Matarakyat24.com, Jakarta – Sebuah Forum Diskusi Publik kembali digelar untuk membahas penguatan literasi digital dan pendidikan masyarakat melalui model Sekolah Rakyat. Kegiatan ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan komunitas agar pemanfaatan teknologi di tingkat warga tidak hanya sekadar konsumtif, tetapi juga produktif dan aman.
Anggota Komisi I DPR RI dalam sesi pemaparan menyampaikan bahwa digitalisasi bukan hanya berkaitan dengan penyediaan jaringan internet semata, namun juga menyentuh kesiapan masyarakat dalam memahami penggunaan teknologi secara tepat dan bertanggung jawab. Ia menekankan bahwa masih banyak kasus penyalahgunaan data, misinformasi, hingga penipuan daring yang melibatkan warga karena minimnya edukasi digital yang terstruktur.
Dari unsur akademisi, perwakilan kampus menilai bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral dalam mendorong literasi digital berbasis pengabdian masyarakat. Mahasiswa dapat menjadi agen edukasi melalui KKN tematik maupun modul pembelajaran mikro untuk warga desa dan komunitas terbatas. Peran kampus dinilai strategis dalam menciptakan model pembelajaran nonformal yang lebih relevan dengan kebutuhan lokal.
Sementara itu, pegiat komunitas menegaskan bahwa edukasi digital tidak boleh terputus dari kultur warga. Banyak pelatihan digital yang gagal berdampak karena pendekatannya tidak turun langsung ke basis sosial. Menurutnya, Sekolah Rakyat merupakan ruang alternatif yang mampu menjembatani pembelajaran digital dengan konteks budaya, bahasa, dan cara belajar masyarakat setempat.
Forum ini menghasilkan kesimpulan bahwa literasi digital hanya akan kuat bila dikerjakan bersama. Kolaborasi lintas pihak dipandang sebagai kunci percepatan pemerataan kemampuan digital warga — sehingga teknologi benar-benar menjadi alat peningkatan kualitas hidup, bukan sumber masalah baru.












