Oleh: Efriza | Pengamat Politik Citra Institute dan Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) Serang
Matarakyat24.com –Analisis pembahasan pertemuan antara Jokowi dengan Budi Arie di Solo diyakini bukan sekadar silaturahim biasa. Banyak hal yang diyakini juga dibicarakan, utamanya soal perkembangan politik dan dirinya.
Budi Arie diyakini mencoba untuk meminta arahan, nasehat, dan memungkinkan perlindungan terhadap Jokowi. Ketiga hal ini terkait kondisi politik dan dirinya.
Kondisi politik menunjukkan Budi Arie meminta pandangan Jokowi atas arah politik yang harus ditempuh dirinya, ia juga bersikap tetap solid sebagai pendukung setia Jokowi meski Jokowi tak lagi menjabat. Ia juga diyakini turut meminta arahan dan nasehat atas situasi politik dan apa yang harus dilakukan oleh dirinya sebagai menteri koperasi.
Sisi yang lain, diyakini memungkinkan Budi Arie meminta perlindungan dan bantuan kepada Jokowi, karena tiga hal.
Pertama, ia meminta Jokowi turut membantu menyelamatkan dirinya yang sedang terancam direshuffle kabinet, minimal ia digeser posisinya saja, sebab banyak masyarakat yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap Budi Arie dalam mengelola koperasi, sehingga ia dianggap menteri yang mesti direshuffle, apalagi jelas di mata masyarakat Budi Arie menjadi menteri selama ini hanya karena “give away” karena dia telah membantu pemenangan Jokowi melalui Projo, sedangkan kinerjanya sangat minim sejak menjadi wamen maupun menteri di era Jokowi hingga kini sebagai menteri di era Prabowo, misalnya, ia dinilai tak ada terobosan yang dilakukannya dalam pengelolaan koperasi.
Kedua, ia diyakini turut meminta nasehat – arahan – dan perlindungan kepada Jokowi karena ia sedang berproses hukum dalam empat kasus di kominfo, juga ia diperiksa dalam untuk penuntasan kasus judi online yang melibatkan pegawai kementerian komdigii.
Ketiga, “gongnya”, diyakini ia merasa tidak punya kedekatan personal yang amat baik kepada Presiden Prabowo, karena ia pernah membuat terjadinya kisruh dan seolah mengumbar “konflik personal dan organisasi” dengan Prabowo ketika Budi Arie dan Projo menolak Prabowo dijadikan menteri di era pemerintahan Jokowi pasca pilpres 2019 lalu.
Sehingga jelas, Budi Arie khawatir nasib jabatannya akan hilang, dan ia dapat menjadi tersangka, maupun berada di ‘hotel prodeo’ jika Jokowi tak turun tangan “cawe-cawe” untuk menyelamatkan karir politiknya dan kehidupan pribadinya. Oleh sebab itu, Budi Arie memilih sikap solid bersama Jokowi, menemui Jokowi.

Hanya saja, diyakini hubungan Budi Arie dan Prabowo belum tentu akan semakin harmonis, malah menciptakan friksi karena Prabowo sebagai Presiden akan merasa seolah “dilangkahi dan direcoki” dengan sikap Budi Arie yang menemui Jokowi untuk meminta perlindungan, ini jelas menghadirkan resistensi kemudian hari dengan persepsi bahwa Budi Arie lebih memilih amat loyal kepada Jokowi ketimbang kepada Prabowo sebagai Presidennya, dan jelas-jelas Budi Arie adalah anak buahnya Prabowo di kabinet.(Red-1)