Matarakyat24.com, Jakarta – Perlu diketahui bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk meminimalisir potensi anak muda terpapar radikalisme.
Badan penanggulangan terorisme telah berulang kali menghimbau untuk para guru, ustad untuk untuk memberikan pemahaman tentang anti radikalisme dan terorisme kepada generasi muda.
Hal ini sangat penting melihat trend generasi muda yang ikut dalam peningkatan radikalisme dan terorisme di Indonesia.
Lembaga pendidikan bisa menjadi lokus yang tepat sebagai alat keterpaduan untuk mencegah radikalisme dan terorisme pada generasi muda.
Hasil survei dari SARA pda tahun 2015 siswa-siswi SMA yang tersebar di Jakarta Bandung menunjukkan bahwa ada persoalan di tingkat guru dalam memberikan pemahaman tentang intoleransi.
Dengan kata lain bahwa guru tidak maksimal dalam mentransfer pengetahuan dan tidak mampu menjadikan pendidikan kewarganegaraan yang efektif untuk memperkuat toleransi.
Di tingkat kampus Pada tahun 201 menemukan terdapat persoalan serius yang menimpa suatu kampus di tanah air. Oleh karena penting untuk memberikan pemahaman anti radikalisme pada kalangan pelajar dan mahasiswa mengingat Indonesia mempunyai goals “Menuju Generasi Emas pada Tahun 2045” ujar Farah (Anggota Komisi I DPR RI) dalam webinar ngobrol bareng legislator dengan tajuk “Radikalisme Remaja dan Internet” pada Rabu (31/05/2023).
Remaja saat ini harus berhati-hati terhadap ancaman dari radikalisme. Untuk mencegah atau mengeliminasi kemungkinan anak muda terpapar paham radikalisme dan kemudian menjadi militer harus diakui bukan hal yang mudah dalam beberapa tahun terakhir dikelompokkan teroris dan pemberontakan sudah mulai aktif menggunakan berbagai teknologi baru sebagai media untuk menyebarkan ideologi dengan luas.
Pengalaman telah membuktikan bahwa cara kerja rekrutmen simpatisan teroris secara online inilah yang membuat upaya pencegahannya menjadi tidak mudah.
