Generasi Muda Didorong Ambil Peran Aktif di Era Siber

Matarakyat24.com, Jakarta — Peran generasi muda dalam menjaga dan membangun ruang siber yang aman, sehat, dan produktif menjadi sorotan utama dalam kegiatan Ngobrol Bareng Legislator bertema “Peran Generasi Muda di Era Siber” yang digelar secara daring pada Rabu (17/12/2025).

 

Anggota Komisi I DPR RI Sabam Rajagukguk menyampaikan bahwa ruang siber saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Aktivitas sehari-hari, mulai dari belajar hingga bekerja, banyak bergantung pada teknologi digital. Kondisi tersebut menempatkan generasi muda sebagai kelompok paling aktif sekaligus paling berpengaruh di dunia maya.

 

“Indonesia memiliki ratusan juta pengguna internet dan mayoritasnya adalah generasi muda. Ini potensi besar, tetapi juga tantangan karena ruang siber sarat dengan hoaks, penipuan digital, kebocoran data, hingga perundungan daring,” ujar Sabam.

 

Menurutnya, generasi muda tidak lagi sekadar menjadi konsumen konten digital, tetapi juga produsen dan pembentuk opini publik. Karena itu, diperlukan sikap bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan media digital. Ia menekankan tiga peran utama generasi muda di era siber, yakni sebagai pengguna cerdas, agen perubahan, dan inovator yang mampu menghadirkan solusi berbasis teknologi.

 

Sabam juga menyoroti pentingnya literasi digital sebagai fondasi utama. Rendahnya kemampuan memilah informasi dan menjaga data pribadi dinilai menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus kejahatan siber di Indonesia. Dalam konteks ini, partisipasi aktif generasi muda menjadi kunci untuk menciptakan ruang digital yang aman dan inklusif.

 

Sementara itu, Aldon Samosir, S.Pd., M.Si., Kepala Sekolah SMAN 1 Balige, menambahkan bahwa jumlah generasi muda Indonesia yang besar harus dipandang sebagai modal pembangunan di era digital. Namun, peningkatan akses internet juga diiringi dengan meningkatnya ancaman siber, seperti penipuan online dan serangan terhadap sistem digital.

 

“Literasi digital, etika bermedia, dan keterampilan teknis harus berjalan beriringan. Generasi muda perlu dibekali kemampuan menilai informasi, menjaga jejak digital, serta menguasai keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja digital,” kata Aldon.

 

Ia mendorong kolaborasi antara sekolah, pemerintah, industri teknologi, dan komunitas untuk menciptakan ekosistem pembelajaran digital yang berkelanjutan. Upaya sederhana seperti klub literasi digital, lokakarya keamanan siber, hingga pengembangan konten edukatif dinilai dapat memberi dampak nyata di lingkungan sekitar.

 

Melalui diskusi ini, para narasumber sepakat bahwa masa depan ruang siber Indonesia sangat ditentukan oleh peran generasi muda. Dengan literasi yang kuat, etika yang baik, serta kemampuan berinovasi, generasi muda diharapkan mampu menjadikan dunia digital sebagai ruang yang aman, produktif, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *