Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Saudaraku, janganlah larut dalam kegelapan dan kemaksiatan. Jangan sampai hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari akhirat. Kasihanilah dirimu, bagaimana engkau akan melakukan perjalanan ke Akhirat tanpa bekal dan kendaraan? Engkau pasti akan menyesal bila waktu keberangkatan telah tiba, disaat sakitmu bertambah berat dan pada saat itu engkau tidak diperkenankan mengatur urusan hartamu sendiri, sekarat kematian menjumpaimu sementara para dokter telah pasrah. Engkau. Engkau dibungkus dengan pakaian tanpa jahitan (kain kafan) lalu dibawa di atas usungan untuk diletakkan di liang yang sangat sempit serta kesendirian tak kunjung berakhir. Cacing-cacing mendatangimu pagi dan sore hingga datang hari kiamat. Setelah itu engkau akan mengalami peristiwa-peristiwa yang mengerikan. Alangkah baiknya jika engkau tidak dibangkitkan untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa itu. Berbekallah dengan bekal ketaatan karena bekal kemaksiatan hanya akan merugikan dirimu. “Sekali-kali tidak, bahkan kalian akan lebih mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan kehidupan di akhirat”. (QS.Al-Qiyamah: 20-21).
Saudaraku, Abu Sulaiman Ad-Darami berkata, “Aku biasa mengambil kayu bakar di pegunungan lalu kujual untuk biaya hidupku, adapun jalan hidupku berada dalam kondisi ketakwaan dan kehati-hatian”. Suatu saat aku bermimpi melihat orang-orang saleh di Basrah di antaranya Al-Hasan, Malik bin Dinar dan Farqud As-Sabakhi, aku berkata pada mereka, “Kalian adalah imam-imam kaum muslimin, tunjukkan padaku sesuatu yang halal yang tidak ada padanya keraguan dan tidak pula padanya campur tangan manusia, maka mereka menarik tanganku dan membawaku ke suatu lapangan, di tempat itu ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan tersebut hingga Allah SWT mengaruniakan kepadaku hati yang lembut. Aku berkata pada diriku sendiri, “Seandainya penghuni surga memiliki hati seperti yang aku miliki, demi Allah, sungguh mereka telah merasakan kehidupan yang sebenarnya.”
Pada suatu hari aku pergi ke pintu gerbang kota, kudapati di tempat itu seorang pemuda yang sedang menuju kota. Bertepatan pada saat itu kantongku masih tersisa beberapa keping uang yang kudapati dan menjual kayu sebelumnya.
Aku berkata pada diriku, “Keping-keping uang riil tidak dibutuhkan lagi, sebaiknya aku berikan kepada orang miskin ini untuk Ia pergunakan untuk menafkahi hidupnya. Ketika orang itu mendekat kepadaku kumasukkan tanganku ke dalam kantong bajuku untuk mengambil uang tersebut, dan saat itu kulihat mulut orang itu komat-kamit mengucapkan sesuatu, tiba-tiba segala yang ada di sekitarku berubah jadi emas dan perak, hampir saja mataku copot karenanya. Kemudian pada hari yang lain aku kembali tempat tersebut, kulihat pula pemuda itu sedang duduk dan di depannya ada pundi berisi air minum. Aku menyalaminya dan kumohon padanya untuk berbicara denganku. Maka orang itu menjulurkan kakinya dan membalikkan pundi hingga air yang ada di dalamnya tumpah ke tanah. Kemudian orang itu berkata, “Sesungguhnya banyak bicara menyerap kebaikan sebagaimana tanah ini menyerap air, cukuplah itu bagimu.”
Qadhi Kufah, Muhammad bin Ghassan berkata, “Aku menemui ibuku pada hari raya Idul Adha, kulihat disampingnya ada seorang wanita tua mengenakan pakaian usang dan compang-camping, orang itu memiliki kecakapan dalam bertutur kata, maka aku bertanya pada ibuku, “Siapakah orang ini?” Ibuku menjawab, “Bibimu si Aniyah ibunya si Ja‟far bin Yahya Al-Barmaky, perdana menteri raja Harun Al-Rasyid”. Aku menyalaminya dan ia menjawab salamku, lalu aku menanyakan kabarnya dan kukatakan padanya, “Zaman telah merubah kehidupan Anda seperti yang aku saksikan ini”. Ia menjawab, “Benar wahai anakku, sungguh kami dahulu hidup dari harta pinjaman, lalu zaman telah mengambil kembali pinjaman itu”. Aku berkata,
“Ceritakan kepadaku sebagian dari pengalaman-mu”. Lalu ia berkata, “Ambillah garis besarnya lalu bandingkan dengan hari raya seperti ini. Tiga tahun yang silam bertepatan dengan hari raya seperti ini, saat aku memiliki empat ratus orang budak wanita, meskipun demikian aku tetap menganggap anakku adalah anak yang durhaka, padahal ia telah mengirimkan kepadaku hewan kurban yang terdiri dari seribu ekor kambing dan tiga ratus ekor sapi, belum termasuk perhiasan dan pakaian yang menyertainya. Dan pada hari ini aku mendatangi kalian untuk mencari dua kulit kambing, yang satu untuk kujadikan mantel dan yang satu kujadikan selimut.
