MENYUKAI SILAHTURAHMI

Khazanah

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

“Cintai Ayat-ayat Ilahi, maka rezeki  akan menghampiri.” Ahmed Rich  

 

Anda pernah mendengar kata relationship, networking, muti level marketing, connection, link, public relation? Saya yakin Anda pernah mendengar dan membacanya berulangulang. Bahkan, mungkin di antara Anda menganggap bahwa istilah-istilah tersebut merupakan istilah yang baru dalam bidang bisnis dan manajemen. Benarkah demikian?  

 

Jauh sebelum orang Barat memperkenalkan istilahistilah keren di atas, sejatinya 14 abad yang lampau, Rasulullah Saw. dalam banyak periwayatan hadisnya telah menyingkapkan rahasia kedahsyatan dari silaturahmi. Apa yang menarik dari silaturahmi? Yang menarik adalah efeknya yang langsung terasa, cepat, dan dahsyat. 

 

Saya benar-benar merasakan banyak kemudahan dan berkah dari silaturahmi. Bukan hanya persahabatan tapi juga menjadi jejaring bisnis yang luar biasa. Teman bertambah, relasi bisnis juga bertambah. Dan salah satu buku saya, 

 

Dahsyat Writing: 7 Jurus Menulis ala Otak Kanan, bisa mencapai penjualan fantastis gara-gara silaturahmi ini. Wah, sungguh menakjubkan sekali efek dari silaturahmi ini. 

Nah, apa saja manfaat dari silaturahmi? 

Silaturahmi Itu Menyehatkan 

 

Tahukah Anda mengapa rumah yang tidak berpenghuni sering kali cepat lebih rusak, bahkan lebih cepat roboh ketimbang rumah yang ber-penghuni? Jika dipikir-pikir secara logika, tentunya rumah yang berpenghuni itu akan lebih cepat rusak. Apa pasal? Karena dipakai setiap saat. Pintu dan jendelanya sering kali dibuka tutup setiap hari. 

 

Namun kenyataannya berbeda. Ternyata justru rumah yang tak berpenghuni itu yang lebih cepat rusak. Meskipun jarang digunakan, tapi justru itu membuat peralatannya semakin rusak. Lihat saja rumah yang tak berpenghuni layaknya rumah angker yang dipenuhi sarang laba-laba. Kayunya rapuh dimakan rayap. Betonnya berlubang menjadi sarang tikus, kecoa dan semut. Mengapa bisa terjadi demikian? 

 

Jawabannya akhirnya tersingkap bahwa betapa hebatnya aura manusia dan hubungannya dengan pengaruh silaturahmi. Manusia memang makhluk sosial yang harus hidup secara berkelompok dan bermasyarakat. 

 

Dia tidak akan pernah bisa hidup sendirian, tanpa membutuhkan kepada manusia lainnya. Makanya itulah arti penting sebuah silaturahmi. Kenyataan membuktikan bahwa setiap manusia memiliki aura positif yang memberikan pengaruh kehidupan kepada manusia lainnya. 

 

Bila manusia bertemu dengan manusia lainnya atau mendiami sebuah tempat, maka terjadi interaksi auranya dengan alam sekitarnya sehingga mem-berikan pengaruh kekuatan bertahan pada manusia atau tempat yang dia diami. Artinya, semakin banyak kita bergaul dengan orang lain, semakin banyak pula pengaruh pancaran positif yang akan kita terima dari orang lain. 

 

Dan hal itu berpengaruh pada kejiwaan yang berimplikasi pada kesehatan, awet muda serta umur yang panjang. Jadi, jika Anda ingin mewarisi resep dahsyat kelimpahan rezeki ala Rasulullah Saw., maka perbanyaklah silaturahmi. 

 

Silaturahmi pada zaman modern saat ini tidak mengharuskan Anda mendatangi orang lain lalu duduk mengobrol dengannya selama berjam-jam. Makna silaturahmi yang lebih luas bisa diartikan memperluas pertemanan di media jejaring sosial, sering mengikuti pelatihan atau seminar, berkumpul dalam sebuah komunitas sosial kemasyarakatan, seprofesi atau sehobi. Membangun link dan jaringan dengan orang-orang yang memiliki kesamaan bidang dan minat dalam sebuah bisnis. 

 

Silahturahmi Itu Memanjangkan Umur

Rasulullah menyebutkan bahwa salah satu keutamaan silaturahmi adalah membuat umur seseorang men-jadi panjang. Tentu panjangnya umur seseorang diiringi oleh keberkahan hidup di dalamnya. Bukan panjang umur tapi hidup sengsara. Kata Nabi, “Silaturahmi memakmurkan kehidupan dan meman-jangkan umur, walaupun pelakunya bukanlah orang yang baik.” (HR. Ahmad) 

 

Lalu apakah yang dimaksudkan dengan panjang umur dalam hadis Rasulullah itu? Abu Laits As-Samarqandi menjelaskan  bahwa maksud panjang umur itu ada dua. 

 

Pertama, panjangnya umur berarti bertambahnya kebaikan. Artinya, pahalanya terus bertambah. Umurnya sendiri seperti telah ditentukan di dalam Lauhul Mahfudz sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, “Jika ajal kamu telah tiba, maka tidak dapat diundurkan sedikitpun dan tidak pula dapat dimajukan.” Bertambahnya kebaikan juga berarti juga dicatat terus pahalanya sesudah matinya. Maka tercatat pahalanya sesudah kematian itu sama dengan bertambahnya umur. 

 

Kedua, yang dimaksud panjang umur itu memang benar-benar bertambah umur dengan kuasa Allah. Misalnya, di catatan Lauhul Mahfudz katakanlah umur seseorang telah ditetapkan 40 tahun, namun kemudian dengan izin Allah ditambahkan menjadi 60 tahun. Ini terjadi berkah dari amalan kebaikannya, ter-masuk silaturahmi. Kata Nabi, “Tidak dapat menolak takdir kecuali doa dan tidak dapat menambah umur kecuali amal kebaikan. Dan sering kali seseorang itu tidak mendapatkan rezeki karena berbuat dosa.” (HR. Muslim). 

 

Jadi, umur seseorang itu benar-benar bertambah dengan kehendak Allah dan pertambahannya mem-berikan hikmah kebaikan. Misalnya pertambahannya diiringi dengan datangnya rahmat dan anugerah Allah. Berupa kenikmatan hidup atau kesempatan untuk menambah amal agar dirinya dapat masuk surga, mengingat ia diwafatkan pada usia yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz amalnya masih sangat kurang.  

 

Apa yang dikatakan Rasulullah Saw. 14 abad lampau tersebut kini terbukti. Menurut sebuah riset ilmiah di Amerika latin ditemukan para penduduk yang rata-rata memiliki umur yang sangat panjang. Selidik punya selidik, ternyata ada sebuah kebiasaan masyarakatnya yang membudayakan silaturahmi dan saling mengunjungi satu sama lain dengan tetangga lainnya. 

 

Anda mungkin pernah mendengar ada banyak pemberitaan tentang pasien yang hampir meninggal dunia, lantaran tidak memiliki biaya untuk peng-obatan akhirnya kemudian tertolong hanya lantaran silaturahmi yang dijalin dari kekuatan media jejaring sosial semisal Twitter dan Facebook. 

 

Mungkin Anda juga pernah membaca pemberitaan tentang anak kecil yang hilang di sekitaran Monas beberapa bulan yang lalu dan berhasil ditemukan melalui kekuatan jejaring sosial. 

 

Dan yang lebih dahsyat dan menguntungkan lagi, kini melalui jejaring sosial Anda dapat mempromosikan barang dagangan atau bisnis Anda secara gratis, efektif, dan tepat sasaran. Inilah salah satu keajaiban silaturahmi juga memperpanjang usia dan solusi dari berbagai macam permasalahan. 

 

Silahturahmi Memperluas Rezeki

Sudah mafhum penjelasannya bahwa silaturahmi itu ibarat  perangkat dan fitur yang khusus didesain untuk menarik  kelimpahan rezeki yang luas di alam semesta ini. Silaturahmi adalah media untuk menjemput rezeki yang telah disediakan Allah untuk kita. Oleh karena itulah, inilah salah satu alasan mengapa kita umat Islam dilarang untuk memutuskan silaturahmi. 

 

Kita dilarang untuk tidak berteguran sapa lebih dari tiga hari. Karena pada saat kita memutuskan silaturahmi, maka pada saat itulah hakikatnya kita memutuskan simpul-simpul rezeki. Karena kita tidak pernah tahu kepada siapa rezeki kita dititipkan. 

 

Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa sesungguhnya rahim‟ itu bergantung di Arsy dan dia senantiasa berdoa, “Ya Allah, sambungkanlah aku dengan orang yang menyambungkan silaturahmi dan putuskan bagi orang yang memutuskan silaturahmi.” 

 

Lantas Allah Swt. pun menjawab, “Aku Maha Pengasih dan Penyayang. Dan aku menyifati nama-Ku dengan ArRahim. Barangsiapa yang menyambungkan silatu-rahmi, niscaya aku akan sambungkan dengan rahmat-Ku dan barangsiapa yang memutuskannya niscaya ia akan terputus dari rahmat-Ku.” (HR. Bukhari-Muslim) 

 

Pada hadis lain Anas bin Malik meriwayatkan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Nabi Saw., “Tunjukkan aku amalan menuju surga.” Nabi Saw. bersabda, “Jangan menyekutukan Allah, dirikan shalat, tunaikan zakat, dan sambungkan silaturahmi.” (HR. Bukhari-Muslim) 

 

Jelaslah bahwa silaturahmi adalah salah satu magnet penarik kelimpahan rezeki. Nah, jika Anda ingin meraih kesuksesan lebih awal, maka mulailah: 

  • Perbanyak dan perluas pergaulan 
  • Bangun hubungan baik dengan orang-orang yang memiliki potensi dan keunggulan 
  • Aktifkan diri Anda terlibat dalam komunitas atau organisasi kemasyarakatan 
  • Ikuti seminar atau training yang akan membuat Anda mudah berkenalan dengan peserta lainnya yang memiliki keinginan sukses yang sama. 

 

Dan Saya Sendiri Telah Membuktikan Keampuhannya

Saya pernah menjadi imam di sebuah Surau di Batusangkar, Sumatera Barat, saat kuliah. Uniknya, saya beribadah, saya juga digaji. Saat itu, saya digaji per bulannya Rp150.000. Rp150.000 di tahun 2000 senilai Rp1 juta lebih untuk ukuran sekarang, karena biaya kuliah saya per semester ketika itu Rp180.000. 

 

Kebiasaan saya sebagai imam dan guru mengaji adalah selesai shalat dan mengajar, senantiasa  bercengkerama dengan jamaah. Saya sangat akrab dengan jamaah. Saking akrabnya, mereka ada yang mengangkat saya sebagai adik dan anak. Kata mereka, ketika melihat saya, mereka ingat anaknya anaknya yang di perantauan. Kebiasaan di kampung tersebut, anak-anak muda, khususnya laki-laki seolah menjadi „wajib‟ untuk merantau. 

 

Setiap pagi seusai shalat Subuh saya jalan-jalan menyambangi rumah jamaah. Saat melihat saya, di antara jamaah ibu-ibu ada yang memanggil dan menyuruh saya singgah ke rumahnya. Karena saya sudah akrab saya pun singgah ke rumah jamaah tersebut. Rupanya, ia sudah menyediakan minum dan sarapan pagi untuk saya. Rezeki dari Allah yang tak terduga. 

