Riset Inovatif Mahasiswa Doktoral UIN Sunan Kalijaga Soroti Peran AI dalam Penguatan Ketahanan Keluarga Islami

Depok, 29 Oktober 2025 — Peneliti muda sekaligus mahasiswa doktoral UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Zezen Zainul Ali, mencuri perhatian dalam forum ilmiah internasional The 24th Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+ 2025) yang digelar oleh Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok, 29–31 Oktober 2025.

Mengusung tema besar “Islam, Ecotheology, and Technological Transformation: Multidisciplinary Innovations for an Equitable and Sustainable Future,” konferensi ini menjadi ajang penting bagi akademisi dunia untuk mendiskusikan sinergi nilai-nilai Islam, sains, dan teknologi dalam menjawab tantangan global. AICIS+ 2025 juga menandai arah baru pengembangan ilmu keislaman di Indonesia — dari pendekatan normatif menuju paradigma interdisipliner yang aplikatif.

Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A., yang menegaskan bahwa AICIS+ bukan sekadar forum akademik, melainkan ruang kolaborasi global yang menghadirkan solusi kemanusiaan melalui perpaduan spiritualitas dan sains modern. Sejumlah sesi pleno dan panel paralel menghadirkan topik-topik krusial, mulai dari Ecotheology and Environmental Sustainability, Islamic Law and Eco-Feminism, hingga Public Health in Muslim Societies.

Dalam forum tersebut, Zezen memaparkan penelitian berjudul “Family Resilience and Technological Transformation: An Assessment Study of the DNA Talent Platform in Marriage Counseling to Create Sustainable Families.” Riset ini mengkaji bagaimana inovasi digital melalui Platform TalentDNA dapat digunakan dalam layanan bimbingan perkawinan untuk memperkuat ketahanan keluarga.

Platform yang dikembangkan melalui kolaborasi Pimpinan Pusat Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) dan Universitas Ari Ginanjar (UAG) ini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk membantu calon pasangan memahami potensi diri, gaya komunikasi, dan nilai personal secara ilmiah. Pendekatan tersebut diharapkan mampu membangun keluarga berkelanjutan berdasarkan prinsip sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Zezen menjelaskan bahwa asesmen berbasis TalentDNA terbukti efektif dalam mengenali kecenderungan perilaku pasangan, meningkatkan empati dan pemahaman emosional, menumbuhkan rasa saling menghargai, serta membantu pasangan menyusun visi keluarga yang adaptif terhadap perubahan sosial dan teknologi. Ia menegaskan, meskipun teknologi berperan penting, intervensi konselor dan penyuluh tetap dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan moral dan spiritual dalam proses bimbingan.

Melalui riset ini, Zezen memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan model konseling pranikah berbasis data dan nilai-nilai Islam. Ia berpendapat bahwa integrasi antara kecerdasan buatan dan pendekatan keagamaan adalah strategi penting untuk membangun keluarga tangguh di era digital. Dukungan PP APRI dan UAG diharapkan dapat memperkuat implementasi hasil riset tersebut dalam kebijakan pendidikan pranikah serta program bimbingan keluarga di berbagai lembaga keagamaan dan pemerintahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *