Dugaan Keracunan MBG di Padangpanjang Terbantahkan, Hasil Lab: Makanan Aman Dikonsumsi

Gambar ilustrasi pemeriksaan lab.

Padangpanjang, Matarakyat24.com — Pemerintah Kota Padangpanjang memastikan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikonsumsi siswa dari Satuan Penyedia Pangan Gizi (SPPG) Ekor Lubuk Yayasan Wakaf Ma’arif pada Selasa, 7 Oktober 2025, aman dari cemaran bakteri. Kepastian ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan, dr. Nindah Faizah, pada Selasa (15/10/2025), setelah pihaknya menerima hasil uji laboratorium dari Balai POM Padang yang keluar pada 13 Oktober sore.

Menurut dr. Faizah, pemeriksaan dilakukan terhadap sampel makanan yang terdiri atas cabai goreng, sayur buncis wortel, tempe goreng tepung, telur mata sapi, dan nasi.

“Seluruh sampel makanan dinyatakan bebas dari cemaran bakteri seperti Staphylococcus aureus, Salmonella, Bacillus cereus, dan Escherichia coli. Artinya, menu MBG hari itu memenuhi semua parameter kesehatan pangan,” jelasnya.

Pemeriksaan ini merupakan tindak lanjut atas dugaan keracunan yang dialami sekitar 27 siswa dari SDN 09, SDN 10, dan SMPN 3 di Kelurahan Ekor Lubuk pada 7 Oktober lalu. Para siswa sempat mengalami gejala mual, pusing, dan muntah setelah mengonsumsi makanan MBG.

Namun, terdapat pula beberapa siswa yang belum sempat mengonsumsi makanan tersebut tetapi mengalami gejala serupa. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab kejadian. Seluruh siswa telah pulih dan berada dalam kondisi stabil pada hari yang sama.

Selain makanan, Dinas Kesehatan juga memeriksa sampel air minum isi ulang (AMIU) dari SMA 1 Sumbar yang sebelumnya menyebabkan 90 siswa mengalami gejala serupa dan dipulangkan. Dari hasil uji mikrobiologis, air minum tersebut tidak memenuhi syarat pada parameter coliform, meskipun hasil uji kimianya memenuhi standar.

Coliform adalah bakteri yang umumnya ditemukan di tanah atau saluran pencernaan makhluk hidup. Jika ditemukan dalam air, berarti ada kontaminasi atau pencemaran,” terang dr. Faizah. Namun, bakteri E. coli dan Pseudomonas aeruginosa tidak ditemukan.

Hasil ini, lanjutnya, menjadi bahan evaluasi bagi sekolah-sekolah agar memperhatikan kebersihan proses penyediaan air minum. Pemko melalui Dinas Kesehatan akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan seluruh tahapan penyediaan makanan bergizi di sekolah berjalan sesuai standar keamanan pangan. (Ngl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *