Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
“Cintai Ayat-ayat Ilahi, maka rezeki akan menghampiri.” Abdul Hakim El Hamidy
Inpirasi Daru Guru Ngaji
Ia adalah seorang guru mengaji, namanya Imam Taufik. Setiap harinya ia menjadi guru mengaji di masjid Al-Manar, kompleks Deplu. Di sana ia memiliki kenalan jamaah masjid seorang ibu, yang selalu memanggilnya “Pak Haji”.
Suatu hari, Imam pernah memohon kepada si ibu untuk tidak memanggilnya Pak Haji, karena ia belum menjadi haji, dan ia memang belum mampu menunaikan rukun Islam yang kelima itu. Tapi, si ibu terus memanggilnya Pak Haji. Entah apa maksud dan tujuan si ibu dengan panggilan itu. Imam tidak tahu pasti dengan alasan itu. Pada suatu hari, tanpa diduga si ibu itu meminta Imam untuk mengantarnya pergi ke sebuah bank syariah.
Tanpa diduga, ternyata ia ingin mendaftarkan Imam untuk berangkat ke Baitullah. Si ibu mengeluarkan uang kurang lebih senilai 27 juta (jika dinilai sekarang lebih dari 50 juta) dan memberikannya kepada Imam. Betapa terharunya Imam, ia pun bersyukur dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Mungkin, itulah anugerah Allah untuk membalas keikhlasan Imam dalam memimpin majelis ta‟lim yang selama ini ia pimpin.
Sejatinya, kehidupan Imam ini cukup mem-prihatinkan, tetapi ia sangat ulet dalam berusaha. Ia tak pernah malas dan putus asa dalam menafkahi istri dan ketiga anaknya. Usahanya dari mulai ber-jualan sembako, menjual pakaian terus dilakoninya. Dia selalu berprinsip untuk tidak menjadi beban siapapun. Hari-harinya selalu dipenuhi optimisme dan keyakinan yang tinggi kepada Allah.
Walaupun kesehariannya sibuk berusaha keras menafkahi keluarganya, tetapi dia selalu menyempatkan dirinya untuk membaca, dan mempelajari serta menghafal Al-Qur`an, sehingga saat itu tidak kurang dari 9 juz surat yang sudah dihafalnya.
Ternyata keajaiban yang dialami Imam tidak hanya dalam mendapatkan ongkos haji gratis saja, tetapi di kesempatan lain juga pernah dihibahkan sebuah motor oleh seorang laki-laki, karena laki-laki itu kasihan dengan kondisi motor Imam yang sudah tua dan selalu mogok.
Tentu saja, karena mungkin lelaki itu merasa ingin lebih memudahkan urusan Imam. Dalam kesempatan lain, tanpa diduga Imam juga pernah menerima sebuah handphone baru, kebetulan handphone miliknya itu memang dalam keadaan rusak.
Inilah keagungan dan kasih sayang Allah yang diberikan-Nya kepada Imam. Ketika Imam telah mencoba membantu agama Allah dan memperluas syiarnya serta mencintai kalam-Nya dengan sepenuh jiwa, maka Allah pun tak segan-segan untuk melimpahkan berjuta karunia-Nya. Saya yakin, tidak hanya Imam yang berpeluang mendapatkan anugerah yang menyenangkan itu, Anda pun bisa. Masalahnya, apakah Anda mau hal itu terjadi dalam kehidupan Anda? Segeralah berbisnis dengan-Nya dan bersaing dengan para shalihin lainnya.
Membaca Ayat-ayat Nya Menghundarkan Anda Dari Bala
Pernahkah Anda jatuh cinta kepada seseorang? Apa yang Anda rasakan ketika Anda menerima sepucuk surat dariNya? Tentunya hati Anda langsung berbunga-bunga dan berbahagia. Padahal kekasih Anda bukanlah orang yang sebenarnya memberikan kontribusi besar dalam kehidupan Anda.