 

Hal tersebut kerap terjadi. Bukan hanya itu, setiap Ramadhan dan Idul Fitri, saya banyak mendapatkan rezeki. Ada yang menitip kepada pengurus dan jamaah amplop kepada saya. Pas dibuka, saya tak menduga. Ada yang satu amplop berisi Rp250.000,-. Kata mereka, ini adalah zakat untuk ustadz, karena ustadz dianggap sebagai fî sabiîillâh. Itu baru satu amplop, dan amplop-amplop seolah datang terus. Begitulah Allah menggerakkan hamba-hamba-Nya. Saya ikhlas bekerja untuk-Nya. Hanya digaji Rp150.000,- dan itu pun tidak saya minta. Tapi Allah mengganti dengan jutaan, dan bahkan puluhan juta jika dikonversi nilai uang sekarang.  

 

Begitulah kedahsyatan simpul silaturahmi. Hanya dari satu jamaah berantai kepada yang lain. Dan sampai saat ini, saya pun tidak tahu wajah orang-orang yang memberi amplop sebagai perantara Allah dalam memberi rezeki kepada saya ketika itu. 

 

Cerita lain bergulir ketika saya menjadi seorang penulis dan motivator.  Jujur, saya menulis hanyalah ingin menyebarkan bukubuku saya tanpa saya harus hadir. Saya bertahun-tahun jadi dai, berdakwah dengan lisan, namun saya merasa dakwah saya terbatas, maka dengan jalan menulis itulah dakwah dan ide-ide saya tersampaikan. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga bisa ke mancanegara. Alhamdulillah, ada yang memesan buku-buku saya dari Malaysia, Australia, dan Taiwan. 

 

Ketika itu, ada yang membeli buku saya dari Palu, Sulawesi Tengah. Ia menyatakan bahwa ia sangat terinspirasi dengan buku saya. Ia pun sering konsultasi berbagai hal lewat inbox dan kadang-kadang menelepon langsung. Akhirnya, ia pun berniat mengundang saya untuk memberikan motivasi tentang kepenulisan. Ia pun membentuk panitia dan mempersiapkan segala sesuatunya.  

 

Hari itu pun tiba. Saya berangkat ke Palu. Tiket pesawat Pulang-Pergi ditanggung dan hotel serta makan selama di Palu disediakan panitia. Saya pun mengisi Training, alhamdulillah banyak yang merasa terinspirasi. Selesai acara saya diberikan fee ketika itu Rp2.500.000,-, karena yang mengundang adalah mahasiswa. Jadi, saya diskon, hehehe. 

 

Setelah training itu, saya pun diundang untuk yang kedua dan ketiga kalinya. Dan silaturahmi berlanjut dengan adanya peserta yang kerjasama penerbitan buku dengan Hakim Publishing, penerbitan yang saya kelola, yang jika dinominalkan sampai sekarang, sudah lebih dari Rp30.000.000,- 

 

Sebelum diundang ke Palu, saya pun pernah diun-dang ke Batam. Itu pun gara-gara mereka sering membaca statusstatus saya di facebook, dan membaca buku-buku saya. Dia pun menelpon saya hendak mengundang saya. Dan hari itu pun tiba. Tanpa disangka, saya disediakan hotel termewah di Batam, belum lagi, selesai acara saya dikasih fee Rp10.000.000.- untuk durasi hanya 3 jam mengisi workshop. 

 

Demikianlah simpul-simpul silaturahmi dan berbagi mengundang rezeki. Sejatinya, masih banyak kisah keajaiban lainnya yang menimpa saya, tapi setidaknya kisah saya tersebut bisa mewakili untuk menujukkan bahwa silaturahmi bisa mengundang rezeki dan menarik kekayaan sejati. 

 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#Kaya_Raya_Dengan_Modal_Cinta

#Menyukai_Silahturahmi

 

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *