Irwan DPR RI Kolaborasi Bersama Kemkominfo Sosialisasi Literasi Digital Bagi UMKM

banner 120x600

Matarakyat24.com, Jakarta – Kominfo RI kolaborasi bersama DPR RI gelar webinar via zoom meeting pada Selasa, 02 April 2024. Webinar ini dihadiri oleh Irwan Ardi Hasman Anggota Komisi I DPR RI.

 

Perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh dari proses digitalisasi. Namun masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik. Sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

 

 

Dalam literasi digital diperlukan kecakapan penguasaan teknologi sehingga tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia sosial digital dengan penuh tanggung jawab.

 

Pengguna internet rawan untuk terpapar konten-konten negatif. Bentuk-bentuk intoleransi digital yakni cyber bullying atau perundungan dan diskriminasi yang biasanya dilakukan secara kolektif. Ada kelebihan pada ranah private seperti agama, pilihan politik, lalu radikalisme dan terorisme.

 

Mencegah segala bentuk intoleransi tersebut, tips pertama adalah hargai perbedaan dan privasi. Stop berkomentar negatif dan membuli karena perbedaan, terutama yang menyangkut urusan privat orang lain. Misalnya agama, pilihan politik, perubahan penampilan, bentuk badan, dan lain-lain.

 

Tips kedua, paham batasan informasi. Pastikan tujuan khusus sebelum menggunakan internet yakni informasi apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan. Cek sumber informasi sebab artikel yang digunakan untuk cuci otak berasal dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pastikan kredibilitas penyebar informasi dan jangan salah kita memberikan informasi pada orang yang salah.

 

“Selain itu, jadilah netizen cerdas yang anti dengan semangat kebijakan di dunia digital. Arahkan budaya kolektif untuk kegiatan positif dan produktif di dunia digital. Hati-hati dengan siapa yang difollow”, ujar Irwan.

 

Taufik Maru (Pegiat Literasi Digital) Dari data kementerian, kooperasi dan UMKM tahun 2022, 99 persen dari keseluruhan unit usaha di Indonesia merupakan UMKM. Dan UMKM memberikan kontribusi 60 persen, 60,5 persen pada produk domestik Druto. UMKM mampu menyerap tenaga kerja hingga 96,9 persen dari total tenaga kerja nasional. Dan hanya 20 persen UMKM di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi digital. Dan dari survei yang dilakukan UI, ini berkaitan dengan kenapa hanya 20 persen yang masih menyerap? Karena memang jumlah pelaku UMKM kita itu rata-rata berada di usia rentang 40 itu hampir 60 persen dari jumlah penduduk kita. Jadi usianya sudah di atas 40, kemudian 37 persen itu antara 25 dan 40.

 

Kemudian hanya 2 persen itu rata-rata usia masih berada di usia di bawah 25. Jadi tingkat pemahaman kemudian pengetahuan, karena pengalaman mungkin kita yang berada di usia 40 itu di atas 40, keingin tahuan kita terhadap sebuah teknologi, perkembangan dunia digital itu sudah tidak semenarik. Atau buat kita keuntungan berdagang, melakukan hal-hal yang normal dalam kehidupan masyarakat secara konvensional, itu adalah hal yang menarik. Kemudian begitu kita merubah persepsi atau merubah mindset kita masuk, itu akan membuat kita seperti menambah pekerjaan baru. Jadi kenapa UMKM perlu menambah literasi dunia digital? Karena ini sesuatu yang harus mereka lakukan.

 

Data Kementerian Kooperasi dan UMKM tahun 2022, itu nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 1.400 triliun atau 8% dari PDB. Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh hingga 3.216 triliun atau meningkat 128% pada tahun 2027. Ekonomi digital Indonesia pada tahun 2027 diperkirakan mampu berkontribusi sebesar 14% terhadap PDB atau mencapai 23.533 triliun. Dan kita tahu semua bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian karena berperan dalam menopang perekonomian nasional. UMKM merupakan penyedia lapangan pekerjaan terbesar bagi mayoritas tenaga kerja di Indonesia. UMKM juga merupakan pemberi kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto di negara kita ini. Dan UMKM merupakan bantalan atau buffer yang bersifat resilien bagi perekonomian nasional dan bisa mempertimbangkan kembali pulih perekonomian kita dengan baik. Maka untuk itu UMKM harus didorong agar dapat naik kelas hingga memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian dan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi.

 

Pengembangan UMKM merupakan hal yang necessary condition atau kondisi yang harus dipertahankan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi. UMKM harus dipacu untuk bangkit sampai bisa go global di masa yang akan datang. Kemudian bagaimana caranya? Dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, UMKM dihadapkan pada kebutuhan untuk beradaptasi dan beralih. Mengadopsi teknologi. Go digital adalah sesuatu yang harus dilakukan atau diadopsi oleh UMKM

 

Didi, S.E.AK., MAK., CA., AWM., CertIFR., CRMO. (Pegiat Literasi Digital) menambahkan bahwa potensi ekonomi digital terbesar di ASEAN tahun 2025. Dan diperkirakan di tahun 2030 itu ada sekitar 4.000 triliun kontribusi atau valuasi ekonomi digital Indonesia. Atau kontribusi yang terhadap PDB 18 persen di tahun 2030. Dan jumlah penduduk usia produktif di tahun 2030 itu sekitar 60 persen. 70 persen adalah merupakan generasi milenial. Tentu kita berharap bahwa generasi milenial ini atau generasi Z nantinya itu bisa menjadi pelaku UMKM baru yang berbasis teknologi. Jadi tidak lagi offline tapi digital. Next. Nah ini tadi juga sampaikan apa peran penting UMKM ya. Pertama mendorong pemerataan ekonomi.

 

Jadi udah pasti karena UMKM ini kan muncul dari setiap titik di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga ekonomi berputar, pemerataan ekonomi juga menjadi merata di seluruh Indonesia. Yang kedua membuka kesempatan kerja. Karena pasti ya setiap UMKM yang ini pemerintah terus mendorong agar UMKM untuk segera on board atau go digital ya. Dan target tahun 2024 30 juta UMKM telah go digital. Tahun 2023 tadi juga sampaikan bahwa baru mencapai 27 juta UMKM yang go digital. Berarti masih ada PR 3 juta di tahun 2024. Insya Allah ini mudah ya benar-benar tercapai.

 

Gerakan UMKM go digital. Kenapa pemerintah mendorong betul UMKM segera go digital atau memanfaatkan teknologi. Ketika UMKM masuk go digital atau on board ya, itu tentu berharap transaksinya semakin meningkat. Jadi ketika transaksi penjualannya meningkat, bisnisnya scale up. Jadi meningkat juga emang skala bisnisnya akan meningkat. Yang tadinya micro bisa menjadi kecil, bisa menjadi menengah. Artinya naik kelas lah istilahnya. Nah harapan pemerintah itu terakhir ada bisa masuk ke go internasional. Makanya mendorong supaya kontribusi eksponnya juga semakin meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *