Studium General STIT YPI AL-YAQIN Muaro Sijunjung Hadirkan Dekan UIN Mahmud Yunus Batu Sangkar

Penyampaian materi Kuliah Umum oleh Dr. Rizal, M.Ag dan foto bersama peserta Studium General STIT YPI AL-YAQIN Muaro Sijunjung

Matarakyat24.com, Sijunjung – Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) YPI AL-YAQIN Muaro Sijunjung menggelar Studium General (Kuliah Umum) pada hari Minggu ba’da Dzuhur (01/09/2024). Studium General rutin dilakukan sebelum dimulainya perkuliahan biasa setiap tahunnya. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua I STIT YPI AL-YAQIN Muaro Sijunjung Yusriandi,  kepada Matarakyat24.com.

Kuliah Umum ini dibuka oleh Ketua STIT YPI AL-YAQIN Awang Ringgit, S.H.I, M.Sy, dengan di dampingi Wakil Ketua I Yusriandi, S.Th.I, M.Hum,  Wakil Ketua II Drs. Nasrul, M.M.Pd, Wakil Ketua III Odsisa Putra, M.Pd.I, Ketua Prodi Emilza Tri Murni, S.Pd.I, MA. Dan dihadiri seluruh dosen dan staff STIT AL-YAQIN serta puluhan mahasiswa/i baru tahun ajaran (TA) 2024 – 2025.

Kegiatan yang mengambil tema “Optimalisasi Produktivitas Mahasiswa dalam Menunjang Akreditasi” menghadirkan Asesor BAN PT yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mahmud Yunus Batu Sangkar, yakni Dr. Rizal, M.Ag, CRP sebagai narasumber.

Dalam Kuliah Umum yang berlangsung selama 2 jam lebih tersebut, Rizal menyampaikan bahwa pentingnya menyesuaikan diri dengan perubahan.
“Mahasiswa yang lebih maju itu adalah yang yang paling cepat merespon perubahan. Apapun perubahan yang terjadi, ketahui, pahami dan lakukan,” ujar Rizal.

Menyinggung tentang Permendikbud no. 53 tahun 2023 yang mengatur Akreditasi Perguruan Tinggi, dimana terdapat 4 kategori Akreditasi yakni Terakreditasi, Tidak Terakreditasi, Unggul dan Internasional. Sesuai Salah satu isi Permendikbud no. 53 tahun 2023 yaitu skripsi sudah tidak wajib lagi, Rizal menyampaikan bahwa ada pilihan bagi mahasiswa untuk menulis skripsi atau artikel.

“Jika ada mahasiswa STIT AL-YAQIN yang mempelopori menulis artikel, di upload ke aplikasinya dan diterima, maka seluruh mahasiswa STIT AL-YAQIN tidak perlu lagi menulis skripsi, cukup artikel saja. Itu akan berpengaruh pada penilaian Akreditasi,”.

“Termasuk jika ada mahasiswa yang menjadi marbot Musholla atau mesjid dibebaskan KKN, di konversikan. Atau bisa juga diupayakan tempat PPL mahasiswa/i ditempat mereka bekerja sebelumnya. Contoh yang sudah menjadi guru honor maka diusahakan agar tempat PPL nya juga di sekolah tersebut. Jika itu dilakukan, maka tidak mungkin STIT AL-YAQIN akan terkenal, Akreditasinya bagus dan didatangi oleh banyak orang untuk menuntut ilmu karena banyaknya kemudahan tadi,” papar Rizal.

“Masa depan bukanlah sebuah tempat yang akan dituju, tapi masa depan adalah sebuah keadaan yang kita ciptakan. Mahasiswa harus berani mengambil alih, confidence, action karena apapun yang dilakukan mahasiswa akan mempengaruhi dan mendukung Akreditasi. Baik itu IPK, Organisasi Mahasiswa, penelitian bersama dosen ataupun prestasi ekstra lainnya di berbagai bidang, dokumentasikan dan viralkan karena Akreditasi itu berbasis data bukan hanya cerita,” lanjut Rizal.

“Kalau budaya akademik seperti ini yang diterapkan di kampus STIT AL-YAQIN, maka  bisa jadi tercapai Akreditasi Unggul bahkan Internasional. Akreditasi penting bagi mahasiswa ataupun alumni, antara lain sebagai pantulan kualitas pendidikan, syarat untuk bekerja di perusahaan, syarat untuk menjadi PNS, sadar kualitas dan mampu bersaing,” tutup Rizal.

Yusriandi, S.Th.I, M.Hum, tampil sebagai moderator diskusi yang digelar setelahnya. Para mahasiswa/i yang hadir sangat antusias bertanya dan menanggapi materi yang disampaikan oleh narasumber. Berbagai tips dan kiat untuk memajukan kampus STIT AL-YAQIN maupun motivasi diberikan dengan penuh semangat oleh Rizal selaku narasumber. Acara berlangsung sampai sore, ditutup dengan penyerahan cendera mata kepada narasumber. (Hasnawati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *