Anggaran Makan Bergizi Gratis Diperkirakan Hanya Cukup Sampai Bulan Juni?

Efriza, Dosen IImu Politik di Berbagai Kampus dan Owner Penerbitan/Dok. Pribadi
Efriza, Dosen IImu Politik di Berbagai Kampus dan Owner Penerbitan/Dok. Pribadi

Oleh: Efriza | Pengamat Politik Citra Institute dan Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) Serang

Matarakyat24.com –Diperkirakan Prabowo akan memaksakan dan memaksimalkan minimal 1 tahun. Sebab, memang program terlihat karut-marut dalam perencanaan hingga pelaksanaan. Namun, diyakini Prabowo akan memaksakan program dari janji politiknya bisa berjalan, meski tidak akan optimal.

Bahkan diyakini program ini memungkinkan akan dilakukan rehat sejenak meski tidak memakan waktu lama dan juga tidak dibanyak daerah jika dirasakan oleh Presiden perlu dilakukan evaluasi demi merinci langkah pragmatis dan strategis berikutnya untuk efisiensi anggaran atau meninjau hasil di lapangan atas program tersebut.

Memungkinkan Pemerintah melakukan pergantian pimpinan dari pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) jika ternyata amat mengecewakan kinerjanya.

Program ini bernilai baik, hanya saja program ini antara tujuan, perencanaan, dan pelaksanaannya tak punya konsep yang rinci dan bijak, apalagi jika mau dilakukan sampai berjangka panjang sampai 5 tahun periode Prabowo-Gibran, diyakini memungkinkan pemerintah akan kesulitan.

Ilustrasi Makan Bergizi Gratis/Ist
Ilustrasi Makan Bergizi Gratis/Ist

Sebaiknya program ini bersifat adhoc atau sementara saja. Dengan titik fokus pada tujuannya yakni mengatasi stunting dan/atau gizi buruk, maka program ini dijalankan di daerah yang memang kasus stuntingnya tinggi maupun memungkinkan sedang dan kecil yang dijalankan program makan bergizi gratis, sasarannya diperinci misal ibu hamil dan anak-anak sekolah dengan rincian yang jelas sebagai korban dari kasus tersebut. Dengan perencanaan yang terukur berapa lama program ini dilaksanakan, maka ada targetnya, misal sampai wilayah tersebut dinyatakan bebas dari masalah stunting.

Artinya program ini punya sasaran program MBG untuk mengatasi stunting dan gizi buruk, dalam mengatasi permasalahan itu sebagai tugas pemerintah dengan multistakeholder dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota.

Sebab program ini tak bisa dijadikan seperti program BPJS misalnya, jika kita mau jadikan perbandingan. Karena ini janji pemerintah, sehingga tidak bisa semena-mena dijadikan program urun rembuk dana dengan warga, karena nanti warga akan mempertanyakan siapa yang berjanji untuk rakyatnya, masa iya Prabowo-Gibran yang janji tapi yang menanggung rakyat, padahal konsep pemilu dan kedaulatan rakyat bahwa rakyat memilih memberikan legitimasi kepada Prabowo-Gibran untuk memerintah karena dasar programnya yang diharapkan untuk masyarakat bukan menjadi beban bagi masyarakat.

Sebaiknya, Prabowo-Gibran mengganti prosedur dan mekanismenya saja, tetap namanya sama Makan Bergizi Gratis, dengan sasaran yang sama mengatasi kasus stunting dan/atau gizi buruk. Dilakukan sampai 5 tahun tentu bisa, tak terlalu memberatkan anggaran, karena sifatnya adhoc di daerah-daerah yang bermasalah saja jadi rincian dan sasarannya jelas. Bahkan, bisa dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya, misalnya, sebagai program mengatasi stunting.(Red-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *