Matarakyat24.com – Jakarta, 17 Oktober 2025 – Langkah progresif yang diambil Polda Aceh dengan membentuk 94 Kampung Bebas Narkoba (KBN) di seluruh kabupaten dan kota di Aceh menuai apresiasi luas dari berbagai kalangan. Salah satu dukungan datang dari aktivis pemuda nasional, Benny Ario, yang menilai kebijakan tersebut sebagai bukti nyata keseriusan aparat kepolisian dalam memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika hingga ke tingkat akar rumput.
Menurut Benny, program ini menunjukkan bahwa kepolisian di bawah komando Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah tidak hanya mengandalkan penegakan hukum, tetapi juga mengedepankan pendekatan sosial dengan melibatkan masyarakat sebagai bagian dari solusi.
Saya memberikan apresiasi tinggi kepada Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah beserta seluruh jajaran. Membentuk 94 Kampung Bebas Narkoba adalah langkah strategis yang menempatkan masyarakat sebagai garda terdepan dalam perang melawan narkoba. Ini bukan sekadar seremonial, tetapi bentuk nyata dari pendekatan kolaboratif antara polisi dan warga,” ujar Benny Ario di Jakarta, Jumat (17/10).
Lebih lanjut, Benny menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan terhadap masyarakat desa agar program ini tidak berhenti di tahap deklarasi. Ia menilai, pelibatan tokoh agama, pemuda, dan perangkat desa menjadi kunci keberlanjutan inisiatif tersebut.
Narkoba bukan hanya persoalan hukum, tapi juga masalah moral dan sosial. Karena itu, pendekatan berbasis nilai dan komunitas perlu dikedepankan agar masyarakat merasa memiliki tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Berdasarkan data Polda Aceh, sepanjang Januari hingga Agustus 2025 aparat telah menangani 886 kasus narkoba dengan 1.276 tersangka. Barang bukti yang disita antara lain 1,4 ton ganja, 174 kilogram sabu, lebih dari 1.100 butir ekstasi, serta 28 kilogram kokain. Angka tersebut menunjukkan bahwa Aceh masih menjadi wilayah rawan peredaran narkotika lintas provinsi bahkan lintas negara.
Melihat kondisi itu, Benny menilai pembentukan Kampung Bebas Narkoba sebagai langkah antisipatif dan preventif yang layak dijadikan contoh bagi daerah lain di Indonesia. Ia menyebut pendekatan berbasis komunitas sebagai strategi yang efektif karena menyentuh langsung akar permasalahan di masyarakat.
Kampung Bebas Narkoba bukan sekadar proyek, melainkan gerakan moral yang mengajak masyarakat untuk saling menjaga. Saya berharap Polda Aceh terus melakukan evaluasi, monitoring, dan pendampingan agar program ini benar-benar berdampak,” ujarnya.
Benny juga mendorong agar program ini disinergikan dengan lembaga rehabilitasi dan dinas sosial, sehingga masyarakat yang sudah terlanjur menjadi korban penyalahgunaan narkoba bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Pendekatan humanis harus tetap dikedepankan. Mereka yang sudah terjerumus perlu dibimbing dan disembuhkan, bukan sekadar ditindak. Jika ini dijalankan secara konsisten, Aceh bisa menjadi contoh nasional dalam pemberantasan narkoba berbasis masyarakat,” pungkas Benny.
Aktivis yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan advokasi pemuda itu juga mengajak generasi muda untuk terlibat langsung mendukung gerakan Kampung Bebas Narkoba. Ia menegaskan bahwa pemuda merupakan motor perubahan sosial dan memiliki peran strategis dalam menjaga lingkungan dari ancaman narkotika.
Pemuda Aceh harus bangga karena punya peran langsung menjaga daerahnya dari ancaman narkoba. Kalau semangat ini bisa menular ke seluruh Indonesia, saya yakin bangsa ini akan keluar dari krisis narkotika yang mengancam masa depan generasi muda,” tutup Benny Ario.