Aku jadi gundah mendengar perkataannya, risau melihat keadaannya, demi Allah sungguh perkataannya membuatku tak dapat menahan air mataku. Aku hibahkan kepadanya semua dinar yang ada padaku pada saat itu. Saudaraku,
Perhatikanlah keadaan dunia ini, bagaimana ia bisa berubah dan bagaimana kenikmatannya pergi dan hilang, demi Allah orang yang terpedaya adalah mereka yang terpesona olehnya. Dan orang yang bahagia adalah orang yang mengetahui aibnya lalu ia meninggalkannya. Adapun musibah di dunia ini bermacam-macam, ada yang menimpa harta dan anak-anak dan adapula yang melucuti keislaman seseorang hingga akhirnya Ia terusir dan terasing dari agamanya.
Seseorang bercerita, “Aku pernah duduk di depan Hasan Al-Bahsri, tiba-tiba lewat di hadapan kami orang-orang yang sedang membawa orang yang terbunuh, ketika Hasan AlBahsri melihat orang itu, ia langsung jatuh pingsan, ketika ia siuman aku lalu menanyakan padanya apa gerangn yang menyebabkan dirinya menjadi pingsan. Beliau menjawab, “Orang ini adalah ahli ibadah yang paling utama, dan pembesar para ahli zuhud”. Aku berkata, “Wahai Abu Said (Hasan Al-Bahsri), ceritakan kepada kami kehidupan orang tersebut. Maka Hasan berkata, “Orang ini pernah keluar dari rumahnya untuk menuju ke masjid, di tengah perjalanan ia melihat seorang wanita Nasrani. Wanita Nasrani itu membuatnya tergoda…akan tetapi si wanita itu menolak untuk dinikahi kecuali bila ia mau memeluk agama Nasrani. Waktupun bergulir tak terasa masa pertemuan itu telah berlalu sekian lama, akan tetapi bekas yang ditinggalkannya semakin mendalam di hati. Hingga akhirnya setelah sekian lama kerinduan itu dipendam, maka ia memenuhi permintaan si wanita tersebut, dan resmilah ia keluar dari agama Islam.
Ketika ia telah masuk agama nasrani, maka terjadilah apa yang terjadi, si wanita muncul dari balik tirai dan berkata, “Wahai Tuan, tidak ada kebaikan padamu, engkau telah keluar dari agama yang telah engkau anut sekian lama hanya demi menuruti napsumu yang tak pernah puas. Akan tetapi aku justru akan meninggalkan agama nasrani demi mencari kenikmatan yang tidak akan fana sepanjang masa di hadirat Zat yang Esa tumpuan segala sesuatu”. Lalu ia membaca firman Allah SWT:
Qul huwallahu Ahad. Allahush-shamad. Lam yalid walam yulad. Walam yakullahu kufuwan ahad. Katakanlah, Allah itu Esa. Allah tempat bergantung segala sesuatu, Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya”. (QS.Al-Ikhlas: 1-4)
Orang-orang yang berada di sekitar tempat itu terheranheran oleh perbuatan wanita itu, lalu ditanyakan padanya, “Apakah engkau telah menghafal surat ini sejak dahulu?” ia menjawab, “Demi Allah, tidak…! Aku sama sekali tidak mengetahui surat itu, akan tetapi di saat laki-laki ini membujukku dengan segala upaya, maka aku melihat dalam mimpiku, seakan-akan aku masuk ke dalam neraka. Lalu ditampakkan tempatku di dalamnya, aku gemetar dan takut setengah mati. Maka malaikat berkata kepadaku, “Janganlah takut dan janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah telah menggantikan kedudukanmu di dalam neraka itu dengan laki-laki ini. Lalu malaikat memegang tanganku dan membawaku ke surga, di sana kutemukan secarik kertas bertuliskan, “Demi Allah, menghapus yang Ia kehendaki, dan menetapkan apa yang ia kehendaki. Dan di sisi-Nya Ummul Kitab”. (QS. Ar-Ra‟d: 39).
Kemudian malaikat Itu mengajariku surat Al-Ikhlas, aku menghafalnya dan mengulanginya hingga aku terbangun sementara aku telah menghafal surat itu. Berkata Hasan Al-Bashri, “Wanita itu masuk Islam, dan laki-laki itu mati terbunuh dalam keadaan murtad”. Inilah akibat mengikuti hawa napsu yang menggelincirkan ke dalam kesesatan dan membayang-kan kenikmatan yang hanya sesaat.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Heart_Laundry
#Jangan_Turut_Hawa_Nafsu