Oleh : Fernando Jefri Okta ( Aktifis HMI Dharmasraya)
matarakyat24.com – Dharmasraya, 15 September 2025. Pendidikan adalah wajah masa depan bangsa. Namun, realitas pendidikan Indonesia hari ini masih diwarnai berbagai krisis, kesenjangan akses antara kota dan desa, rendahnya kualitas pembelajaran, hingga biaya pendidikan yang terus melambung.
Menyikapi kondisi tersebut, aktifis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dharmasraya Fernando menegaskan komitmennya untuk hadir sebagai bagian dari solusi
“Pendidikan hari ini adalah wajah Indonesia esok. Jika kita gagal menjawab persoalan pendidikan, maka kita sedang mempertaruhkan masa depan bangsa,” tegasnya.
Menurutnya, ada tiga langkah penting yang perlu diambil HMI untuk merespons krisis pendidikan:
- Memperkuat tradisi intelektual kader melalui budaya baca, diskusi, dan riset agar lahir generasi pemimpin yang kritis.
- Turun langsung ke akar rumput dengan menghadirkan program nyata seperti bimbingan belajar gratis, literasi digital, dan rumah baca di daerah tertinggal.
- Menjadi mitra kritis pemerintah dengan mengawal kebijakan pendidikan agar berpihak pada rakyat kecil dan tidak sebatas proyek birokrasi.
Selain itu, HMI juga mendorong pemanfaatan teknologi digital sebagai terobosan penting dalam pendidikan. Dengan digitalisasi, proses belajar dapat lebih inklusif dan menjangkau masyarakat luas, termasuk di daerah terpencil.
“HMI bukan hanya pengkritik, tetapi juga pencipta solusi. Kami ingin memastikan bahwa krisis pendidikan ini menjadi momentum lahirnya perubahan,” tambahnya.
Sejak berdiri pada 1947, HMI telah melahirkan banyak tokoh bangsa. Kini, organisasi mahasiswa Islam terbesar di Indonesia itu kembali meneguhkan tekad sejarahnya: memastikan generasi muda tidak terjebak dalam krisis pendidikan berkepanjangan.
Krisis pendidikan adalah krisis masa depan. Bagi HMI, menjawab krisis ini bukan sekadar pilihan, melainkan panggilan sejarah untuk terus berkontribusi bagi bangsa dan umat. ***