Apakah Anda pernah merasakan jatuh cinta kepada Sang Maha Pencipta? Apa yang Anda rasakan ketika Anda menerima mushaf Al-Qur`an? Padahal Al-Qur`an adalah catatan dan seruan kekasih sejati kita, yang telah menciptakan kita, yang telah membiarkan kita untuk selalu bernafas setiap harinya. Pernahkah Anda selalu merasa bangga ketika menyentuh Al-Qur`an? Pernah hati Anda bergetar ketika meman-dangnya? Pernahkah Anda bertambah cinta kepada Allah ketika membacanya? Pernahkah Anda ter-senyum atau menangis dengan kisah yang ada di dalamnya? Pernahkah Anda takut dengan ancaman-nya? Jika Anda orang yang selalu membaca ayatayat-Nya, semoga Anda termasuk orang yang telah dipilih Allah untuk menikmati keindahan-Nya dan mampu menjalankan keindahan syariat-Nya.
تَتَارَكََ ا ذلٍَِّي بيَِدِهَ الْ ُيمَُِْ وَُْ َ عَََََ كََُِّشَََْءٍَ كدَِيرٌَ ١ ا ذلَِّيَخَيَقََ الْ َ تََْ وَالََِْْيَاةََ َلِتَيُْ َكًَُ َْ َأيلًُُّ َْ َأحْسَ ََُ َخََ ٍَلا وَْ ُ َََٔاىعَْزيِزَََُ اىغَْفُٔ رَََُ ٢ َ
“Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk [67]: 1-2)
Sungguh, ayat-ayat Allah adalah catatan-catatan cinta penuh makna dan keajaiban. Tidak akan ada manusia yang pernah bisa mengubahnya. Dia adalah mukjizat yang paling dahsyat yang dianugerahkan-Nya kepada Nabi Muhammad Saw. Membacanya menjadikan manusia mendapatkan pahala. Menelusuri ayat-ayat-Nya menjadikan manusia bertambah ilmunya, menjadikannya sahabat, menjadikan Anda sehat lahir dan batin. Ayat-ayat Allah adalah kendaraan terbaik menuju ridha dan surga-Nya serta menjauhkan manusia dari bala dan siksa neraka. ي اَ أَحُّ َا َالنذاسَُ اخْتُدُوا َرَ ذبلًُ َُ ا ذلَِّي خَيَلَلًُ ْ وَا ذلَِّي َ ِ ْقَتيَْلًُِ َْ َىَعَ ذيلًَُ َْ تَ ذتلُٔنََ َ٢١ ا ذلَِّي َجَعَوََ ىلًَََُ َُ الَأَرضٌََََََْ
فرَِاشًا وَال ذس َاءََ ة َاءًَ وَأَُ زَْلََ َِ ال ذس َاءَِ َاءًََ فأَخَْرَجََ ة َ ٌِ ََََالثذ َرَاتَََِِ رزِكْاًَ ىلًَُِ ْ فَلٍِاَ تََعََْيُ اََ ذلَِِلََ أَ دَْادًَاَ وَأجتًُْْ َْ تَعْيَ ُ نََََِِّ ٢٢ وَإِِنَْ َنُ تًُْ ْ فَِ رَيبٍََْ م ذا َُ ذزَِلنْاَ عََََِ خَتدِْ اَ َفَأتُ ا َبسٍُِٔ رَةٍَ ِ َََْثيِْ وَادْعََُ ا شَُ َدَاءَكًَُ ََْ ْ دُونَِ ا ذلِلَِ إنَِْ نُ تًُْ ْ صَادقِيٌََََِ ٢٣ فِإَنَِْ لًَ ْ تَفْعَيُ اُ وَىَ ْ تَفِْعَيُ ا فاَ ذتلُ ا الَنذارََ َا ذىتَِِ َوَكُ دُِ َاَالنذاسَُ وَالَْْجَِاِرَةَُ أعَِ ذدتَََْ َليكََْفِريِ َ ٢٤ وَبشََِِِّ ا ذلَّي َ آٌ َ ُ اَوعََ ئُ اَ ال ذصالَِِْاتََِ َأ ذنَ لَُ ْ َجَ ذاتٍََ تَََرِْي ْ تََتِْ َا الأجْ َاِرََُكُُذ َاِ رُزُكُِ ا ْ َا ِ ْ ثَ َرَةٍََ َرزِكْاً كَالُ ا َذَاٌ َا ذلَِّي َرُزقِْ َا ْ َقَتوَُْ وَأتُ ا ةٌََِِّ َ ٌُتشٌََاةَِ ًا َوَلَ ُٓ ًَْ فيَِ ا َأزَْوَاجٌَ َ ٌُطَ ذرَةٌَ َوَْ ُ ًَْ فَيِ َٓاََخَالُِِونَََ ٢٥ َ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutusekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur`an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur`an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) – dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, „Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu.‟ mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 21-25)
