Matarakyat24.com, Jakarta Generasi milenial dan generasi Z sudah memanfaatkan internet dan juga teknologi digital untuk menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari baik itu untuk berkomunikasi, aktivitas lain dan kegiatan mengajar dan lain sebagainya.
Yang paling utama adalah terkait penggunaan teknologi digital ini bagaimana awernes atau kepedulian terhadap kemajuan teknologi ini karena itu akan membuka peluang dan juga tantangan di masa depan.
Jika dilihat dari laporan pekerjaan masa depan oleh forum ekonomi dunia mengungkapkan akan adanya 85 juta manusia yang akan hilang karena digital dikarenakan banyaknya pekerjaan-pekerjaan manusia yang akan tergantikan oleh teknologi.
“Di saat yang bersamaan juga muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang timbul akibat adanya teknologi digital. Jadi ada yang pergi ada yang datang dan juga ada yang muncul dan juga ada yang hilang” Ujar Fadlizon (Anggota Komisi I DPR RI) dalam Seminar Merajut Nusantara dengan tajuk “Pemanfaatan Digital bagi Generasi Milenia” pada Rabu (5/6/2023).
Hal ini merupakan suatu momentum untuk memacu kompetitif dari SDM masyarakat Indonesia titik diperlukan suatu transformasi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada dan juga kebutuhan dalam dunia kerja.
“Generasi milenial berperan penting dalam mendukung perkembangan revolusi Era 4.0”, sebut Fadli zon.
Indonesia memasuki dan menikmati masa bonus demografi di mana penduduk Indonesia rata-rata adalah generasi milenial atau kaum remaja hingga tahun 2030.
Ternyata demokrasi juga merupakan sebuah keuntungan, di mana dulu menganggap bonus demografi ini merupakan sebuah tantangan atau sebuah ancaman namun ternyata hal ini merupakan sebuah keuntungan bagi negara Indonesia.
Senada dengannya, Nissa Rengganis (Pegiat Komunitas) salah narasumber dalam webinar memaparkan Era digital bagi milenial diantaranya kebutuhan dunia kerja baru yang mensyaratkan pekerjaan harus cerdas digital. Cepat dan tepat beradaptasi dengan perkembangan informasi dan teknologi dan mengembangkan berbagai inovasi.
“Kita hidup di era kolaborasi digital yang meniscayakan adanya kecakapan digital agar tetap eksis dan berkembang titik banyaknya pekerjaan baru yang membutuhkan kecakapan digital” Tutup Nissa.