Matarakyat24.com, Jakarta – Budaya Indonesia merupakan keseluruhan kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum merdeka pada tahun 1945.
Salah satu wujud kebudayaan daerah di Indonesia diantaranya Rumah adat, upacara adat, lagu, seni patung, seni suara, tarian, seni pertunjukan, agama dan filsafat dan bentuk-bentuk kebudayaan lainnya.
Namun saat ini semua bentuk atau wujud kebudayaan daerah mulai tersingkirkan dengan dunia yang serba digital dengan tingakat penggunaan internet yang terus meningkat setiap tahunnya.
Oleh karena tantangan kebudayaan di era digital saat ini seperti lingkungan yang menuntut agar kita bisa cepat beradaptasi terhadap perubahan tak terduga, cepat mengambil tindakan dalam situasi yang tidak pasti, saling ketergantunagan dan dinas dan harus senantiasa berfikir “Out of The Box” , Ujar Dr. Rosarita dalam pemaparan nya pada webinar legislator.
Pada satu sisi internet membawa dampak positif diantaranya internet sebagai media komunikasi, media pertukaran data, kemudahan dalam berbisnis, sebagai sumber penghasilan dan memberi kemudahan dalam bidang lainnya seperti pemerintahan, sosial, ekonomi, dan lain sebagainya.
Namun disisi lain juga membawa dampak negatif yang diantaranya membuat kecanduan internet, perjudian, pornografi, pencurian data pribadi, bullying dan mengabaikan orang sekitar.
Kresna Anggota DPR RI yang hadir dalam webinar legislator juga menyatakan ditengah situasi dan kondisi negara yang saat ini membuat kita sadar bagaimana menjaga budaya Indonesia.
Kita tahu bahwa semua kebudayaan dari budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya kita yang semakin hari semakin mencoba menggerus identitas kita dan pengaruh kepada anak-anak kita dengan ingin menghilangkan budaya-budaya kita sendiri. Seperti Korea dengan K Popnya, Jepang dengan animenya, Amerika dengan Hollywoodnya dan India dengan Bollywoodnya dan lain sebagainya baik melalui film, lagu dan media lainnya.
“Indonesia mendapat peringkat no 1 sebagai netizen tidak sopan se Asia Tenggara”. Ujar Kresna.
Kita coba renungkan hal ini tidak sesuai dengan identitas negara kita Indonesia yang terkenal dari dulu dengan rarah tamahannya, murah senyum dan menyapa, namun dengan perkembangan teknologi saat ini menciptakan sosok netizen yang begitu sangat kejam atau jahat di platform digital, bahkan yang introvert sehari-hari menjadi ganas di dunia digital.
“Menyikapi hal tersebut diperlukan literasi digital bagaimana literasi digital ini terus kita masifkan hingga ke seluruh pelosok dan sampai ke daerah 3T (Terluar, tertinggal dan termiskin) ” Tutur Kresna.
Untuk melestarikan Budaya Indonesia yang bisa dilakukan adalah dengan mempelajari budaya lokal, mengikuti kegiatan budaya asal, mengenalkan produk budaya ke kancah internasional, menjadikan budaya sebagai identitas, dan mengekspor barang kesenian.
Melalui media digital yang bisa dilakukan adalah dengan membuat konten tentang keindahan alam Indonesia, menjual makanan khas daerah, membuat konten mix and match batik dan mengadakan pertunjukan rakyat secara virtual.