Hidup Bersama Al Qur’an Akan Diliputi Nikmat
Syaikh Sayyid Quthb, di dalam muqaddimah tafsir Fi Zhilalil Qur`an mengungkapkan, “Hidup di bawah naungan AlQur`an merupakan suatu kenikmatan. Kenikmatan yang tiada dapat dirasakan, kecuali hanya oleh mereka yang benar-benar telah merasakannya. Suatu kenikmatan yang akan mengangkat jiwa, memberikan keberkahan dan mensucikannya. Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan kenikmatan pada kita untuk hidup di bawah naungan Al-Qur`an.”
Melalui Al-Qur`an, kita dapat menyelami berbagai makna ayat-ayat-Nya dan merasakan keagungan-Nya. Keajaiban tentang kisah orang-orang yang merasakan keagungan Al-Qur`an telah diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Imam Zuhri, bahwa suatu ketika, Abu Jahal, Abu Lahab dan Akhnas bin Syariq, yang secara sembunyi-sembunyi mendatangi rumah Rasulullah Saw. pada malam hari untuk mendengar-kan lantunan ayat-ayat Al-Qur`an yang dibaca oleh Rasulullah Saw. dalam shalatnya. Mereka bertiga memiliki posisi tersendiri, yang tidak diketahui oleh yang lainnya.
Hingga ketika Rasulullah Saw. usai melaksanakan shalat, mereka bertiga memergoki satu sama lainnya di jalan. Mereka bertiga saling mencela, dan membuat kesepakatan untuk tidak kembali mendatangi rumah Rasulullah Saw. Namun pada malam berikutnya, ternyata mereka bertiga tidak kuasa menahan gejolak jiwanya untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat tersebut.
Mereka mengira bahwa yang lainnya tidak akan datang ke rumah Rasulullah Saw., dan mereka pun menempati posisi mereka masing-masing. Ketika Rasulullah usai melaksanakan shalat, mereka pun memergoki yang lainnya di jalan. Dan terjadilah saling celaan sebagaimana yang kemarin mereka ucapkan.
Kemudian pada malam berikutnya, gejolak jiwa mereka benar-benar tidak dapat dibendung lagi untuk mendengarkan Al-Qur`an, dan merekapun menempati posisi sebagaimana hari sebelumnya. Dna manakala Rasulullah usai melaksanakan shalat, mereka bertiga kembali memergoki yang lainnya. Akhirnya mereka bertiga membuat mu‟ahadah (perjanjian) untuk sama-sama tidak kembali ke rumah Rasulullah Saw. guna mendengarkan Al-Qur`an.
Masing-masing mereka mengakui keindahan Al-Qur`an, namun hawa nafsu mereka memungkiri kenabian Muhammad Saw.
