Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Saudaraku, sepatutnya kita mulai merenungkan eksistensi diri kita masing-masing. Dari mana kita berasal, sedang dimana, dan akan kemana. Saudaraku, kita ada bukan tanpa ada yang mengadakan. Kita ada karena adanya Dzat yang Mengadakan, yaitu Allah Azza Wajalla yang senantiasa Ada dan Mengawasi gerakgerik kita.
Dialah, Allah Yang Maha Gagah Perkasa, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-hamba-Nya, dan Dialah Yang Maha dari segala maha.
Saudaraku, bukankah suatu kekafiran yang nyata kalau ada di antara manusia yang tidak mengakui eksistensi dan peran Allah SWT? Bukankah suatu kesombongan kalau ada yang memproklamirkan dirinya, “Ana rabbukum al-a‟la , Akulah tuhan yang paling tinggi‟? bukankah suatu kesesatan kalau ada yang lantang mengatakan, “Tuhan telah mati. Tuhan itu non sen?”
Saudaraku, ketahuilah, sungguh akhir dari kesombongan dan keangkuhan, tiada lain adalah kebinasaan. Simaklah sejarah Fir‟aun! Bukankah kekuasaannya sangat luas, tetapi mengapa jadi hancur binasa? Jawabannya adalah, karena ia sombong dengan apa yang dimilikinya, yang sebenar-nya bukan miliknya. Pada hakekatnya, apa yang dimilikinya adalah kepemilikan sementara atau titipan dari Allah, atau amanah. Sungguh, siapa yang menyia-nyiakan amanah tunggulah saatnya kehancuran.
Saudaraku, kita lihat, kita baca, kita perhatikan, dan kita cermati, ternyata masih ada manusia yang belum menyadari bahwa dirinya adalah makhluk dhaif (lemah) yang sangat membutuhkan Allah. Makhluk yang seharusnya mengabdi kepada-Nya. Apa akibat dari ketidaksadaran? Akibatnya: ia tak mau berdoa, tak mau shalat, enggan puasa, zakat, infaq dan sedekah ogah. Sebaliknya perbuatan yang dilarang Allah (zina, minum-minuman keras, berjudi, mencuri, merampas hak orang, meng-gunjing, dan lain-lain) justru dengan beraninya ia kerja-kan. Ia sangat bangga ketika menentang perintah Allah dan mengingkari-Nya, “Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal (tadinya) kamu mati, lalu Dia meng-hidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS.Al-Baqarah: 28).
Wahai orang-orang yang belum sadar, sadarilah! Engkau bukanlah berasal dari belahan batu, tapi engkau adalah makhluk ciptaan Allah. Sekarang engkau sedang berada di bumi-Nya dan akan kembali kepada-Nya.
Wahai makhluk dhaif (lemah), mengapa kau sombong dengan sesuatu yang berada di tangamu? Ketahuilah, harta yang kau miliki, jabatan yang kau sandang, akal brilian yang kau miliki, istri cantik, suami tampan, rumah mewah, semuanya adalah titipan Allah. Seluruhnya adalah nikmat sekaligus ujian dari-Nya. Semuanya kan kau pertanggung jawabkan di hadapan-Nya.
Akankah kau menghadap Allah dengan lumuran dosa akibat kesombonganmu? Ingatlah, kesombongan adalah pakaian dan selendang Tuhan. Akankah kau menghadap kepada Allah dengan keangkuhan yang akan menyeretmu ke dalam neraka yang apinya menyala-nyala, menghancurluluhkan tulang-tulang? Maukah kau diberi minum dengan air yang bercampur nanah? Naudzu billah tsumma naudzu billah…!
Saudaraku, Renungkanlah pertanyaan Allah, „fa aina tadzhabun‟ hendak kemana engkau pergi? Apakah engkau akan pergi menuju kehancuran dan kebinasaan? Beranikah engkau pergi ke tempat maksiat dan lakukan mungkarat?
Saudaraku, kenanglah, bagaimana akibat orang-orang yang berbuat maksiat. Anda lihat, akhir hayatnya penuh dengan kehinaan.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Heart_Laundry
#Hendak_Kemana_Engkau_Pergi