SADARLAH… WAHAI SAUDARAKU! 

Khazanah

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

Wahai  saudaraku yang lalai, sadarlah. Wahai mereka yang bergelimang dosa berhenti dan dengarkanlah peringatan. Demi Allah katakan kepadaku, “Siapakah yang lebih buruk kondisinya daripada orang yang diperbudak oleh hawa nafsunya? Dan siapakah yang lebih perdagangannya daripada orang yang menukar akhirat dengan dunianya?” 

 

Duhai…alangkah hebatnya kelalaian telah meliputi hatihati kita, dan alangkah dahsyatnya kebodohan yang telah menutupi aib-aib kita. Tidakkah kita melihat pedang-pedang maut di sekitar kita berkilauan, gemerincingnya menggema, utusannya telah datang, kedatangannya yang tiba-tiba menghapuskan segala alasan, panah-panahnya siap dilepaskan, dan ubun-ubun kita berada dalam cengkraman. Sampai kapan kita akan tetap berada dalam kondisi seperti itu? Apakah kita berupaya untuk hidup selamanya? Sekalikali tidak…! Demi Dzat yang Esa tumpuan dan harapan  segala sesuatu, sesungguhnya maut selalu mengintai, dan ia tidak membedakan bapak dan anak, oleh sebab itu, bersungguh-sungguhlah dalam berkhidmat pada Tuhanmu. Dan tinggalkan semua dosa, semoga Allah melindungimu. 

 

Saudaraku, sampai kapankah engkau lalai dengan tidurmu? Tidak maukah engkau beribadah di waktu siang dan malam? Tidakkah engkau perhatikan, di mana para penghuni istana-istana dan rumah-rumah mewah itu? Demi Allah, mereka telah dikelilingi oleh gelas-gelas kematian dan disambar oleh maut, sebagaimana burung menyambar bijibijian. Tak ada di dunia ini kekekalan bagi makhluk, sungguh kitab telah dilipat dan pena pun telah kering. 

 

Ketahuilah wahai saudaraku, pada hari kiamat nanti, akan didatangkan seorang yang telah mengumpulkan harta dengan cara yang halal dan menafkahkannya di jalan yang halal pula. Lalu dikatakan padanya berdirilah untuk dihisab. Kemudian ia dihisab dengan sebiji tumbuhan, sebiji jagung dan se perenam dirham. Ditanyakan padanya, “Darimana engkau mendapatkannya dan kemana engkau menafkahkannya?” 

Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai anak cucu Adam, apa yang ingin kalian perbuat dengan dunia? Sedangkan yang halal padanya akan dihisab dan yang haram padanya akan diazab.”  

 

Sebagian orang yang Arif berkata “Abu Yazid AlBusthami saat akan meninggal dunia menangis lalu tertawa, tak lama setelah kematiannya ia dilihat oleh seseorang dalam mimpi, maka ia ditanya, “Kenapa Anda menangis lalu tertawa saat meninggal?” Abu Yazid menjawab, “Ketika ruhku dicabut, Iblis la‟natul-lah mendatangiku dan berkata, „Wahai Abu Yazid, engkau telah terlepas dari jantungku‟, maka saat itu aku menangis pada Allah SWT. Kemudian turun padaku malaikat dari langit dan berkata padaku, „Wahai Abu Yazid, Allah pemilik kemuliaan berkata kepadamu jangan takut dan bersedih, tapi bergembiralah dengan surga.‟ Maka aku tertawa dan ruhku dicabut.” 

 

Saudaraku, berapa harikah yang telah engkau habiskan untuk mengulang-ulangi kata “nanti”, betapa banyak waktu yang telah kau sia-siakan dengan melalaikan kewajibanmu. Tetapi betapa banyak telinga yang sempurna pendengarannya tapi tidak dapat digetarkan oleh peringatan dan ancaman. 

 

Dikatakan kepada Jabir bin Zaid saat ia menghadapi kematiannya, “Apakah yang Anda inginkan?” beliau menjawab, “Memandangi wajah Al-Hasan.” Lalu hal itu disampaikan kepada Al-Hasan, maka ia mendatangi Jabir dan berkata, “Wahai Jabir, apa yang engkau rasakan?” Jabir menjawab, “Kudapati ketetapan Allah yang tidak bisa ditolak, wahai Abu Zaid, ceritakan kepadaku salah satu hadits yang kau dengar dari Rasulullah Saw.” Al-Hasan pun berkata, “Wahai Jabir, Rasulullah Saw. bersabda, “Orang yang beriman di hadapan Allah senantiasa berada berada di jalan kebaikan. Jika ia bertaubat maka Dia akan menerima-nya, jika ia minta ditangguhkan, Allah akan menangguhkannya, dan jika ia mengemukakan alasan pada-Nya niscaya alasannya akan diterima, adapun tanda-nya ia akan merasakan dingin di dadaku”. Lalu Jabir melanjutkan, “Ya Allah, sesungguhnya diriku sangat mengharapkan ganjaran dari-Mu, maka jadikanlah persangkaanku sebuah kenyataan, dan amankanlah aku dari rasa takut dan galau.” Kemudian Jabir bersyahadat dan berpulang ke alam baqa. 

 

Saudaraku, lihatlah pribadi yang agung. Dan marilah kita kembali kepada-Nya, menyadari akan segala kekhilafan sembari melembutkan hati dan mencahayai jiwa yang gelap gulita dari mengingat-Nya. 

 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#Heart_Laundry

#Sadarlah_Wahai_Saudaraku

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *