasional, termasuk program Satu Warga Satu Identitas Digital dan pembentukan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang menjadi bagian agenda 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Ia menekankan pentingnya menjaga perangkat, data pribadi, dan jejak digital. “Gunakan kata sandi kuat, verifikasi dua langkah, fitur find my device, hingga antivirus. Semua ini wajib untuk menghindari penipuan digital,” jelasnya.
Pemateri ketiga, Muh. Zia Ulkhaq, M.Kom, mengingatkan bahwa kebocoran data kini semakin sering terjadi dan menimpa masyarakat dari berbagai usia. Data pribadi seperti NIK, nomor telepon, email, rekening bank, hingga data kesehatan rentan disalahgunakan.
Ia menjelaskan sejumlah ancaman seperti phishing, rekayasa sosial, APK berbahaya, pinjol ilegal, hingga perilaku oversharing. Zia memperkenalkan prinsip keamanan digital “STOPA” yakni Saring info, Tetapkan password, OTP aman, Periksa aplikasi, Aktifkan 2FA.
“Jaga data pribadi seperti menjaga dompet dan kunci rumah,” pesannya.
Webinar ini menegaskan bahwa perlindungan data pribadi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat di tengah meningkatnya ancaman digital.***