Ingatlah Allah, Dia Mengingat Anda
Ketika saya terbangun, terkadang saya merenung: “Ya Rabb, apakah aku termasuk hamba-Mu yang layak mendapat ridha, cinta dan surga-Mu, hanya di saat susah, miskin, bangkrut, banyak utang, sakit, terkena musibah, saat mendengar kematian atau bahkan hanya dikala tersandung batu. Padahal aku sering bertutur, bahwa aku mencintai-Mu, dan beriman kepada-Mu, Rasul-Mu, Kitab Suci, Malaikat, hari Akhirat, Qadha dan Qadar, serta surga dan neraka-Mu. Tapi ternyata, sampai detik ini aku masih belum mampu menunjukkan cinta dan pengorbananku kepada-Mu. Ya Rabb, ampunilah dosaku yang sudah menggunung ini dan kuatkanlah hamba ini untuk lebih mengenal-Mu, agar aku dapat mengabdi kepada-Mu secara benar”.
Ratapan itu, mengingatkan saya kepada kisah tentang seorang laki-laki, yang mengaku sangat menyukai seorang wanita dan dia bersumpah akan memberikan apa saja kepadanya, bahkan dia sesumbar akan mengorbankan harta dan jiwa untuknya, tetapi dia tidak pernah mengetahui nama wanita itu karakternya, wajahnya, alamatnya, tidak pernah mendengar tentang dirinya.
Seorang Muslim juga terkadang mengaku bahwa dirinya mencintai Allah, tetapi banyak di antara mereka yang tidak mengetahui nama-nama dan sifat Allah, bagaimana mungkin Allah akan membarter cinta manusia dengan surga-Nya, jika namanya saja tidak diingat hamba-Nya. Karenanya, kesuksesan seseorang dalam berbisnis dengan Tuhan, salah satunya ditentukan dengan tingkat mereka dalam mengenal Asma (nama-nama) Allah, yang dalam akidah Islam disebut Tauhid Asma wa Sifat, yaitu mengakui dan memercayai nama-nama dan sifat-sifat Allah yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur`an dan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang menjaganya (menghafalnya) maka ia akan masuk surga.” Dan hadis lain, “Tidak beriman jika seseorang mengingkari (menolak) semua atau sebagian dari Asma dan sifat Allah dan mengingkari sesuatu darinya adalah kufur.”
“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr [59]: 23-24)
Jika kita ingin diingat dan ditolong Allah, maka pastikan diri ini selalu mengingatAllah dan meng-agungkan Asma-Nya di manapun kita berada. Dalam Al-Qur`an dan Hadis banyak terdapat perintah dan keutamaan orang-orang yang memperbanyak zikir. Bagi seorang Mukmin, mengingat Tuhan bukan hanya ketika kepepet utang saja, tetapi semestinya kapan saja dan dimana saja
.ا ذلَِّي َ يذَْنُرُونََ ا ذلِلََ قيِاَ ًا وَقُعُ دًا وَعَََََجُِ ُ ب ْ َوَيَتَفَ ذهرُونَََفَِ خََيقَِْ َال ذس َاوَاتَِ وَالأرضَِْ َرَ ذب َا َ َا خَيَلْتًَََِِٓ َذَا ةاَطِلاَسُتحَْاَ مَََ فَلِ َاَعَذَِابٍََََالنذارََِ ١٩١ رَ ذب َا إُِذمَََ ٌَ َََْتَدُْخِوََِالنذارَََفَلَدََْ أخُْزَيتَْ ََُّوَ َاَ لي ذظالِ ِيَََ ٌِ َََْأَُ صَْارٍََ ١٩٢ “Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan siasia, Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Ali Imran [3]: 191-192)
Rasulullah bersabda, “Tidaklah suatu kaum duduk berzikir kepada Allah, melainkan para malaikat menebarkan rahmat kepada mereka, akan turun kepada mereka ketenangan dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para malaikat-Nya.”
Saudaraku, rahmat sudah tertebar, ketenangan sudah datang, rezeki apa lagi yang lebih bernilai dari ini semua?
Bukankah harta bisa saja ludes dan usaha bisa saja bangkrut kalau Allah sudah murka kepada kita? Dengan demikian, berzikir merupakan jalan mulus menarik keberlimpahan dan rezeki ketenangan.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Kaya_Raya_Dengan_Modal_Cinta
#Mencintai_Ayat_Ayat_Illahi
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?