Literasi Digital dan Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci Strategis Cegah Stunting di Indonesia

Matarakyat24.com, Jakarta, 30 Juli 2025 — Pencegahan stunting tak lagi cukup dilakukan dengan pendekatan medis semata. Forum Diskusi Publik bertema “Pencegahan Stunting” yang digelar secara daring pada Selasa, 29 Juli 2025, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor, pemanfaatan teknologi digital, serta komunikasi publik yang kuat sebagai senjata utama dalam perang melawan stunting di Indonesia.

Anggota Komisi I DPR RI, Rachel Maryam Sayyidina, menekankan bahwa stunting adalah persoalan multidimensi. “Ini bukan hanya isu gizi dan kesehatan, tetapi juga menyangkut pembangunan sumber daya manusia, ketahanan nasional, hingga masa depan diplomasi bangsa. Stunting mencerminkan ketimpangan informasi, rendahnya literasi gizi, serta keterbatasan akses layanan dasar, terutama di daerah tertinggal dan perbatasan,” ujarnya.

Merujuk data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting nasional memang menunjukkan penurunan ke angka 18,9%. Meski patut disyukuri, angka tersebut masih jauh dari target ideal dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Rachel menegaskan, edukasi publik harus dilakukan secara masif dan menyeluruh melalui media digital, siaran publik, serta platform komunikasi berbasis komunitas.

“Komisi I terus mendorong agar Kominfo dan lembaga penyiaran publik seperti TVRI dan RRI menjadi motor edukasi kesehatan keluarga, terutama dalam menyebarkan informasi tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan,” tambahnya. Ia juga menyoroti peran strategis TNI dalam mendukung layanan kesehatan di wilayah rawan stunting, serta pentingnya perluasan infrastruktur telekomunikasi sebagai syarat mutlak keberhasilan kampanye pencegahan.

Senada dengan hal tersebut, Gun Gun Siswadi, pegiat literasi digital, menyatakan bahwa teknologi bisa menjadi akselerator dalam perubahan perilaku masyarakat terkait gizi dan pola asuh anak. Menurutnya, aplikasi mobile, sistem pemantauan digital, hingga penggunaan chatbot AI dan augmented reality dapat menjadi sarana edukatif yang efektif dan inklusif. Bahkan, sistem big data dan wearable device dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko stunting lebih awal dan mengarahkan intervensi berbasis data secara real-time.

Namun ia mengingatkan, “Teknologi harus dirancang inklusif dan disertai pelatihan literasi digital yang menjangkau hingga lapisan masyarakat paling bawah. Kolaborasi perguruan tinggi, startup teknologi, NGO, dan pemerintah daerah adalah kunci dalam menciptakan ekosistem digital pencegahan stunting yang berkelanjutan.”

Melengkapi pandangan tersebut, Yanto, Ph.D., Wakil Dekan Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, menyoroti bahwa stunting adalah cerminan dari ketidakadilan struktural: mulai dari minimnya pendidikan ibu, buruknya sanitasi, hingga pengasuhan yang tidak mendukung pertumbuhan anak. Ia menekankan bahwa pendekatan sistemik dan lintas sektor sangat dibutuhkan.

“Bicara stunting, kita sedang bicara tentang masa depan bangsa. Stunting bukan hanya persoalan tinggi badan, tapi kemampuan berpikir, belajar, hingga daya tahan tubuh generasi mendatang. Kalau kita gagal hari ini, maka kita menyiapkan generasi yang lemah untuk masa depan,” ujarnya.

Yanto juga menyerukan pentingnya digitalisasi dalam pemetaan dan pemantauan prevalensi stunting, serta mengusulkan pengembangan dashboard nasional yang bisa diakses oleh pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat sebagai alat monitoring terpadu.

Diskusi publik ini menyepakati bahwa upaya pencegahan stunting harus menjadi gerakan nasional yang melibatkan seluruh elemen: pemerintah pusat dan daerah, dunia pendidikan, komunitas teknologi, TNI, media, hingga individu. Literasi digital yang kuat, komunikasi publik yang efektif, dan dukungan kebijakan multisektor menjadi fondasi penting menuju Indonesia yang sehat, unggul, dan berdaya saing global.

Dengan sinergi nasional dan pemanfaatan teknologi secara strategis, harapan untuk menghentikan rantai stunting bukanlah utopia, tetapi sebuah keniscayaan yang dimulai dari tindakan hari ini.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *