MENCINTAI BAGINDA RASUL

Khazanah

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

Siapa yang ingin di dunia dan di akhiratnya tidak bangkrut, hendaknya ia mencintai Nabi segenap hati. (Syaiful Anwar)

 

Anda Adalah Orang Ynag Paling Kaya

Anda adalah orang yang paling kaya! Membaca sub judul di atas, mungkin Anda akan mengernyitkan kening. Masa sih?  Ya, sekali lagi saya yakinkan bahwa Anda adalah orang yang paling kaya di dunia ini, selama Anda memiliki kecintaan kepada Allah dan Rasulullah saw. 

Seberapa besar pun harta kekayaan yang Anda miliki tak akan berarti apa-apa jika tanpa ada seberkas kecintaan dan kerinduan kepada Rasulullah saw. karena cinta itulah kelak yang akan menyelamatkan Anda di dunia dan di akhirat. Untuk lebih meyakinkan Anda, saya mengutip sebuah kisah pada zaman tabiin. 

 

Alkisah, seorang laki-laki mendatangi Ali bin Abi Thalib untuk mengeluhkan tentang kemiskinannya. “Wahai Sayyidina Ali, saya ini orang miskin. Sungguh hidup saya ini tidak beruntung”. Sayyidina Ali bertanya:”Apakah kamu mencintai Rasulullah dan ahli baitnya?” Lelaki itu menjawab:”Tentu saja. Saya sangat mencintai Rasulullah dan keluarganya”. 

 

 “Nah, kalau begitu, maukah kamu mengganti cintamu dengan seribu dirham?”. Lelaki itu menggelengkan kepala. “Bagaimana kalau sepuluh ribu dirham?”. Lelaki itu kembali menggelengkan kepala. “Seratus dirham?” Lelaki itu tetap menggelengkan kepala. “Nah, kalau begitu, sesungguhnya kamu orang kaya! Karena kamu memiliki sesuatu yang tak bisa dibeli oleh harta kekayaan dunia”.  

 

Pembaca yang budiman! Adakah sesuatu yang berharga yang tak bisa dinilai oleh harta kekayaan duniawi? Ya, ada. Kecintaan Rasulullah dan keluarganya. Jika Anda sudah memilikinya, sungguh Anda memiliki kekayaan yang terhingga nilainya. 

 

Berbahagialah! Sebab cinta Anda tak akan pernah dapat ditukar dengan senilai uang seribu dirham, sepuluh ribu dolar, bahkan segunung emas sekalipun. Mengapa kecintaan kepada Rasulullah dan ahli baitnya  begitu sangat berharga? Sebab bermula dari kecintaan inilah sumber keberuntungan. Kebahagiaan, ketentraman, dan tercapainya kesuksesan dunia dan akhirat. 

 

Masih ingat tentang kisah Arab Badui yang menemui Rasulullah? Ia bertanya tentang kiamat.”Ya Rasulullah, kapan kiamat itu datang?” Mendapat pertanyaan seperti itu, lalu Rasulullah balik bertanya, “Apa yang kamu persiapkan untuk hari itu?” “Demi Allah, saya tidak mempersiapkan amal yang banyak   berupa shalat dan puasa. Hanya saja saya mencintai Allah dan Rasul-Nya”, jawab Badui itu. “Engkau akan bersama orang yang engkau cintai”, jawab Rasulullah. 

 

“Aku belum pernah melihat kaum Muslimin ber-bahagia setelah masuk Islam kecuali setelah mendengar tentang hadis ini”, kata Anas bin Malik mengomentari hadis ini. Mengapa para sahabat yang mendengar berita ini sangat bahagia?  Sebab mereka telah mendapatkan kunci kesuksesan dunia dan akhirat. 

 

Lihat apa yang mereka peroleh dari kunci kesuksesan itu! Berabad-abad lamanya Islam mencapai kegemilangan dan kejayaan yang tak tertandingi. Namun, manakala umat akhir zaman sudah mulai melupakan kunci kesuksesan terhebat itu, maka umat Islam berada pada kehinaan. Padahal kunci kesuksesan dalam hal apapun rahasianya terdapat pada teladan kepribadian Rasulullah saw. 

 

Sayangnya, kelemahan umat Islam saat ini, lantaran mereka sudah mulai melupakan bahkan memudarkan kecintaan kepada Sang Nabi. Kemudian mereka mengambil model-model dan tokoh-tokoh sukses lainnya dari orangorang Barat. Dalam berbisnis saja misalnya, sangat jarang sekali orang mengambil prototipe dari model perdagangan dan bisnis Rasulullah saw. 

 

 

Mencintai Rasulullah SAW, Kunci Perbendaharaan Kekayaan Alam Semesta

Perhatikan definisi dan indikasi cinta yang ramburambunya termaktub di dalam kandungan kitab suci AlQur`an dan hadis-hadis Nabi, berikut ini : 

  • Jika benar cintamu, niscaya bergetar hatimu dikala disebut namanya. (Kandungan ayat QS. Al-Anfal [8]: 2) 
  • Jika tulus cintamu, niscaya engkau akan mengorbankan apa saja untuknya. (Kandungan QS.  Ali Imran [3]: 92) 
  • Jika sungguh-sungguh cintamu, niscaya engkau akan mengikuti perilakunya. (Kandungan QS. Ali Imran [3]: 31) 
  • Dan bila terbukti cintamu, niscaya engkau akan dikumpulkan bersamanya. (HR. Bukhari Muslim) 
  • Pertanda cinta akan  banyak mengingat di hati dan menyebut di lisan terhadap orang yang dicintainya. (HR. Dailami) 

 

Dari definisi dan indikasi cinta inilah, maka terang benderanglah bahwa cinta adalah rahasia hati yang terungkap dari lisan. Meskipun cinta bisa tersimpan jauh di lubuk hati, namun indikasinya tak dapat disembunyikan. Orang yang mencintai seseorang, akan terlihat dari ucapannya. Ia akan mengingat dan menyebut kekasihnya di mana pun ia berada. 

 

Ada banyak orang yang mengaku cinta Allah dan RasulNya. Namun seberapa besarkah nilai dan kua-litas kecintaan itu akan terlihat dari prilakunya. Yakin saja, bila seseorang benar-benar mencintai Allah dan Rasulullah, rezekinya akan dipermudah dan didatang-kan dari segala arah. 

 

Mengapa cinta kepada Rasulullah harus kita utamakan? Meskipun cinta itu tidak membutuhkan alasan mengapa harus mencintai. Namun ada baiknya saya ulas alasan-alasan mengapa cinta kepada Rasulullah harus diutamakan agar bertambah mantap lagi kecintaan itu. 

  • Mencintai Rasulullah merupakan kesempurnaan iman. “Tidak sempurna iman seseorang, sehingga diriku lebih dicintainya daripada keluarga dan anak-anaknya” (HR. Bukhari Muslim) 
  • Allah dan para Malaikat-Nya, pun mengucapkan salawat dan Salam kepadanya karena ketinggian pangkat dan derajatnya. (QS: Al-Ahzab {3}: 56) 
  • Keutamaan akhlak dan budi pekerti beliau banyak termaktub dalam kitab suci  Al-Quran. “Kehadiran beliau di muka bumi menjadi rahmat bagi sekalian alam”. (QS: Al-Anbiya {21}: 107). “Pada pribadi beliau terdapat budi pekerti beliau yang luhur” (QS: At-Taubah {9}: 128). “Pribadi beliau anutan teladan bagi orang yang mengharapkan keberuntungan di dunia dan akhirat” QS: Al-Ahzab [33]: 21). “Beliau di utus untuk mem-perbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia” (HR. Bukhari)  
  • Rasulullah merupakan cahaya petunjuk ke-benaran.  Kita tidak akan pernah mendapatkan cahaya Islam, tanpa perjuangan beliau. Tanpa beliau, kehadiran yang mengajarkan ketauhidan, niscaya tidak akan pernah mengenal Tuhan alam semesta. 
  • Mencintai beliau dan keluarganya jalan untuk mendapatkan syafaat nanti pada hari kiamat. Orang yang mencintai beliau akan dikumpulkan bersama kelak di surga. 
  • Mencintai Rasulullah saw, merupakan pintu pembuka rezeki dan keberkahan dunia dan akhirat 

 

Jelaslah sudah bahwa mencintai Rasulullah  perkara yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kecintaan kepada beliau merupakan modal kesuksesan dunia dan akhirat. Mencintai  Rasulullah magnet paling dahsyat untuk membuka pembendaharaan rezeki. Serius! Saya tidak mengadangada. Berikut dalilnya: 

  • Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali shalawat, maka Allah akan membalas sepuluh kali shalawat dan mengangkatnya sepuluh derajat. (HR. Bukhari) 
  • Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku sepuluh kali, maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak). (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim)  
  • Setiap doa tertutup (terhalang dari pengabulan-nya) hingga ia bershalawat kepada Nabi saw.” (HR. AdDailami) 
  • Rasulullah saw saw mendoakan Anas bin Malik kekayaan melimpah ruah, “Wahai Allah, perbanyaklah harta dan anaknya serta berkahilah selalu baginya apa yang telah Engkau berikan padanya”. (HR. Bukhari) 
  • Rasulullah saw mendoakan Abdullah bin Abbas ra, “Wahai Allah, pahamkanlah dia perkara agama dan ajarkanlah tafsir Al-Qur`an”. (HR. Ahmad) 

 

Tidak sedikit kisah yang menunjukkan bahwa mencintai sunah Nabi, mengikuti apa yang dilakukan dalam keseharian Nabi akan menarik rezeki. Teman saya, Khairul namanya, ia rajin sekali berjamaah ke masjid, menjaga silaturahim, berusaha melaksanakan sunah Nabi, ia pun diberikan hadiah oleh Allah berupa ibadah umrah. Ada orang kaya yang tergerak hatinya mengumrahkan dia karena ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. 

 

Ada lagi satu kampung di Bandung. Mereka semua petani, tapi hidup sejahtera. Tidak kekurangan apa pun. Karena satu kampung itu patuh dalam meng-amalkan sabda Nabi, “shalat berjamaah lebih baik dari shalat munfarid dengan pahala 27 kali lipat.” Di mana setiap shalat lima waktu, orang-orang di kampung tersebut serempak melaksanakan shalat berjamaah di masjid. 

 

Itu baru sunah Nabi berupa shalat berjamaah. Masih banyak sunah Nabi yang lainnya, jika dilaksanakan dengan sempurna, tentu akan mengundang keber-kahan dan menarik rezeki. Allâhu Akbar! 

 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#Kaya_Raya_Dengan_Modal_Cinta

#Mencintai_Baginda_Nabi

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *