Matarakyat24.com – Payakumbuh, 25 Juni 2025 – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Payakumbuh menyampaikan keprihatinan mendalam dan kritik keras atas kebakaran lahan yang kembali terjadi di kawasan Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Ketua Umum HMI Cabang Payakumbuh, Putri Daulay, menyebut kebakaran yang telah meluas hingga lima hektare itu sebagai bukti nyata gagalnya pengawasan dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar.
Kebakaran ini bukan semata karena faktor alam. Ini adalah hasil dari pembiaran dan lemahnya pengawasan. Dinas Kehutanan provinsi harus bertanggung jawab. Mereka gagal menjalankan fungsi pencegahan di kawasan rawan terbakar seperti Harau,” ujar Putri, Rabu (25/6/2025).
Ia menyebut, kawasan Lembah Harau seharusnya menjadi perhatian khusus karena merupakan wilayah hutan lindung dan destinasi wisata unggulan. Menurutnya, kondisi lahan gambut yang sangat mudah terbakar di musim kemarau seharusnya menjadi alarm dini bagi dinas terkait.
Kenapa tidak ada sistem peringatan dini? Kenapa patroli minim? Ini bentuk kelalaian struktural. Apalagi Menteri Kehutanan baru saja datang ke Harau, tapi nyatanya tidak ada tindak lanjut teknis di lapangan,” tegasnya.
Dalam situasi ini, Putri Daulay juga mendesak Polda Sumbar untuk segera turun tangan langsung ke lokasi dan memimpin investigasi menyeluruh terhadap dugaan pembakaran lahan.
Kami menuntut Polda Sumbar segera ambil alih penanganan kasus ini. Jangan tunggu api habis membakar baru bergerak. Harus ada tindakan hukum yang nyata dan terbuka terhadap pelaku pembakaran,” ujarnya.
Menurut Putri, pembiaran terhadap praktik pembukaan lahan dengan cara dibakar telah menjadi persoalan tahunan yang tidak pernah diselesaikan secara tuntas. Oleh karena itu, ia meminta agar aparat tidak ragu menindak siapa pun yang terlibat.
Jika tidak ada langkah tegas dari kepolisian, jangan salahkan publik kalau menilai negara absen dalam menjaga lingkungan,” kata Putri.
HMI Payakumbuh juga mendesak evaluasi terhadap kinerja Dinas Kehutanan Sumbar dan menuntut dibentuknya pos siaga karhutla permanen di kawasan Harau untuk pencegahan jangka panjang.
Sebelumnya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni diketahui menghadiri acara di Lembah Harau pada 21 Juni 2025. Namun kunjungan tersebut tidak diikuti agenda teknis untuk mitigasi kebakaran hutan.